[Freelance] The Lucifer

1151067_581360658588203_119634772_n

 

The Lucifer

 

Author :

TinkerRose

Riska normalita
@RiskaKAIIka

 

Judul : The Lucifer

 

Genre : Fantasy , Horror , Romance

 

Length :  Oneshot

 

PG : 19+

 

Kunjungi blog saya ^ ^ : http://tinkerrose.wordpress.com

 

Sudut pandang : Cast dan Author

 

Perhatian :

Ini hanya fanfiction bukan KENYATAAN! Ini adalah hasil karya saya dan alam bawah sadar saya. Dan ini mengandung iluminati yang kuat jadi saya mohon ff ini jangan sampai di bawa ke hati atau pun mempercayai cerita ini.

Main Cast :

          Oh Sehun (EXO-K)

          Kim Jihyun (OC)

 

 

NB :

Annyeong!!!! Minka dateng!!! :D, kali ini saya mau buat ff yang mempunyai genre yang bikin bulu roma remang. okk nikmatin aja ff ngacok minka ini, okk kita cekidot aja yaa XD.

PERINGATAN INI FF BANYAK ADENGAN YANG GAK BOLEH DI TIRU APA LAGI ANAK-ANAK! LIHAT BATASAN UMUR!

SELAMAT MEMBACA

 

 

 

 

 

 

 

 

Pov Jihyun

 

“Silakan masuk Nona Jihyun”

Aku tersenyum ramah pada seorang wanita paruh baya yang berada di depan pintu kediamannya. Aku sempat kagum pada wajahnya yang masih terlihat cantik dan mulus meski garis wajah yang menandakan umurnya sudah tak muda lagi.

“iya nyonya Oh”

Aku pun masuk ke dalam rumah yang sangat besar bak istana ini, perabotan klasik di rumah menambah kesan bahwa rumah ini sudah ada sebelum abad pertengahan hingga tanpa sadar mulut ku menganga. Apakah aku berada di jaman kekuasaan Ratu Victoria? Benar-benar klasik, aku suka.

“Bisa kau pertimbangkan nona Jihyun?”

Perhatian ku yang tadi tertuju sepenuhnya ke arsitektur rumah ini hilang ketika nyonya Oh memanggil ku.

“Ah ya? Itu saya  kurang  yakin nyonya, saja juga punya jadwal kuliah yang kadang tak bisa di kontrol

Nyonya Oh terlihat sedih, aku juga ingin membantunya tapi aku sudah akan memasuki semester akhir dan tentu itu perlu persiapan ektra dan tenaga yang besar. Oh yaa aku Kim Jihyun, umur ku 22 tahun dan sekarang menjalan kuliah semester 3. Seperti jurusan yang aku ambil aku ingin menjadi seorang guru, itu ada keinginan ku dari menginjak di sekolah menengah akhir.

“Baiklah, aku juga tidak bisa memaksa mu nona Jihyun”

Aku tersenyum tidak enak, aku merasa tidak enak padanya. Ia sudah bertanya pertanya yang sama selama tiga kali berturut-turut dan itu artinya ia sangat membutuhkan ku. Aku seorang guru privat yang mengajar beberapa anak-anak kecil yang berusia delapan hingga sepuluh tahun, kini aku mengajar sebagai guru rumahan atau Home Schooling. Aku dengar anak yang aku ajar ini berumur sekitar 11 tahun, semenjak pindah rumah sekitar setahun yang lalu ia tidak mau keluar rumah dengan alasan tidak suka suasana baru di sekitar. Tapi menurut ku rumah ini sudah sangat mendekati kata sempurna untuk katagori tempat berteduh.

“Maaf nyonya Oh”

“Tidak masalah, aku sangat mengerti kesulitan mu”

“Terimakasih”

Aku kembali kagum pada senyumanya. Ia sangat cantik dengan umur yang mengijak 45 tahun, aku lihat ia seperti bukan keturunan asli warga korea, itu terlihat sekali dengan matanya yang  besar dan itu sudah sangat sukses membuat ku kagum pada ibu beranak satu ini.

“Kalau begitu aku akan mengajak mu bertemu Sehun”

Sehun, ya Oh Sehun. Menurut ku pribadi nama itu berbeda, ada kesan tegas dan misterius di nama itu hingga membuat ku menerka-nerka bagaimana rupa bocah yang memiliki nama itu.

“Silakan ikut aku”

“Baik nyonya”

Aku pun mengikuti langkahnya. Kami pun melewati lorong yang ku rasa sangat menakutkan, yaa gelap, tapi ketika nyonya Oh menyalakan lampu di lorong itu aku sempat mengumpat tanpa aku sadari. Penuh dengan Lukisan yang semakin meyakinkan ku jika rumah ini dulunya milik orang Belanda atau Ingris. Aku pun kembali mengikuti sambil melihat-lihat lukisan di sana. Lalu mata ku tertuju pada pintu, yaa sebuah pintu bahkan satu-satunya di lorong itu. Pintu itu terlihat tidak tertutup dari samping aku melihatnya.

Aku melihat seseorang yang berdiri di dalam ruangan gelap itu. Seorang pria, tepat di samping jendela seperti menyandarkan dirinya. Aku berjalan pelan sambil melihatnya, hingga sang pria yang tadinya menunduk perlahan mengangkat kepalanya dan melihat ku. Aku tersentak, matanya berwarna merah. Membuat ku lemas seketika dan berhenti dan memandang ke arah lain.

“Nona Jihyun, anda kenapa?”

Aku pun memutar kepala ku cepat ke arah nyonya Oh yang terlihat bingung melihat tingkah ku. Aku pun melihat ke arah tadi di mana orang itu berdiri tapi yang ku lihat kosong, aku hanya bisa mengaga saja.

“Ada apa nona Jihyun?”

Aku lalu menunjuk ruangan itu sambil menggagap pelan seperti orang cacat. Tak lama nyonya Oh tersenyum lalu masuk ke dalam ruangan itu dan menghidupkan lampu. Terlihat ruangan yang catnya sudah sangat kusam, dengan jendela yang berukir bak di Istana kerajaan Ingris. Serta beberapa lukisan yang tak kalah kusam tergantung kurang rapi di sana.

Tapi, tapi di sini tidak ada siapa-pun, aku terus melihat sekeliling tapi tak ada orang di sana. Aku mulai berpikir yang tidak-tidak di dalam otak ku, aku rasa tadi aku tidak salah lihat. Masih teringat jelas bentuk tubuh, posisi berdiri dan cara ia menatap ku. Ku toleh nyonya Oh yang kini memandang ku dengan tatapan bertanya-tanya. Aku lalu tersenyum kikuk karena kebodohan ku sendiri, huft … mungkin aku terlalu terbawa dengan film MAMA yang ku tpntpn bersama kakak laki-laki ku Chanyeol.

“Maaf mungkin saya yang salah lihat”

“Memangnya apa yang kamu lihat?”

Aku menatap wajah nyonya Oh dengan perasaan tidak yakin, tentu saja. Aku pasti aku di anggap ngaur atau mencemarkan nama baik rumah mewahnya ini karena aku melihat hantu. Akhirnya aku menggelengkan kepala ku dan tersenyum, jadi kuputuskan diam saja. Tak lama aku melihat seorang anak kecil yang berdiri di depan pintu sambil membaca kucing di gendongannya. Entah mengapa aku merasa tak nyaman dengan tatapannya, ia menatap ku tajam seperti sedang menyelidik ku.

“Sehun ah”

Nyonya Oh yang akhirnya sadar keberadaan bocah itu pun berbalik menhampiri bocah tampan berkulit putih susu itu. Aku melihat wajah sepasang ibu dan anak, ada rasa jangal mereka tidak mirip meski wajah mereka seperti bukan orang korea asli tetap saja raut wajahnya mereka berbeda. Lalu nyonya Oh menggandengnya menuju ke arah aku berdiri.

“Ini dia Sehun, beri salam pada noona Jihyun Sehun-ah”

Lalu bocah itu menurunkan kucing yang seperti sangat turut padanya dengan perlahan. Ia sangat manis meski wajahnya kusut dan tatapan matanya yang tajam, tanpa sadar aku tersenyum.

“Annyeong Hasseo”

Ia membungkukan tubuhnya sebentar dan kembali menggendong kucing itu, kucing itu hanya mengeliat sesaat lalu terdiam bak boneka di gendongan bocah itu. Aku agak merasa aneh melihat mata kucing itu, sepasang matanya berbeda warna. Yaa kucing berwarna hitam itu memiliki warna mata yang berbeda, sebelah kanan berwarna biru langit sedangkan kiri merah semerah darah. aku tersentak ketika kucing itu menatap ku tajam dan seperti tersenyum. Aku pasti mengantuk karena sedari tadi aku mulai membuat visual aneh di pandangan ku.

“Nona Jihyun mengajar Sehun mulai besok, bagaimana?” aku sedikit terkejut ketika nyonya Oh berbicara.

“Ah? Iya saya akan datang sekitar jam 5 sore”

“Baiklah nona Jihyun”

Aku pun tanpa sadar melirik Sehun dan kucingnya, mereka seperti melihatku dengan tatapan tajam, aku sempat merasa kejanggalan kepada bocah yang di yakini berumur sebelas tahun ini. atau mungkin anak ini punya gangguan mental? Entahlah, tapi jika iya seharusnya nyona Oh memberi tahukannya terlebih dahulu.

 

 

“Kau sudah dapat pekerjaan baru Jihyun ah?”

Ku tatap Chanyeol dengan raut yang sangat bahagia, aku senang bisa dapat pekerjaan lagi. Yaa aku harus melanjutkan kuliah ku meski uang yang aku dapat tidak seberapa, aku akan menabung dan mencari pekerjaan sambilan.

“Hmm aku dapat pekerjaan mengajar di sebuah kediaman yang bisa di katakan kaya, gaya rumahnya saja seperti istana Abad pertengahan

Chanyeol terlihat kagum, ia lalu melepaskan kaca mata besarnya dan duduk mendekat ke arah ku, ia terlihat penasatan. Yaa sahabat ku yang satu ini memang memiliki rasa ingin tau yang besar.

“Benarkah?”

“Iya, tapi …”

Ia mengerutkan keningnya, menanggapi kalimatku yang menggantung.

“Apa?”

“Anak dari keluarga tersebut seperti memiliki kelainan mental“

“wah kau harus hati-hati Jihyun”

Aku menganguk menanggapi perkataannya yang khawatir sekarang.

“Iya aku tau, tapi yang aku herankan kenapa ibunya tidak memberi tahukan ku”

“Biasalah ibu-ibu yang gengsi kalau anaknya punya penyakit seperti itu”

Aku sempat cekikikan melihat tingkahnya yang menepis undara dengan tangannya sambil berkata seperti itu, hahaha kami seperti ibu-ibu yang menggosip saja. Lalu mata ku tertuju pada seorang pria yang tengah berjalan melewati beberapa mahasiswa lain sambil menatap ku tanpa berkedip dan berpaling sedikit pun, pria itu memakai kemeja hitam, celana jins hitam , masker hitam dan serta jaket yang bertudung menambah kesan aneh.

“Chanyeol”

Tanpa sadar aku memeras lengan baju kaos Chanyeol, ia terlihat bingung melihat wajah ku, aku yakin sekarang wajah ku pucat.

“Kau kenapa Jihyun?”

“ka … kau lihat pria yang barusan lewat? Memakai pakaian serba hitam?”

“Tidak, dari tadi aku memandang ke arah mu”

Ku gigit ninir ku, aku merasa aneh. Kenapa ada orang seperti itu menatap ku. Apa ia mau berniat jahat pada ku?. Segera ku alihkan pikiran ku pada Chanyeol yang sekarang mulai menceritakan kegiatan kempingnya bersama Baekhyun dan Jongdae di hutan dua hari yang lalu, aku tak mau rasa takut menghantui ku tapi jika benar orang orang itu berniat jahat aku akan siap-siap menghubungi pihak berwajib.

 

 

“Annyeong Hasseo”

Bocah ini sangat manis, aku menyukainya ia tampan dan putuh, andai saja umurnya sebaya dengan ku pasti aku dekati ia. Nyonya Oh pun datang dan mempersilkan aku masuk, sedang kan Sehun berlari menghampiri kucing kesayangannya yang sedari tadi mengeong memanggilnya.

“Terimakasih sudah datang”

“Iya nyonya Oh ini memang kewajiban saya”

“Maaf aku meninggalkan kalian di sini, karena aku harus menghadiri undangan dari sahabat lama ku”

“Tidak masalah nyonya Oh, tapi apa di sini ada asisten? Saya takut jika ada masalah yang mungkin tidak bisa saya atasi di rumah ini”

“tentu saja ada, tapi cuman ada tiga orang saja. Kemarin mereka sedang cuti jadi kamu tidak melihatnya”

“oh”

Kini kulihat Sehun mendekat dan duduk di samping nyonya Oh, ia terlihat manja meski ia hanya berdiam diri sambil mengelus kucingnya.

“Jika butuh apa-apa kamu bisa bertanya ke Sehun, soalnya asisten saya mungkin ada di lantai atas semuanya”

“Baik nyonya Oh”

 

 

“Kau mengertikan Sehun?”

Ia mengaguk dengan wajah datarnya, aku hanya bisa tersenyum memandanginya. Ia memang sangat manis, lalu ku perhatikan ia menulis jawaban soal matematika yang aku berikan padanya. Hebat ia menangkap dengan cepat penjelasan ku dan semua jawabannya benar.

“Kau pintar Sekali Sehun”

Kata ku sambil mengelus kepalanya, tiba-tiba ia berhenti dan memejamkan mata seperti meresapi sentuhan ku.

“Ada apa Sehun?”

Ia mendongrak dan menatap ku, entah tatapan apa itu aku juga bingung. Tak lama kucing itu mengeong dan berlari ke arah lorong rumah itu, setelah melihat itu Sehun segera berlari mengikuti kucingnya pergi.

“Sehun? Jangan berlari nanti kamu terjatuh”

Ia tak menghiraukan ku dan terus berlari dan menghilang di lorong gelap itu. Aku mulai mengawatirkannya, jadi aku pun pergi kelorong yang gelap itu. Ada rasa takut yang sangat besar tapi aku harus memenuhi tanggung jawab ku untuk menjaga Sehun. Aku pun menngambil ponsel yang berada di dalam saku ku, hanya itu yang bisa ku jadikan penerang sekarang.

“Mana tombol lampunya?”

Aku berusaha meraba untuk mencari di mana tombol itu berada. Di sepanjang aku mencari, aku mendengar samar-samar suara hentakan kaki, tapi aku berusaha meyakinkan itu suara kaki ku. Lalu cahaya LCD ponsel ku mati, dan di saat itu juga aku merasa menyentuh sesuatu. Seperti … , aku pun segera menekan salah satu tombol di ponsel ku dan menyalah. Seketika pemandangan mengerikan aku dapatkan. Terlihat sebuah wajah yang pucat pasih seperti di lumuri bedak yang banyak, lalu di sekitar pipi sebelah kanan terdapat garis-garis yang lebih menyerupai retakan, dan matanya berwarna putih tanpa bola mata berwarna hitam.

Seketika itu juga aku berteriak, aku terjatuh. Ponselku hilang entah kemana dan aku tersungkur ke lantai, dapat kurasakan langkah itu mendekati ku. Aku ketakutan dan ingin berlari, tapi ketika aku bangkit ada sepasang lengan menangkap tubuh ku dan menyeret ku ke suatu tempat. Aku berteriak sejadi-jadinya dan meronta saat tubuh ku terseret ke lantai, sakit. Aku pun di gendonya, ia menatap ku dengan bola mata putih itu. Sangat menyeramkan, aku pun memalingkan wajah dan kembali meronta agar pelukkannya terlepas.

“Ikut dengan ku”

Suaranya menyeramkan bak, seperti moster.

“TIDAK!!! LEPASKAN AKU!!!”

Aku kembali meronta, sempat aku melihat ia tersenyum yang sangat mengerikan. Ia pun memengang kepala ku kasar, lalu mendekatkan ke telinga ku dan membisikkan suatu kalimat yang seketika membuat kepala ku seperti berputar, aku melihat ia yang kini berada tepat di depan wajah ku. Pelipisnya mengeluarkan urat, retakan di pipinya menjadi dan wajahnya perlahan mengelupas, setelah itu ia menganga menampakan giginya yang penih taring dan telinganya mulai meruncing, lalu semua wajahnya menumbuh seperti bintul-bintul aneh, aku tersentak memandang pemandangan mengerikan itu dan berteriak.

“KYAAAAAAAAAAAAA!!!!”

 

 

Ada sepintas cahaya terang yang seperti membangunkan ku dari tidur. Aku pun membuka secara perlahan, kepala ku masih pusing. Ku lihat sekeliling ku terdapat ruangan aneh yang gelap tapi di sini terdapat peneranga oleh beberapa lilin. Ketika aku ingin bergerak seketika tangan dan kaki ku sakit apa lagi aku medengar seperti suara besi yang bersentuhan.

“Kenapa aku di rantai???”

Rantai itu terbuat dari besi yang sudah berkarat jadi jika aku bergerak maka rasa perih yang luar biasa akan menghujam ku. Aku pun berhenti bergerak saat ku rasakan pergelangan tangan ku mengeluarkan darah segar. Aku kembali melihat sekeliling, awalnya gelap tapi seperti ada cahaya sepintas yang datang sesekali dari arah luar jendela hingga aku seperti melihat sebuah tumpukan tepat di sebelah kiri tempat di mana aku di ikat oleh rantai.

“apa itu?”

Aku menyipitkan mata ketika cahaya dari jendela itu datang lagi. Aku membulatkan mata, dan mengumpat penuh rasa takut hingga aku menangis. Di situ banyak tulang manusia dan ada beberapa mayat yang sudah membusuk dengan keadaan yang tak lengkap.

“Siapa pun tolong aku!!!”

Aku terus berteriak, meronta dan menjerit histeris. Aku tak perduli lagi jika sekujur lengan dan kaki ku penih darah sekarang. lalu ku dengar ada langkah kaki yang samar-samar mendekat ke arah ku. Aku terdiam memastikan siapa yang datang.

 

Pov Author

 

Jihyun memandangi bocah kecil yang sedang menatapnya dingin, gadis itu terlihat lega atas kedatangan bocah kecil itu dan meminta tolong agar bocah itu membantunya. Tapi bocah itu tak bergeming sama sekali, ia masih menatap Jihyun dengan tatapan dingin.

“Sehun aku mohon tolong”

Bocah itu tetap berada di tempatnya hingga Jihyun kembali menjerit dan mundur tergesah-gesah. Sehun yang tadinya menatapnya kini melihat ke atas hingga bola mata putihnya hilang. Sehun tersenyum mengerikan lalu mundur memasuki sisi gelap ruangan itu hingga percikan api terlihat dari sana.

“Selamat datang”

Terdengar suara seorang pria dari balik kegelapan itu, Jihyun merasa asing dengan suara itu dan terus melihat sekeliling mencari di mana arah suara itu datang.

“Aku di sini”

Dari arah Sehun menghilang munculah seorang pria berpakaian serba hitam datang mendekatinya. Jihyun menganga, ia tau orang itu. Ia mulai mengingat kejadian dua bulan yang lalu yang sempat membuatnya menampar seorang pria di tepi jalan raya.

 

Flashback

 

Jihyun menatap penuh amarah pria yang ada di depannya. Bagaimana tidak pria di depannya ini dengan tidak sopannya pria itu mengajaknya untuk tidur bersama dengan imbalan uang.

“Aku memang membutuh kan uang! Tapi tidak dengan cara seperti ini!”

Pria itu terdiam menatap Jihyun, mereka tak perduli menjadi artis dadakan di tepi jalan saat itu.

“Aku juga punya sahabat seorang pria! Ia juga kaya! Tapi aku tak mau meminta uang dengannya sepeser pun! bahkan melakukan hal yang kau minta aku juga tak mau!”

Pria itu masih menatap Jihyun dengan tatapan penuh kemarahan, tanpa bergeming sedikit pun ia melihat mata Jihyun.

“Asal kau tau aku lebih baik mati ketimbang melayani nafsu bejat mu itu!!!”

Baru Jihyun mau pergi tangannya di tarik kasar hingga ia memeluk pria itu.

“kau akan menyesal”

Pria itu mendorang Jihyun hingga terjatuh, beberapa orang menolongnya agar ia bisa berdiri. Sedangkan Jihyun masih tetap menatap pria itu. Ia merasa kalimat itu sukses membuatnya ketakutan setengah mati.

 

 

Flashback end

 

 

 

Di ruangan yang gelap dan hanya di terangi lilin Jihyun terbaring tanpa busana dengan rantai yang mengikatnya, ia meronta dan menagis. Terlihat seorang bertudung mendekatinya.

“Jangan menangis nona”

Jihyun tersentak, ia kenal suara itu. Orang itu pun membuka tudung nya dan menatap dingin Jihyun.

“nyonya Oh!! Tolong aku!!”

“Kau sudah di tolong nona, kau sangat beruntung”

“Apa maksud anda??”

“Nona adalah manusia terpilih yang akan mendampingi pangeran Sehun”

“Apa kau bilang??”

“Ia akan menjadikan mu makanan spesialnya seperti gadis-gadis lain”

“APA????”

“Tidak untuk gadis ini”

Setelah mendengar suara, wanita paruhbaya itu langsung bersujud di ukuti seorang pria yang melangkah santai di temani dua orang berjubah hitam di sekelilingnya. Jihyun menatap bangis orang itu, sang pria hanya tersenyum.

“Aku senang melihat wujud mu lagi dengan tubuh semula, pegal rasanya menjadi bocah”

Katanya santai sambil memegangi lehernya.

“Tapi tenang, kau tak akan pernah aku bunuh nona Kim”

“LEPASKAN AKU!!!”

“tidak akan, sudah cukup kau menolak ku”

Yaa penolakan, Jihyun dan pria ini pernah berteman sekitar satu tahun yang lalu. Pria memang terkenal play boy tapi Jihyun yakin Sehun tidak akan pernah menyakitinya. Tapi dugaanya salah Pria ini memberikan uang banyak dengan satu syarat yaitu tidur dengannya Jihyun marah dan hati lalu ia pun meninggalkan pria itu dan melupakannya.

 

 

Jihyun menangis sejadi-jadinya setelah tubuhnya di beri ukiran-ukiran oleh pisau belatih milik pria itu. Pria itu lalu membaca mantra, matanya hitamnya kembali menghilang dan ia menunduk, ia mengerang dan perlahan keluarlah sayap dari punggungnya. Saya mengerikan, penuh dengan robekan membuat Jihyun semakin ketakutan.

“kita selesaikan”

Pria itu pun mengambil sebuah pedang, ia mendekat dan menuju Jihyun yang sudah menagis histeris.

“Kau pernah dengarkan? Ada malaikat yang di usir karena mencinta manusia lalu menderita di dunia karena ulaih manusia tersebut, yaa aku salah satunya … aku mencintai mu”

Sekali tusukan sudah mengenai perut Jihyun dan menembus kayu itu. Pria itu pun mengambil darah dari mulut Jihyun yang sudah tak bernyawa lagi, ia menjilatnya lalu membaca mantra lagi.

“Welcome”

Jihyun membuka matanya, ia terbelalak deangan posisi yang sama serta wajah yang pucat.

 

 

 

 

-End-

 

 

 

Waaahh gaje yaa maaf ini inspirasi yang minta di keluarin -___- okk GAK ADA SQUEL!!! Dan tunggu ff saya yang selanutnya. XD pai pai

 

18 responses to “[Freelance] The Lucifer

  1. Tertarik sma judul ceritanya
    pas di baca juga gak ngecewain ko
    cmn bnyk typo nya thor

    semangat ya !

  2. Agk bingung juga…trlalu bnyak typo dan tnda bcanya kurang mnrut aku.. hihi
    Entahlh.. ceritanya sih bagus cuma kurang mteng thor…
    Tpi tetep semngt yes… 😄😄

Leave a reply to mittiy Cancel reply