[Freelance] Tanpopo part 2/2 (End)

Tanpopo poster copy

Tittle : Tanpopo part 2/2 (End)

Author : Nabiritata

Genre : Romance, Angst

Rate : NC21, Adult

Lenght : Two shoot

Main Cast : Choi Seung Hyun a.k.a Top (Bigbang), Kim Da Hyun (OC/ Ulzzang)

Other cast : Lee Seung Hyun a.k.a Seungri (Bigbang), Kwon Jiyong a.k.a GD (Bigbang)

Summary :            

Aku terlihat rapuh, seperti Tanpopo.

Saat angin datang, sekencang atau selembut apapun itu Parachut ball-ku goyah, terbang, lalu menghilang.

Tapi aku selalu mampu tumbuh menjalin hidup ditempat yang baru, merajut dan menuai kenangan lalu meninggalkan kisah kelabu dimasa lalu.

Ditengah semerbak dan indahnya kelopak bunga-bunga lainnya. Aku muncul dengan penuh kesederhanaan di semak dan perdu liar.

Aku seperti Tanpopo, takdir menggariskan bahwa aku harus mencari segala sesuatu sendirian.

Aku seperti Tanpopo, aku hanya mengikuti kemana arah angin membawaku.

Tapi percayalah, saat aku berpijak pada tanah, aku akan menjadi pionir sebuah makna kesuksesan.

Disclaimer : All stories are mine, pure mine. Main castnya terserahlah ya milik siapa, Cuma minjem nama sama tampang mereka doang. Selamat membaca, nikmati alurnya, rasakan perasaan tiap main castnya. Semoga banyak hal yang bisa kita ambil dari ff gue ini. Jangan jadi Silent readers yah, soalnya silent readers itu cuma parasit. Banyak atau sedikit komen yang kalian tinggalin disini, means a lot for me.

NB : Karna banyak yang Tanya tanpopo itu apa, gue jawab disini yah, Tanpopo itu dalam bahasa Jepang artinya bunya dandelion, itu lho bunga alang-alang yang kalo kena angin atau ditiup awur-awuran, ada kok di posternya, yang mirip kayak kapas, dipegang sama Da Hyun

***

Cepatlah pulang sayang, cepatlah datang padaku.

Bebaskan aku dari cengkeraman rindu dan berhentilah menyiksaku.

Separuh paru-paruku berhenti bekerja saat kau tak ada, kau tahu itu.

Tuhan menciptakan oksigen untuk semua orang,

Tapi DIA menitipkan oksigenku padamu, ini tidak adil untukku.

Cepatlah pulang sayang, dan datanglah dalam dekapanku.

Seung Hyun POV

“Ahjushiiiiiiiiii….!!!” aku tersenyum mendengar teriakan yang akhir-akhir ini selalu bergema saat Da Hyun pulang sekolah, gadis itu mewarnai tiap dinding istanaku ini dengan keceriaannya. Da hyun masuk keruanganku, aku menutup buku yang sedari tadi kubaca dan tersenyum padanya. ia melangkahkan kakinya dengan lesu dan tubuhnya membungkuk. Akupun jadi ikut membungkuk agar dapat melihat wajahnya, apa yang terjadi pada gadis mungilku?.

“Yakk..kenapa gadisku ini?” aku meraih wajahnya, dia cemberut tapi terlihat sangat manis.

“Berhentilah memanggilku gadis ahjusshi, aku sudah tidak gadis lagi apa kau lupa?” Da Hyun semakin memajukan bibirnya, sungguh-sungguh manis.

“Umm..baiklah..baiklah tuan putriku kenapa? kenapa lesu begitu?” aku memainkan pipinya, semenjak tinggal disini bersamaku  pipinya terlihat lebih berisi, itu karena aku benar-benar memperhatikan pola makan  dan nutrisinya. Menurutku itu bagus, aku tidak suka jika Da Hyun berbadan kurus seperti tengkorak.

“Aku capek huks..ada pelajaran tambahan untuk persiapan ujian bulan depan ahjusshi, dan guru matematikaku memberiku begitu banyak pekerjaan rumah!” Da Hyun menggeleng-gelengkan kepalanya dengan manja, beginilah sikapnya padaku sekarang, sangat manja tapi aku suka itu.

“Omo..lalu apa yang harus aku lakukan?” aku berpura-pura memasang mimik kaget untuk mengikuti permainan Da Hyun, dia selalu begini tiap pulang sekolah, apalagi saat ini memang sudah mendekati ujian kelulusannya.

“Berikan aku tambahan energi!” Da Hyun memasang pose seperti Power Puff Girl, astaga dia ini kekasihku atau anakku sih?. Aku tersenyum, kuraih kembali wajahnya dan kukecup keningnya.

“Ini untuk mengganti tenaga hari ini!” dia tersenyum menggemaskan, aku mencium kedua pipinya.

“Ini untuk menambah tenaga esok hari!” dia mengangguk-angguk senang, lalu kukecup bibirnya dengan ciuman kilat yang ringan.

“Dan itu untuk tenaga malam ini!” aku terkekeh kecil, ia memandangku bingung.

“Tenaga malam ini?” aku mengerling nakal mendengar pertanyaannya, dia sepertinya tahu maksudku sebab ia langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. Aku terpaksa memasang “puppy eyes” ku yang tentu saja hanya kutunjukkan kepada Da Hyun (seumur hidup tak akan kuperlihatkan pada siapapun..tidak akan)

“Ayolah Da Hyun… sudah seminggu kau mengabaikan aku!” aku mulai merengek, Da Hyun menjulurkan lidahnya padaku.

“Aku tidak mau, dasar ahjusshi mesum!” Da Hyun berpaling dariku dan berjalan, meletakkan tasnya dengan sembarang ke sofa.

“Benar kau tidak mau?” aku memeluknya dari belakang dan berbisik tepat ditelinganya, Da Hyun bergidik dan aku senang.

“Bagaimana jika aku memaksa?” bisikku lagi.

“Kau kan memang selalu memaksaku ahjusshi!” Da Hyun meringis sebal.

“Umm Da Hyun, kita mandi bersama ya….ya….ya..!”  rayuku lagi.

“Gendong!” Da Hyun mengerling nakal, aku membalikkan tubuhku dan membungkuk, Da Hyun tergelak lalu melompat ke punggungku.

***

“Bagaimana, enak?” tanyaku sambil terduduk disisi bathub, memandang Da Hyun yang sedang berendam dalam kubangan penuh kelopak mawar merah, aku sengaja menyiapkannya, wanita mana yang tidak menyukai mawar?. Da Hyun mengangguk lalu dengan mata terpejam ia lebih menenggelamkan lagi tubuhnya dan menyandarkan kepalanya disisi bathub dibelakangnya.

“Cepatlah buka towel bathmu ahjusshi, dan bergabunglah denganku!” aku terkekeh mendengar rengekannya, hei siapa yang beberapa menit lalu dengan tegas bilang bahwa ia tidak mau melayaniku malam ini?.

aku menenggelamkan tanganku, kuraih dan kukeluarkan kaki jenjangnya, kuciumi pahanya, betisnya hingga telapak kakinya dengan bibirku. Aku membuka mataku dan menatap Da Hyun yang sedang menatapku dengan tatapan tidak percaya. Ini kali pertama aku melakukannya, menciumi jemari kaki gadismungilku dengan penuh hasrat dan cinta.

Tak butuh otak Einstein untuk mengerti bahwa aku benar-benar mencintai gadis mungilku, kau bisa merasakannya kan? hasratku tak akan pernah habis jika berkaitan dengan Da Hyun. Wajahnya, tubuhnya, suaranya, sikapnya, semuanya adalah candu yang membuatku sakit jika ia tak ada.

“Ahjushii..jangan begini!” Da Hyun menarik kakinya ke dalam air, aku menatapnya tajam, marah karena mainanku direbut.

“Wae? kau tak suka?” Aku mendekatkan wajahku padanya, ia meringsut memasukkan hampir seluruh dagunya ke dalam air.

“Kau membuatku takut ahjushhi!” suaranya semakin rendah, terkadang Da Hyun memang masih sangat takut padaku.

“Takut?” Aku mengusap rambutnya yang basah.

“Takut karena aku ingin memakanmu?” aku menggodanya, mencoba mencairkan suasana, aku tak ingin gadis kecilku masih menyimpan takut dan trauma terhadapku.

“Bukan!”

“Lalu?”

“Cintamu terlalu besar, kau membuatku sesak ahjusshi!”

“Dan cintaku akan semakin besar untukmu Kim Da Hyun!”

Aku menangkup bibir mungilnya, membasahinya setitik demi setitik dengan salivaku, ia menyambut ciumanku, bibir kami beradu. Aku adalah seorang pesakitan dan bibir inilah satu-satunya obat didunia yang dapat menenangkanku Bibir ini membuatku gila, benar-benar gila.

Da Hyun menarik tubuhku, bibir kami tetap menyatu. Berawal dari ciuman ringan penuh hasrat yang berangsur-angsur berubah menjadi sebuah amukan nafsu yang tak tertahankan. Towel bathku basah, aku tak peduli, selama jari-jari mungil itu yang menyentuhku aku akan melupakan duniaku dan masuk kedalam dunianya.

Mengapa kau membuat mataku bersinar seperti ini?

Mengapa kau membuat hatiku mengalahkan kegilaan ini?

meskipun aku terengah-engah kau begitu berharga bagiku. Jangan lupa.

Aku terjatuh lebih dalam, Kau adalah segalanya bagiku. Kau adalah surga

Baby, berjanjilah padaku, kau hanya memperhatikanku

Hanya mencintaiku

-Baby-

Exo

 

 

***

Da Hyun POV

Aku mengerjap-ngerjapkan mataku, ugh..aku masih mengantuk sekali.

“Kalau kau masih mengantuk tidurlah, ini hari libur sayang!” Seseorang dengan suara yang begitu kuingat berbisik disampingku. Aku menoleh, menatap matanya dan merasa diberkati. Bagaimana tidak? setiap aku membuka mataku, satu-satunya objek yang pertama kulihat tiap pagi adalah wajah malaikat yang selalu melemparkan senyuman dan pandangan lembutnya padaku.

Alisnya yang tebal dan tatapan matanya yang tajam namun memancarkan kasih sayang itulah yang selalu menjadi favoritku, lesung pipi yang muncul tiap kali ia tersenyum juga deretan gigi putih yang pasti dapat membuat semua wanita di dunia ini ingin memilikinya.

“Tapi kalau kau tidak tertarik untuk tidur lagi cepatlah mandi!” aku meringis saat ia mencubit hidungku.

“Apa aku bau ahjusshi?” Aku menjauhkan tubuhku darinya, aku jadi sedikit risih, tapi masa sih tubuhku bau? aku mengendus-endus lenganku, ah tidak kok, wangi mawar masih menempel ditubuhku

“Haha…bukan begitu, aku punya kejutan untukmu!” ia tergelak melihat tingkahku, lalu menarikku untuk mendekat lagi padanya.

“Aku suka kejutan aku suka kejutan!” aku terlonjak senang. Dan dia kembali menarik hidungku, ugh..kenapa dia suka sekali menarik hidungku? mentang-mentang hidungnya mancung.

“Aku tahu baby… karena itulah cepat mandi, akan kutunjukkan padamu!”

“Kenapa harus mandi dulu sih? bawa saja kesini!” aku mendengus malas dan tidur didadanya, ia memutar bola matanya lalu mengangguk-angguk.

“Umm..aku tak yakin kau mau melihat kejutanku dalam keadaan telanjang begini!” Aku tidak suka dengan sifatnya yang serba rahasia ini.

“Ugh ahjusshi, kau membuatku penasaran!” aku semakin menempelkan tubuhku padanya dengan manja.

“Baby nakal jangan menggodaku, cepatlah mandi atau aku akan membombardirmu lagi sampai kau menangis!” aku sontak terbangun dan berlari ke kamar mandi, gawat kalau dia sudah bicara begitu, lebih baik aku kabur saja daripada mati muda

***

“Ahjusshi, ada apa sih? ulang tahunku kan masih lama!” Aku mengikuti langkah kemana ia membawaku, sebab aku benar-benar tak bisa melihat jika ia menutup kedua mataku seperti ini.

“Bersabarlah, sebentar lagi kau tahu!” aku menanti dengan berdebar, jika dia bilang ini sebuah kejutan maka itu akan menjadi benar-benar kejutan. Terakhir kali dia memberikan kejutan padaku adalah saat mataku di tutup tepat seperti ini dan saat mataku di buka aku telah berada ditengah-tengah sebuah ruangan yang berisi seribu boneka Teddy Bear yang ia pesan dari pabrik di kota Giengen Jerman.

Akhirnya dia membuka mataku, aku memicingkan mata agar terbiasa dengan cahaya disekitarku. Mataku menangkap sesosok tubuh tegap yang berdiri tak jauh dariku, aku mengerjapkan kelopak mataku beberapa kali, mulutku terpekik tertahan.

“Oppaaaaaaa….!” aku berlari berhamburan kearahnya, memeluknya dan menangis, oppa Seungri memelukku erat, ia mencium pipiku beberapa kali. Aku tetap menenggelamkan wajahku dipundaknya, ia mengangkat tubuhku dan menahanku agar aku tidak terjatuh.

“Hyunie..jangan menangis, kau membuatku menangis!” Oppa Seungri menepuk pundakku, aku melepaskan pelukanku, Oppa menurunkan tubuhku perlahan.

“Oppa aku rindu padamu oppa!” aku menciumnya, aku benar-benar merindukannya. Keluargaku kembali dan aku tidak dapat melukiskan betapa bahagianya aku saat ini.

“Oppa juga rindu padamu Hyunie!” Aku mengusap pipinya, pipi Oppa terlihat tirus, tapi matanya terlihat bahagia seperti aku.

“Ehem..aku akan meninggalkan kalian berdua, jika butuh sesuatu aku ada di ruang kerjaku, seperti biasa Da Hyun!” Seung Hyun ahjusshi mengerling padaku, aku menghampirinya, memeluknya dan menciuminya.

“Ini pasti kau kan? ini semua kau yang melakukannya kan? kau benar-benar malaikatku!” Seung Hyun ahjusshi balas memelukku.

“Yeah..tapi dengan beberapa koneksi hehe..!” aku melepas pelukanku dan tertawa bersamanya, ia pun keluar dan menutup pintu meninggalkan aku dan Seungri oppa berdua, aku lantas mengalihkan perhatianku pada Seungri oppa dan menariknya untuk duduk.

“Oppa bagaimana oppa bisa kesini?” Bola mata Seungri oppa membulat, sepertinya ia mengikuti gerakan mataku yang mungkin saat ini benar-benar membulat dan bersinar.

“Aku tidak tahu, tadi pagi-pagi sekali petugas mempertemukanku dengan seorang pengacara, lalu aku diberikan surat bebas bersyarat dan dibawa kerumah ini!” Seungri oppa menggaruk kepalanya dan melemparkan pandangannya keseluruh ruangan tempat kami berada.

“Be..begitu saja?” tanyaku tak percaya.

“Umm..” Oppa Seungri mengangguk dan kembali menatapku.

“Oppa kau kelihatan kurus sekali, apa kau sudah sarapan?” aku membelai pipinya yang tirus dan pucat. Hidup dipenjara tentu tak baik untuknya, jam tidur yang kurang dan makanan yang nutrisinya tidak memadai.

“Mereka memberikanku makanan sampai perutku mau meledak tadi pagi!” Seungri oppa mengelus perutnya, membuatku terkikik.

“Hyunie, apa dia kekasihmu?” Oppa menatapku serius, aku mengangguk dengan cepat.

“Apa kau bahagia?” ia tetap menatapku dengan serius.

“Tak pernah sebahagia ini oppa!” aku menjawab dengan mantap.

“Kalau begitu tak ada lagi yang ku khawatirkan tentangmu,!” aku melihatnya menghela nafas lega, ada guratan lelah di wajahnya.

“Lalu bagaimana dengan eomma?”

“Ibu dipindahkan ke rumah sakit pribadi milik Seung Hyun ahjusshi, kau akan terkejut dengan perkembangan eomma!” senang rasanya dapat mengatakan kabar baik dihari pertama oppaku bebas dari hotel prodeo.

“Baguslah kalau begitu, aku senang!”

“Besok adalah jadwalku dan Seung Hyun ahjusshi kerumah sakit, kau harus ikut oppa!” ujarku dengan semangat.

“Pasti!” Seungri oppa kembali memelukku.

***

Author POV

“Da Hyun, universitas mana yang kau pilih setelah kelulusanmu nanti?” aku, Seungri oppa dan Seung Hyun ahjusshi sedang berkumpul diruang tengah, menikmati apple pie dan secangkir teh hangat sementara hujan deras tak henti-hentinya mengguyur dan membasahi taman, menyeruakkan aroma tanah basah.

“Umm..sebenarnya aku ingin masuk sekolah balet!” aku menjawab pertanyaan Seung Hyun ahjusshi dengan ragu-ragu, balet adalah impianku tapi aku tak yakin jika Seung Hyun Ahjusshi akan mengijinkanku menari.

“Pilihan yang bagus!” aku tersentak hingga selimut wol tebal yang menyelimuti kakiku tersingkap.

“Kupikir kau tak akan suka ahjusshi!” ujarku jujur, membuat dimple di pipi Seung Hyun ahjusshi kembali terlihat.

“Kenapa aku harus tidak suka mungil? aku selalu menyukai semua hal yang kau suka!” aku tersenyum dan menoleh kearah Seungri oppa yang terlihat sama leganya, beberapa hari yang lalu aku menyampaikan keinginanku untuk kembali menekuni balet, tapi sama halnya denganku Seungri oppa ragu jika Seung Hyun ahjusshi akan mengijinkanku tapi ternyata kekhawatiran kami berlebihan.

“Lalu apa kau tahu sekolah balet mana yang akan kau pilih?” ia kembali bertanya padaku.

“Aku tidak tahu, apa oppa punya ide?” aku menatap Seungri oppa, aku ingin tahu pendapatnya. Ia hanya mengernyitkan kening dan mengangkat pundaknya.

“Hei jika kau menanyakan padaku dimana sekolah koki terbaik di Seoul aku tahu, balet mana aku tahu!” Seungri oppa tertawa, meletakkan cawannya yang hanya berisi setengah.

“Kalau begitu kau akan kudaftarkan di Bayview School Of Ballet di Toronto!” Seung Hyun ahjusshi memberikan komputer tabletnya dan menunjukkan padaku sebuah foto sekolah balet.

“Kanada?” aku dengan cepat menatap Seung Hyun ahjusshi tidak percaya, ia mengangguk.

“Kau pikir aku rela kau hanya melalui pendidikanmu di Korea? tidak Kim Da Hyun, aku ingin kau tahu bagaimana kehidupan diluar sana, itu akan membuatmu jauh lebih kuat!”

“Tapi itu berarti kita?”

“Akan hidup terpisah, tentu saja!”aku menyerahkan kembali tabletnya dengan perasaan gamang.

“Haha..kenapa sayang, apa kau ragu bisa hidup tanpaku?” dia mengacak-acak rambutku, aku menggigit bibir bawahku.

“Bukan begitu?”

“Kalau begitu apa yang kau takutkan? bahasa inggrismu bagus, anak buahku di Toronto akan membantumu jika kau mengalami kesulitan!” aku masih memandang ragu kearahnya, aku percaya dia tidak akan melepaskanku di negeri orang begitu saja.

“Kau pintar sayang, tiga tahun kurasa cukup untuk mempelajari balet secara profesional dan segera kembali untuk menjadi nyonya Choi!”

***

Aku membuka penutup jendela, kulayangkan pandanganku keluar sana, tak ada apapun yang bisa kudapati selain gumpalan awan seputih kapas. Ya, kini aku sudah berada di ketinggian enam ribu kaki menuju Kanada. Seung Hyun ahjusshii telah mengatur segalanya untukku, apartemen dan segala kebutuhanku tanpa cela.

“Ahjusshi apakah kau akan rutin mengunjungiku?”

“Kenapa? apa aku akan merindukanku mungil?”

“Tentu saja ahjusshii!”

“Maaf Da Hyun, aku tidak akan menemuimu!”

“Kenapa?”

“Karena jika aku menemuimu. akan semakin sulit untukku meninggalkanmu lagi, aku ingin kau fokus terhadap masa depanmu mungil, kau harus kuat meski tanpa aku, seperti dulu, kau tidak boleh kehilangan kekuatanmu!”

 

Benar, semua yang dikatakan Seung Hyun ahjusshi memang benar, aku memang harus fokus, aku benar-benar bersyukur memiliki Seung Hyun ahjusshi, dia mencintaiku dengan cara terbaik yang bisa ia lakukan. Meskipun pada awalnya aku merasa rendah dengan menerima cintanya, tapi lambat laun sikapnya membuktikan padaku bahwa ia tak hanya menginginkan tubuhku saja, tapi juga benar-benar mencintaiku dengan hatinya.

Aku tidak peduli apa kata orang lain, mereka tak akan pernah mengerti cinta kami, tapi sepertinya tidak dengan Seung Hyun ahjusshi, ia ingin aku dihormati, ai ingin aku dihargai, karena itulah aku memutuskan untuk benar-benar fokus terhadap masa depanku.

Ahjusshi tunggulah aku, tiga tahun lagi aku akan datang padamu membawa semua tropi prestasiku. Aku akan membuatmu dan oppa bangga.

***

Author POV

Three year has passed

“Selamat untuk pertunangan kalian!” Jiyong menjabat tangan Seung Hyun, ia melemparkan senyumannya yang dengan sekuat tenaga ia paksakan untuk menutupi sakit hatinya yang teramat dalam. Bagaimana tidak? siapa yang tidak patah hati jika orang yang paling dicintai justru bertunangan dengan orang lain? ya, malam ini adalah malam dimana pertunangan Kim Da Hyun dengan Choi Seung Hyun dihelat dengan begitu meriah di hotel luxury milik Choi Seung Hyun.

Tanpa banyak membuang waktu Choi Seung Hyun segera mempersunting dan mengikat pertalian cinta mereka dalam sebuah pertunangan yang indah setelah kedatangan Da Hyun dari Kanada, indah menurut orang lain tapi tidak menurut Jiyong, ia sudah begitu tersiksa saat harus menyerahkan Da Hyun  kepada Seung Hyun malam itu, dan malam ini rasanya jauh lebih sakit.

Da Hyun terlihat begitu berbeda malam ini, ia begitu cantik dan anggun, ketenarannya sebagai seorang balerina berbakat dari Korea membuatnya benar-benar berubah menjadi wanita kelas atas. Kesan yang jauh berbeda dengan saat ia meliuk-liuk di barnya beberapa tahun silam.

Malamini ia harus menahan seluruh rasa cemburunya tiap kali Seung Hyun memeluk Da Hyun di hadapan semua tamu yang hadir sebagai tanda bahwa Da Hyun memang milik Seung Hyun seorang.

“Kau harus segera menemukan kekasih Jiyong, apalagi yang kau cari?” Seung Hyun menyenggol Jiyong dengan sikunya saat pandangan Jiyong tak lepas dari Da Hyun yang sedang tertawa pada salah satu tamu mereka.

“Cinta, tentu saja haha!” Jiyong meringis sambil memutar-mutar gelas champagne ditangannya.

“Jika kau terus-terusan sibuk dengan bisnismu kapan kau akan menemukan cintamu?” goda Seung  Hyun tanpa menyadari apa yang berkecamuk di hati Jiyong.

“Hmm..sulit rasanya bangkit saat kita kehilangan cinta kita bukan?” ujar Jiyong sinis, Seung Hyun melemparkan senyum asimetrisnya.

“Oh ayolah jangan becanda Jiyong, banyak sekali wanita mengantri untukmu!”

“Bicara apa kau? kau sendiri juga baru menemukan cintamu di usia tiga puluh lima Hyung!” ledek Jiyong, Seung Hyun mengangkat alisnya tinggi-tinggi melemparkan pandangan “benar juga” pada Jiyong.

“Yeah kau benar juga!” Seung Hyun mengusap tengkuknya dengan kikuk.

“Apa kau akan kembali ke rumahmu malamini Hyung?”

“Tidak, khusus malam ini kami akan merayakan pertunangan kami di hotel ini!”

“Ah berganti suasana bagus juga menurutku!”

***

Da Hyun mempererat rengkuhannya dileher Seung Hyun, Seung Hyun mengangkat tubuh Da Hyun dengan mudah, mendudukkannya di sisi jendela kamar hotel semudah mengangkat sebuah koper yang selalu ditentengnya saat ia bertugas di luar kota.

“Kau cantik pagi ini mungil!” Seung Hyun menenggelamkan wajahnya di leher Da Hyun, menyesapkan aroma tubuh Da hyun kedalam paru-parunya melalui hidungnya.

“Seleramu payah ahjusshi, aku belum mandi dan masih memakai kemejamu yang kebesaran ini, bagaimana kau bilang aku cantik?” Da Hyun memejamkan matanya, merasakan sensasi geli dari gerakan hidung dan bibir Seung Hyun yang bermain-main di seputar leher dan tengkuknya.

“Kau cantik mungil, dengan kemeja atau tanpa apapun!” Seung Hyun mengangkat kaki Da Hyun agar terus melingkar dipinggangnya, menyusupkan jemari-jemarinya untuk mengelus permukaan perut Da Hyun.

“Mmmh..ahjusshi, hentikan, nanti kau terlambat, hari ini kau tetap harus rapat di kantor bukan?” Da Hyun menahan libidonya yang selalu bangkit tiap kali Seung Hyun menyentuhnya.

“Aku tidak peduli, kau membuatku gila!” Seung Hyun membuka kancing kemeja dan membiarkan dada Da Hyun terekspose didepan matanya.

“Ugh..ahjusshi, kita bisa melakukannya nanti!” Da Hyun mengencangkan cengkeramannya pada pundak Seung Hyun sambil menahan efek dari remasan di dadanya.

“Da Hyun kumohon sebentar saja!” Seung Hyun merengek, merengek seperti anak kecil sedang meminta permen, permen yang bernama sex.

Da Hyun tak dapat menahan tangan Seung Hyun yang dengan mudah membuka Thongnya dan melakukan penetrasinya di awal pagi hari mereka yang cerah dengan begitu menggebu-gebu. keringat mengalir di dahi Da Hyun, tangannya tanpa sengaja menarik tirai jendela hingga terlepas dari relnya dan tidak ada satupun dari mereka berdua yang peduli dengan hal itu. Orang bodohpun pasti akan tahu jika masuk kedalam ruangan mereka, bahwa ada dua orang anak manusia yang sedang dimabuk cinta menyebarkan aroma sex yang kuat disetiap sudut ruangan lux itu sejak semalam hingga subuh dan pagi hari .

Mereka saling melumat, mencium dan menyentuh, melakukan sex dalam keadaan berdiri tidaklah mudah bagi Seung Hyun, tapi nafsunya yang tak pernah terpuaskan jika bersama Da Hyun seakan-akan memberinya kekuatan maksimal untuk bertahan.

“Ugh….hhh!” Da Hyun melenguh seiring dengan gerakan Seung Hyun yang semakin cepat, membentuk alunan irama indah ditelinga Seung Hyun. Bagaimanapun juga ia harus segera menyelesaikan semua ini, waktunya terlalu sempit, satu ronde saja rasanya sudah cukup.

“Da hh..Hyun aku hampir selesai ugh!” Seung Hyun berusaha mengatur nafasnya yang abnormal.

“Ne unngh..!” Da Hyun semakin mengencangkan cengkeramannya saat Seung Hyun meluapkan semennya kedalam rahim Da Hyun, Seung Hyun membenahi celana dan kemejanya juga dasinya, lalu memandang wajah Da Hyun yang sedang bersandar lemah pada sisi jendela.

“Are you okay baby?” Seung  Hyun menyeka kening Da Hyun, mengambil thong Da Hyun dan memakaikannya kembali pada gadis mungilnya yang terlihat pasrah.

“It suck!” Da Hyun cemberut membuat Seung Hyun tersenyum geli.

“Miane, aku akan segera kembali setelah rapat selesai dan membayar hutangku sampai kau puas!” Da Hyun mengangguk setuju, lalu dengan dibantu Sung Hyun dia turun dan memakaikan jas Seung Hyun, kini laki-laki dihadapannya itu benar-benar rapih dan sangat tampan. Seung Hyun mengecup kening Da Hyun.

“Aku pergi dulu!”

***

Jiyong mengeram, tangannya terkepal sementara tangannya yang lain menggenggam teropong dengan kuat. Pemandangan menjijikkan, ya pemandangan menjijikkan itu ia lihat dengan mata kepalanya sendiri di hotel seberang tempat hotel dimana Seung Hyun dan Da Hyun bermalam.

Mata dan hati Jiyong menangis, menangis sejak semalam bahkan sejak beberapa tahun yang lalu. Hanya saja dulu Jiyong tidak menyangka bahwa Seung Hyun akan menjalin hubungan seserius itu bersama Da Hyun. Kini Jiyong sadar bahwa kesempatannya untuk memiliki cintanya telah benar-benar hilang.

Teropong terlepas dari genggaman Jiyong, ia merangsek tersungkur lemas di lantai marmer yang indah, namun tak seindah suasana hatinya saat ini, Jiyong menangis tersedu. Bahkan sebotol Pinot Noir tak dapat mengobati lukanya, luka yang menganga begitu lebar.

***

Da Hyun menuangkan susu kedalam gelasnya, meminumnya sambil tersenyum mengingat kembali tingkah Seung Hyun pagi ini. Laki-laki itu tidak biasanya segera pergi kekantor setelah melakukan sex singkat mereka, biasanya lelaki itu pasti akan menyempatkan diri untuk mandi lagi karena ia tidak suka kemeja yang basah karena keringat.

Da Hyun melemparkan pandangannya ke sofa, matanya tertuju pada sebuah ponsel, ponsel Seung Hyun yang tertinggal. Da Hyun meraih ponsel tersebut, memakai hotpantsnya dengan segera dan berlari menuju lift yang membawanya ke area parkir mungkin Seung Hyun masih berada disana.

Namun dengan nafas terengah Da Hyun bersandar pada pilar saat mendapati mobil Seung Hyun tidak bertengger lagi disana, dengan lesu Da Hyun berjalan pelan menuju kamarnya kembali.

“Dasar, pagi ini tak biasanya kau begini, sex singkat dan ponsel yang tertinggal, kau itu kenapa sih ahjusshi?”

***

Seung Hyun tersenyum memandangi cincin pertunangannya dengan Da Hyun, menciumnya lalu memandang matanya sendiri melalui kaca spion tengah dihadapannya. Tak ada lagi matanya yang dulu kesepian, tak ada lagi Seung Hyun yang otoriter, tak ada lagi Seung Hyun yang egois, semua itu telah berubah semenjak Da Hyun hadir dalam hidupnya.

Ia menatap spion, gedung hotel yang menjulang indah di belakangnya masih dapat ia lihat, namun sekuat apapun keinginannya untuk kembali ia tetap harus menahannya kuat-kuat karena urusan di kantornya yang tidak dapat ia tunda.

BLARR…

sebuah dentuman keras dan suara tembok beton yang rubuh begitu memekakkan telinga, dengan kaget Seung Hyun menginjak pedal rem dengan cepat, matanya terperanjat melihat hotel dimana Da Hyun berada kini luluh lantak oleh ledakan besar tadi.

Dalam keadaan bingung dan panik Seung Hyun melihat keadaan sekitarnya, tak ada waktu untuk memutar mobilnya karena jalan raya yang padat, seluruh pengemudi menghentikan kendaraan mereka untuk mengetahui apa yang terjadi.

Dengan hati yang mencelos Seung Hyun segera turun dari mobil dan berlari sekencang-kencangnya menuju hotel, setibanya disana kupingnya berdenging keras, ia tak dapat lagi mendengar apapun selain suara-suara Da Hyun yang terus bergema.

Kepalanya berputar saat menyaksikan orang-orang yang berlarian menjauhi tempat ledakan itu, beberapa bersimbah darah, dan beberapa lagi nampak terkapar dan tak tertolong.

“Dimana Da Hyun ku? diaman dia?” Seung Hyun berlari kearah pintu masuk hotel namun beberapa lengan menahannya.

“Jangan tuan, jangan masuk kesana keadaan masih sangat berbahaya!” Seorang petugas polisi dengan tangan menggenggam trancleiver berusaha menenangkan Seung Hyun yang meronta.

“Tapi tunanganku didalam, dia didalam!” Seung Hyun meronta, membuat beberapa petugas polisi kuwalahan.

“Kami tahu, sebaiknya menunggu petugas pemadam kebakaran dan tim penyelamat tuan, mereka sudah tiba!” seorang polisi yang lain berusaha menenangkan Seung Hyun,

“DAN SAAT KALIAN MEMBAWA TUNANGANKU DIA SUDAH TIDAK BERNYAWA!” Seung Hyun berteriak, meronta seperti orang kesetanan.

“Ahjushii!” seseorang dengan suara lirih memanggil Seung Hyun, Seung Hyun tersentak dan terdiam, menoleh pelan kearah sumber suara tersebut.

Matanya mengerjap tak percaya saat mendapati Da Hyun berdiri dan berjalan terseok kearahnya, kemejanya kumal dan kotor, rambutnya berantakkan dan kakinya penuh luka.

Dengan setengah berlari Seung Hyun meraih tubuh Da Hyun yang lemah, memeluknya kuat dengan penuh rasa syukur.

“Tuhan terima kasih, terima kasih KAU selamatkan gadis mungilku!

 

“Ahjusshi aku disini, jangan menangis ahjusshi!” Da Hyun mengelus punggung Seung Hyun yang gemetar hebat, ia dapat merasakan pundaknya yang basah, Seung Hyun menangis, ia menangis untuk seorang Da Hyun. Da Hyun yang amat ia cintai dan sayangi sepenuh hati.

“Kau selamat sayang!” Ujar Seung Hyun tetap memeluk Da Hyun erat.

“Tadi aku ke parkiran mencarimu ahjusshi, ponselmu tertinggal!”

“Jangan bicara lagi Da Hyun, aku lega kau selamat!”

Seung Hyun merasakan tubuh Da Hyun yang terkulai lemah, Da Hyun hampir saja terjatuh jikalau Seung Hyun tak menahannya, sesuatu yang hangat merembes ditelapak tangan Seung Hyun yang menyentuh belakang kepala Da Hyun. Seng Hyun menajtuhkan diri mereka ketanah dengan perlahan, Da Hyun terbaring lemah di dalam lengannya, Seung Hyun mengangkat dan memandangi telapak tangannya yang berlumuran darah. Kepala Da Hyun mengeluarkan banyak darah.

“Maaf ahjusshi, tadi aku tertimpa tembok yang runtuh ugh!” Da Hyun meringis menahan sakit dikepalanya, pandangannya semakin buram saja. namun tetesan air mata Seung Hyun yang menetes diatas keningnya membuatnya tetap berusaha untuk sadar.

“Tolooong…seseorang tolong ada yang terluka disini!” Dengan perasaan kalut Seung Hyun berteriak pada siapa saja yang bersedia menolong kekasihnya. Ia berhasil beberapa petugas medis datang dan mengangkut Da Hyun kedalam ambulance.

Seung Hyun menangis, ia tak ingin melepas genggamannya sedetikpun.

“Ahjusshi jangan menangis hh..!” Seung Hyun tetap menangis, ia menciumi tangan Da Hyun dengan begitu memohon.

“Ahjushhi aku sudah tidak kuat, aku tak dapat merasakan bibirku lagi, rasanya begitu aneh!” air mata bergulir dari sudut mata Da Hyun

“Ahjusshi pandanganku memutih!”

“Kumohon Da Hyun jangan bicara begitu, kumohon tetaplah bersamaku, kumohon sayang hiks!” Seung Hyun mengusap kepala Da Hyun, namun mata gadis itu berputar tak fokus sama sekali, pandangannya meredup dan kelopaknya perlahan tertutup. Dengan panik Seung  Hyun mengguncang tubuh Da Hyun, petugas medis yang berada bersama mereka segera melakukan pertolongan namun Da Hyun kini benar-benar sudah tak bernyawa.

Untukkmu kini kupersembahkan segalanya.

jangan lepaskan tangan yang telah bergandengan.

Seakan menghirup nafas pada wangi hujan yang berkarat membasahi aspal

Mendekap lutut sambil agak ketakutan memandang awan yang rendah

 

Bahkan kelembutan yang pernah kau berikan pada hari itu

telah menghilang dibelokkan oleh dunia ini

Di waktu yang terbalik ini, Aku senantiasa disisimu.

                                                                             

Untukmu kini kupersembahkan segalanya.

Andai terkabulkanyang kucari hanyalah kehangatan

Jangan lepaskan tangan yang bergandengan.

 

Jeritanmu yang menembus kota yang gaduh seperti terhapuskan

Mengapa kita terlahir di bintang yang sama.

Namun mencapai tempat yang berbeda

 

Walaupun pemandangan yang kita berdua lihat memudar.

Merusak dunia yang bulat ini.

Dengan cahaya yang sedikit kau yang tersesat mencari diriku

Hingga kemanapun akan kujangkau perasaan ini

 

Untukmu kuoersembahkan nyawa ini.

Karena aku telah bertemu denganmu.

Walau tak bisa kembali kedua kalinya kehari-hari yang telah terlewati

Jangan lepaskan tangan yang telah bergandengan.

***

Jiyong menutup telinganya rapat, ia gemetar dan tak henti-hentinya menangis. Ia tidak ingin mendengar suara sirene yang mengaung memecah kota pagi ini.

Begitu sesak dadanya, ia begitu menyesal mengapa hatinya begitu buta dibutakan oleh cinta, ia begitu menyesal mengapa ia begitu gelap mata hingga mampu menekan tombol pemicu bom jarak jauh itu. Ia mengacungkan pistol yang sedari tadi ia genggam kepelipisnya, ia menghirup nafas dalam dan memejamkan matanya, menarik pelatuknya dengan teguh.

Tubuh kurus Jiyoung tersungkur seketika saat sebuah timah panas bersarang dalam otaknya, berlumuran darah dan semakin memucat.

Seandainya saja…

Seandainya saja dunia mau mengerti dan menerima rasa cintaku..

Seandainya Saja aku tak sebodoh ini.

Seandainya kau mau mengerti dan memandangku sedikit saja.

Seandainya kau dapat memahami bahwa aku juga manusia.

Seandainya saja aku bisa menerima bahwa kau selamanya tak menjadi milikku

Tidak, jika aku tak bisa memilikimu maka tak ada seorangpun yang boleh.

Aku mencintaimu lebih dari pada burung merindukan mentari.

Aku mencintaimu lebih dari serigala yang setia pada bulan.

Aku mencintaimu Hyung

-FIN-

143 responses to “[Freelance] Tanpopo part 2/2 (End)

  1. ‘aku mencintaimu hyung’ what the mksud,??? gw kiraa -_- entahlah gw bingung but gw suka pnggambaran tntang arti tanpopo

  2. Jd jiyoung oppa pelaku’y????kasian bgt seunghyun oppa d’saat dy bru bnr” ng’rsain apa itu k’bahagiaan,dy hrz k’hilangan org yg d’cintai’y….

  3. Eon !! Keren FF nyaaa ,, sedih eon maap baru komen sekarang , gua baru padang pake unlimited (?) hehe ,,

  4. Eon !! Keren FF nyaaa ,, sedih eon maap baru komen sekarang , gua baru pasang paket unlimited (?) hehe ,,

  5. Kak kenapa sad ending? KENAPAA? /NANGISDIPOJOKAN/
    Tabiiiii kasihan bangeeet ditinggalin sama Dahyun:( aku kira dia masih ttp hidup, tapi taunyaaaaa. Padahal mereka baru tunangan yah? Yang gak disangka itu si Jidong alias suami aku yang ngebom hotel tmpt tinggal Daehyun.
    Jiyong lu gay? Astajim-___- Masih ada gue disini ngapa lu incer si tabi(?) Entar malem tdr diluar ya lo! Hehe. Jidonggg kenapaaa kau bunuh diriiii/? Kenapa lo ninggalin gue/? Lo gatau gw lagi hamil anak lo disini. /ditabokauthor/
    Kak enceh nya kurang detail nihhh :3 /nyengirkuda/ tapi baguss kok! Kakak udah bisa ngebuat aku berasa feelnya kalau baca ff yang main castnya Bigbang :3 tengs kak!:*
    Btw ada alamat blog pribadi gak? Mau visit nihhh, hehehe.

    Sorry kalau komen ku gak penting yahhhh{} Fighting !!! /kecupbasahlagi/

    Bye.
    Nad💋

  6. sebenernya bacanya udah lama tapi baru sekarang ninggalin jejak.. karena merasa bersalah ini ff udah top gini gak ninggalin jejak.. sampai kebawa mimpi -_- jujur… gua baca ff dari tahun berganti tahun bulan berganti bulan hari berganti hari jam berganti jam menit bergangi menit detik berganti detik (ahh sudahlah) baru sekarang ninggalin jejak karena suka suka suka banget sama ff nya. tanpopo~ daebak~ (alay dikit)

  7. Lagi nyari ff tentang top bigbang, terus ketemunya ff ini. Engga nyesel bacanyaa:D wkwk suka sama karakter seung hyun nyaaa

  8. Aku mencintaimu hyung !!! Are u kidding me ? Sumpahh gk nyangka ternyata orang yang disukai Jiyoung oppa it Seunghyun oppa😩. Tapi ceritanya seru gk ketebak banget Thor. Daebakkk

  9. Walah ternyata?? Jiyong????
    Kirain sukanya sama dahyun ehhh ternyata sama suamiku *read top :v
    Keren banget unni ffnya. Aku tunggu ff top bigbang yg selanjutnya 😀 hihii

Leave a reply to Ardhia Fitri Cancel reply