[Freelance] The Dark Rose (Part VIII)

req-deerexo

|| Author : Deerexo ||

|| Title : The Dark Rose Part VIII ||

|| Length : Chaptered ||

|| Rating : WARNING! PG-17||

|| Main Cast : EXO’s Byun Baek Hyun and Kim Hye Ra OC ||

|| Minor Casts : EXO and SM Family ||

||Theme : School Life, Family problem, Hate-Love, Romance ||

|| Credit Poster : ©JungHani25 art at HSG ||

|| Disclaimer : The characters are belong to God and themselves. I only have the storyline and don’t copy-paste or remake it. ||

|| Author’s note : Please leave your comment after you read this, It easy thing to do. This part is TOO DANGEROUS AND MOST DANGEROUS! Don’t like? So, don’t read..||

|| Summary : Kali ini Baekhyun akan bersikap egois. Entah Hyera mau mengecapnya sebagai lelaki brengsek atau lelaki tidak tahu diri tapi satu hal yang pasti dia harus mengetahui masalah apa yang terjadi antara Lay dan Hyera bahkan kalau perlu Baekhyun akan mendesak Hyera untuk membeberkan alasannya mengapa gadis itu menjauhinya juga.||

|| Previous : Prologue | Part I | Part II | Part III | Part IV | Part V | Part VI | Part VII ||

Happy Reading^^

Pagi sebelum berangkat sekolah ZHANG YI XING duduk diam di meja makan bersama ibunya. Sepuluh menit yang lalu ibunya itu mengatakan bahwa dia ingin berbicara bersama Lay sambil sarapan. Lay hanya diam sebagai jawabannya namun dalam hatinya Lay ingin menolak mentah-mentah permintaan ibunya itu. Kenapa?

Bisa dibilang hubungan Lay dan ibunya sangatlah renggang semenjak ibunya itu memutuskan untuk menceraikan ayahnya dan memilih lelaki yang jauh lebih kaya dan lebih mapan tentu saja. Ibunya meninggalkan ayahnya tanpa rasa belas kasihan dan mengusir ayahnya itu untuk pulang ke Changsa.

Hal itu membuat Lay sakit hati.

“Yi Xing..” Ibunya memanggilnya dan Lay hanya menatap wajah Ibunya tanpa berkata apa-apa. Lay memanglah pribadi yang pendiam dan tak suka banyak berbicara seperti Baekhyun atau Chanyeol. Dia merupakan lelaki introvert yang kelewat terlalu datar.

Ibunya mengambil sepotong roti lalu melanjutkan bicara,”Sebentar lagi calon ayahmu datang. Ku harap kau bersikap baik padanya dan jangan kecewakan Ibumu.”

Kata Ibu terdengar sangat lucu dalam telinga Lay. Masih pantaskah Lay memanggilnya Ibu semenjak wanita itu mengusir ayahnya pulang ke Changsa dan bekerja disana demi masa depan Lay sedangkan Ibunya sibuk bermesraan dengan lelaki lain?

Lay tetap tidak bersuara. Dia hanya mengambil sesendok bubur instannya lalu memakannya dengan perasaan hancur. Kalau saja kesabaran bisa ditampung dalam sebuah wadah besar mungkin wadah itu sudah penuh karena Lay selalu sabar melihat tingkah laku ibunya. Dia lelaki, dan dia tak boleh menangis. Dia harus memendamnya.

“Kau tahu?” Ibunya itu tersenyum misterius dan memandang Lay penuh arti.”Calon ayahmu itu bernama Kim Min Jo..”tuturnya sambil menuangkan segelas alcohol ke dalam gelas lalu meminumnya dalam satu tegukan,”Dan dia adalah ayah dari temanmu di sekolah” lanjutnya masih dengan senyum yang mengembang di wajahnya.

Lay melemparkan tatapan bertanya pada Ibunya.

“Nama anak dari calon ayahmu itu Kim Hyera. Kau mengenalnya bukan?”

***

“Jadi Kim Hyera, siapa yang kau pilih? Zhang Yi Xing atau Byun Baekhyun?”

Itu sungguh pertanyaan konyol yang dilontarkan seorang Kim Jun Myeon, anak kepala sekolah Kyung-Hee High School yang terkenal dengan kekayaan dan kekuasaannya. Hyera tak habis pikir bagaimana bisa Suho melemparkan pertanyaan itu padanya.

Weird.

Hyera tak bisa memilih keduanya. Pertama, Hyera masih mengingat jelas perjanjiannya dengan Baekhyun saat tadi pagi bahwa mereka akan berpura-pura tidak mengenal dan tidak menyapa lagi. Kedua, Hyera sama sekali tidak berniat memilih Lay karena dia tidak mengenal lelaki itu.

Jadi bagian mana Suho mengharapkannya bisa memilih salah satu!

“Junmyeon-ni. Hentikan.” Suara Baekhyun terdengar datar dan dia menatap Suho sambil melemparkan tatapan death glare miliknya.”Kalian pergilah. Aku harus bicara dengan Lay dan Hyera.”

Sepuluh orang yang berada di ruangan bersama mereka itu saling berpandangan. Mereka sibuk berkomunikasi lewat tatapan satu sama lain. Inti komunikasi itu sama yaitu mengkhawatirkan Baekhyun dan Lay jika ada perkelahian. Bukan hanya Lay dan Baekhyun saja yang bisa terkena detensi jika perkelahian itu terdengar sampai ke telinga Kepala Sekolah Kim tapi mereka semua juga bisa terkena dampaknya.

Seolah bisa membaca pikiran teman-temannya, Baekhyun angkat bicara,“Percayalah. Aku tidak akan berkelahi dengan Lay.”

Tak ada pilihan lain untuk mereka selain keluar. Akhirnya kesepuluh orang itu pergi meninggalkan mereka bertiga di dalam kelas. Suara mereka semua hilang bersamaan dengan ditutupnya pintu kelas itu.

Dan disinilah mereka bertiga. Di dalam kelas kosong dan sedang sibuk dengan perasaan serta pikiran masing-masing. Lay mengambil kursi dan duduk di hadapan Baekhyun sambil menyilangkan kaki sedangkan Baekhyun tetap bergeming dan memilih untuk berdiri bersama Hyera di sampingnya.

Gadis itu tidak menatapnya, melainkan menatap ke arah Lay. Rasa marah berkobar hebat dalam dadanya dan seketika menyulut emosinya naik kembali. Please, bisakah Hyera berhenti menatap lelaki lain? Baekhyun benar-benar tidak tahan melihatnya.

“Jadi, ada masalah apa sebenarnya antara kau dan Hyera, Lay?” Baekhyun bertanya dan mengalihkan pandangannya pada Lay yang sedang menyandarkan dirinya pada kursi. Lelaki itu menghela napas berat.

Hyera sendiri ikut memperhatikan Lay, dia penasaran juga tentang hal apa yang ingin Lay bicarakan padanya. Biarpun Baekhyun membuatnya kesal karena bertindak seperti polisi yang menginterogasi penjahat. Polisinya adalah Baekhyun dan penjahatnya adalah Lay. Menjengkelkan.

“Ini masalah pribadiku dengan Hyera, Baekhyun.” Lay memijat keningnya yang terasa mulai pening. Semua masalah ini amat membebani dirinya padahal satu minggu lagi dia akan ikut perlombaan Piano di Qingdao.

Baekhyun menyilangkan tangannya di depan dada.”Kau tidak keberatan bukan jika aku mendengar masalah kalian?” Lelaki itu bertanya pada Hyera. Nada suaranya gusar dan terdengar tidak sabaran.

Demi Tuhan Baek kau benar-benar terlalu cemburu pada Lay!

Hyera balas menatap Baekhyun dengan tajam lalu mengikuti tingkah Baekhyun dengan menyilangkan tangan di depan dadanya juga—merasa tidak terima karena Baekhyun bertindak semaunya. Lay kan ingin berbicara padanya, mengapa Baekhyun harus ikut mendengarnya juga?

Gadis itu mendengus sinis,”Apa kau lupa jika kau harus berpura-pura tidak mengenalku? Kenapa kau selalu ikut campur dalam masalahku?”

Kali ini Baekhyun akan bersikap egois. Entah Hyera mau mengecapnya sebagai lelaki brengsek atau lelaki tidak tahu diri tapi satu hal yang pasti dia harus mengetahui masalah apa yang terjadi antara Lay dan Hyera bahkan kalau perlu Baekhyun akan mendesak Hyera untuk membeberkan alasannya mengapa gadis itu menjauhinya juga.

Lagipula Baekhyun tak suka melihat Hyera menyembunyikan rahasia darinya apalagi rahasia itu berhubungan dengan lelaki lain.

BYUNTAE BAEKHYUN! Kau benar-benar sedang cemburu tidak jelas!

“Aku akan berpura-pura menjadi amnesia soal perjanjian itu. Apa kau puas?” Baekhyun mendekati gadis itu lalu mengunci tatapan Hyera dengan sorot matanya yang tajam. Lelaki itu berdiri tepat di depannya dan jarak wajah mereka begitu dekat sampai-sampai Hyera bisa merasakan hembusan napas Baekhyun pada permukaan wajahnya.

*Perlahan mata Baekhyun mulai terpejam dan semakin terhanyut dalam ciuman yang diberikan gadis itu. Baekhyun memiringkan kepalanya dan membalas setiap permainan yang diberikan Hyera kepadanya. Ciuman mereka menjadi sebuah kisah yang panas, menyeluruh dan menggelora seperti api yang berkobar hebat.

Bagaimanapun juga Baekhyun adalah seorang lelaki. Dan ini sama sekali bukan salahnya ketika Hyera menciumnya terlebih dahulu.—*read : The Dark Rose Part VI

Bagaikan sihir keduanya diingatkan kembali akan ciuman yang terjadi di rumah Hyera saat Hyera mencium Baekhyun dengan liarnya. Bayangan itu muncul tepat pada saat wajah mereka sedekat ini. Tatapan keduanya terkunci dan mereka sudah terbawa suasana.

Kenapa Baekhyun menatapnya terlalu intens? Ini salah mereka berdua karena terlalu hanyut dalam tatapan masing-masing. Tangan Baekhyun baru saja akan bergerak naik untuk menyentuh gadis itu ketika dia mendengar seseorang berdeham sebal.

“Kalau kalian tidak lupa masih ada aku disini.” Lay menggerutu karena melihat kedua orang itu sepertinya terbawa suasana. Dia tidak peduli jika mereka terbawa suasana tapi tidak untuk dihadapannya. Hal itu membuatnya ingin…..ingin…haruskah Lay jujur jika dia ingin mencium seorang gadis juga?

Kedua orang yang sama sekali tidak menyadari perasaan masing-masing itu langsung menatap Lay dengan tatapan berbeda. Baekhyun menatap Lay kesal sedangkan Hyera menatap Lay malu.

Kenapa menjadi seperti ini? Bukankah baru saja mereka bertengkar hebat?

“Lay-ssi, jelaskan sebenarnya kau ingin menjelaskan apa?” Hyera bertanya dan dia menolak menatap Baekhyun lagi—takut kejadian ‘terbawa suasana’ itu terulang. Bodoh! Hyera semakin membenci dirinya sendiri karena tubuhnya benar-benar menolak berkompromi untuk menjauh ketika Baekhyun menyentuhnya.

Ini perasaan apa? Kenapa seperti ini?

Lay menatap Baekhyun dengan tatapan seduktif. Rasanya dia masih tidak rela jika Baekhyun juga mengetahui hal ini. Dia hanya ingin memberitahu orang yang berhubungan langsung dengan Ayah Hyera dan Ibunya yang bekerja di perusahaan Light Corp milik Baekhyun…

Tunggu dulu! Lay langsung menatap Baekhyun dengan raut wajah seolah menemukan uang 35 juta won. Untuk pertama kalinya Hyera melihat Lay tersenyum seperti itu, Zhang Yi Xing yang dilihatnya di sekolah terkenal calm down, pendiam dan jarang sekali tersenyum—seperti dirinya.

“Baek! Kau bisa membantu kami!” Lay berseru dan semakin membuat Hyera penasaran.

Alis Baekhyun terangkat sebelah.”Tunggu! Apa maksudnya ini? Dan apa maksudnya dengan kata ‘kami’ disini?”

Lay berdiri dari kursinya lalu berkacak pinggang.”Tentu saja aku dengan Hyera.”

Entah mengapa mendengar Lay menyebutkan kata “kami” yang mengacu pada Lay dan Hyera membuat Baekhyun mengernyit tak suka. Apa Lay tidak melihat raut wajah Baekhyun yang menggelap dan tatapannya yang menajam ketika Lay menyebut dirinya dan Hyera?

“Lay-ssi!” Hyera menginterupsi.”Ini sudah kelima kalinya!”

Baekhyun bertanya bingung.”Kelima mwoya?”

Hyera menggerutu tidak jelas,”Kelima aku menanyakan hal apa yang terjadi! Kau diamlah!” titahnya pada Baekhyun seraya mengacungkan jarinya pada lelaki itu untuk menyuruhnya diam.

Lay mendesah dan kembali duduk di kursinya. Dia menghembuskan napas dan sibuk berpikir bagaimana menceritakan hubungan antara ayah Hyera dan ibunya. Dia takut gadis itu akan meledak emosinya. Yah..Lay tahu bagaimana sifat gadis itu. Hyera bukanlah tipe yang bisa menerima keadaan, selalu menyalahkan takdir dan berpikiran sempit.

Lelaki kelahiran Cina itu menatap Hyera lurus-lurus lalu memulainya dengan sebuah pertanyaan.”Apa keluargamu tidak harmonis?”

Hyera tertegun mendengarnya. Kenapa ini menyangkut keluarga? Hyera merasa dia akan mendapatkan kabar buruk. Selalu saja, setiap kata orang tua keluar hati Hyera langsung berdenyut sakit dan emosi bergemuruh dalam dirinya.

“Ya, bisa dibilang begitu.” Hyera mengangguk.

“Aku minta maaf. Itu semua karena Ibuku.”

Satu kalimat itu meluncur dari Lay dan menimbulkan beribu pertanyaan pada benak Hyera.

Mata Hyera menyipit.”Apa maksudnya Lay-ssi?”

Ditempatnya Baekhyun merasa aneh. Ibu Lay? Qian Xing agasshiadalah pegawai di perusahaan ayahnya sebagai sekretaris Kim Min Jo ahjussi. Baekhyun tahu siapa mereka. Mereka adalah kaki tangan ayahnya yang bekerja dengan cekatan dan penuh tanggung jawab.

Ayahnya, Byun Gi Woo, mengangkat Kim Min Jo sebagai Direktur Utama di Light Corp.

Lalu apa hubungannya?

Lay meneruskan bercerita.”Ibuku dan ayahmu….saling mencintai—mungkin. Aku sendiri tidak tahu tapi kau pasti sudah mendengar masalah ayahmu yang ingin menceraikan Ibumu bukan? Ayahmu dan Ibuku…” Lay menggantungkan kalimatnya dan melihat reaksi Hyera. Gadis itu hanya diam sambil menatap Lay dengan tatapan kosong tanpa ekspresi tapi wajah dan matanya memerah.

Baekhyun sendiri begitu terkejut mendengarnya dan Hyera sudah kelihatan ingin menangis.

“..memutuskan untuk menikah.” Lay menyudahi ceritanya bersamaan dengan Hyera yang jatuh lemas terduduk. Dia sudah tidak kuat lagi. Sungguh…Tuhan kenapa cobaan ini dialami gadis berusia 17 tahun sepertinya?

Baekhyun yang melihat Hyera jatuh berusaha untuk menolongnya.”Hyera!”

“Jangan sentuh aku Baekhyun!” Hyera menepis lengan Baekhyun yang sudah mengenggam bahunya. Gadis itu benar-benar membenci Baekhyun saat ini. Ini karena Baekhyun…karena seorang Byun Baekhyun.”Kau benar-benar sumber masalah!”

“Apa maksudmu Kim Hyera?”

Hyera bangkit berdiri dengan kaki gemetar. “Kau merusak keluargaku! Kalau saja ayahmu tidak menaikkan jabatan ayahku mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini! Aku membencimu Baekhyun! Aku sangat membencimu!” Hyera sudah berteriak mengeluarkan seluruh emosi yang dipendamnya selama ini. Dia mengatakan itu semua sambil menatap Baekhyun agar lelaki itu tahu bahwa Hyera serius dengan perkataannya kali ini.

Mendengar itu semua membuat Baekhyun menarik kesimpulan bahwa Hyera menjauhi dirinya karena hal ini. Karena dia adalah pewaris sekaligus anak dari seorang pemilik Light Corp yang secara tidak langsung merusak keluarga Hyera.

Tidakkah Hyera gila? Baekhyun mengumpat dalam hatinya.

Lay mengerjap kaget ketika mendengar teriakan gadis itu. Jadi Hyera membenci Baekhyun karena hal ini? Oh, apakah Hyera semakin membenci Baekhyun setelah mendengar perkataannya?

Itu sudah pasti.

“Hyera-ssi..” Lay memanggil gadis yang sekarang mengatur napasnya yang memburu namun Baekhyun menyelanya dengan berkata.”Lay, bisakah kau keluar? Aku harus bicara empat mata dengan Hyera.” Baekhyun berusaha menengahi keadaan.

Hyung maafkan aku Hyung!” Baekhyun sedikit membungkukan tubuhnya karena merasa tidak enak menyuruh Lay untuk pergi tapi Baekhyun harus bicara berdua saja dengan Hyera.

Lay mengerti.

Tanpa berkata apa-apa lagi Lay langsung melangkah keluar. Dia akan membicarakan masalahnya nanti. Percuma saja jika Lay memaksa membicarakannya sekarang karena Hyera dan Baekhyun kelihatannya memiliki masalah yang lebih rumit.

Lay berharap Hyera baik-baik saja. Bagaimanpun juga Hyera adalah calon adiknya.

Baekhyun masih diam dan Hyera masih mengatur napasnya ketika Lay menutup pintu kelas. Sekarang hanya ada Baekhyun dan Hyera dalam kelas itu. Kesempatan untuk berbicara terbuka lebar untuk mereka berdua.

Baru saja Hyera akan mengikuti jejak Lay untuk pergi, lengannya sudah di tahan oleh Baekhyun dari belakang.

“Jawab aku. Apa karena hal itu kau menjauhiku?”

Suara Baekhyun tercekat dan dia melepaskan genggamannya ketika melihat Hyera diam. Rasa bersalah itu menyelimuti dirinya sampai menusuk ke dalam jantungnya. Melihat kehidupan Hyera hancur berantakan karena dirinya membuat Baekhyun seperti kehilangan detak jantungnya sendiri.

Hidup gadis itu hancur karena dirinya.

Apa ini memang salah Baekhyun? Sungguh, 2 tahun yang lalu Baekhyun memang mempromosikan Minjo ahjussi, ayah Hyera, untuk naik jabatan sebagai direktur utama karena Baekhyun tahu ahjussi itu benar-benar hebat dalam bekerja. Tapi siapa sangka ternyata kehebatannya dalam bekerja justru berbanding terbalik dalam kehidupan rumah tangganya?

Hyera menangis lagi. Akhir-akhir ini gadis itu berubah menjadi gadis yang sering menangis tapi Baekhyun tahu Hyera memanglah seperti itu. Dia tidak akan mengeluarkan emosinya lewat kata-kata melainkan lewat air mata. Dan ini sungguh sakit sekali rasanya.

“Ya. Aku sangat membencimu karena keluargamu lah yang merusak keluargaku.”

“Apa kau sudah mengetahui ini sejak lama?”

“Disitulah letak kebodohanku. Kukira kau orang yang tepat kujadikan teman—bahkan aku sudah menganggapmu teman saat itu tapi 2 hari yang lalu aku menemukan sebuah arsip yang menjelaskan segalanya.”

Baekhyun meringis mendengar kata-kata Hyera yang begitu dingin untuknya.

“Aku minta maaf.” Baekhyun meraih lengan gadis itu lagi lalu mengenggamnya erat, tak peduli jika gadis itu mencoba melepaskannya sekuat tenaga. Setiap kali Hyera mencoba melepaskannya Baekhyun justru mengeratkan genggamannya.

Saat Hyera berbalik untuk meninggalkan lelaki itu, dengan cepat Baekhyun menarik lengan Hyera yang masih berada dalam genggamannya dan membawa Hyera ke dalam pelukannya. Tangan Baekhyun yang lain melingkar di bahu gadis itu yang gemetar karena menangis.

Hyera meronta dalam pelukannya tapi Baekhyun tak peduli. Dia akan menenangkan gadis yang berhasil menyentuh tempat asing di hatinya itu dengan segenap perasaan yang ia miliki meskipun dia sama sekali tidak tahu perasaan aneh ini.

“Kenapa…Baek…Hyun…sesak…terlalu sesak….aku ingin pergi…”

“Jadi kau akan pergi?”

Demi apapun Baekhyun tak akan bisa membiarkan Hyera pergi dalam hidupnya.

Baekhyun semakin memeluknya lebih erat. Dia merubah posisinya dan membawa Hyera agar bersandar pada dinding dibelakangnya tanpa melepaskan pelukan itu sama sekali. Hyera masih terisak dan yang dia inginkan saat ini adalah menangis sepuasnya. Izinkan dia menangis—dalam pelukan Baekhyun.

Baekhyun memiringkan kepalanya mendekati telinga gadis itu untuk berbisik pelan menenangkannya.”Baby…don’t cry.”

Kepala Baekhyun perlahan turun dan berhenti di cekungan leher gadis itu. Baekhyun mengistirahatkan kepalanya di leher gadis itu dan menempelkan bibirnya sendiri dengan leher Hyera. Dia merasa nyaman dengan posisi ini namun dia benci situasi ini. Situasi dimana Hyera menangis dan itu karena dirinya.

“Kau jahat Baekhyun.” Hyera masih terisak dan air matanya tidak mau berhenti.

Baekhyun mencium leher gadis itu dengan lembut lalu berkata.”Aku minta maaf.”

Gadis itu tidak menjawabnya melainkan memejamkan matanya. Tanpa sadar dia menikmati hembusan napas Baekhyun di lehernya. Hembusan napas Baekhyun tidak membuatnya geli sama sekali melainkan membuatnya nyaman sekaligus hangat.

“Aku membencimu Baekhyun.”

Kenyataannya tidak begitu. Sekuat apapun Hyera berusaha membenci lelaki ini tetap saja rasanya sangat sulit untuk menjauh dari Baekhyun. Bagaikan magnet yang tertarik satu sama lain. Bagaikan bunga mawar yang membutuhkan air untuk hidup.

“Ah!” Hyera mendesah kecil ketika dengan sengaja Baekhyun merapatkan tubuhnya dengan gadis itu.Isakan Hyera sudah berhenti digantikan dengan wajah memerah sehabis menangis. Oh, Sejak kapan posisi mereka menjadi intim seperti ini? Ini kesalahan besar. Hyera terlalu munafik untuk mengakui bahwa dia menyukai ini semua. Menyukai hal dimana Baekhyun mengurungnya dengan tubuhnya.

Sedetik kemudian Baekhyun mengangkat wajahnya dan menatap wajah gadis itu. Dia menyelami tatapan mata Hyera yang begitu memikatnya. Tatapan mata itu bagaikan sebuah heroin berdosis tinggi yang membuatnya ingin terus menatapnya.

Lengan Baekhyun masih melingkari bahunya dan tubuh Baekhyun masih menempel pada tubuh Hyera. Meskipun akal sehatnya memerintahkan untuk mendorong tubuh Baekhyun menjauh namun lengannya justru terangkat naik dan melingkar di leher Baekhyun.

“Hyera…” lirih Baekhyun seraya menatap bibir gadis itu seduktif. Ada hasrat tak tertahankan untuk mencicipi bibir gadis itu. Baekhyun sudah gila akibat bibir gadis itu. Dia merasa seperti seorang psycho yang kecanduan.

Masalah keduanya terlupakan digantikan dengan hasrat panas yang muncul tiba-tiba.

“Baekhyun…” untuk pertama kalinya Hyera memanggilnya semanis itu. Dia merasakan semilir angin dan kupu-kupu berterbangan dalam perutnya ketika menyadari bahwa dia baru saja memanggil Baekhyun dengan lembutnya.

Tapi dia Baekhyun, lelaki yang menghancurkan keluarganya. Ya, hancur karena Baekhyun.

Belum sempat Baekhyun mendekatkan wajahnya pada Hyera, gadis itu sudah terlebih dahulu mendorong tubuhnya menjauh lagi. Pikiran rasionalnya berbunyi nyaring dalam logikanya lalu mengalahkan keinginan hati kecilnya untuk meneruskan kejadian tadi.

Baekhyun mengacak-acak rambutnya frustasi dan mengepalkan kedua tangannya.”Ya Tuhan! Sebenarnya kenapa dengan kau dan aku!” dia sudah kebingungan setengah mati tentang apa yang dirasakannya dan yang terjadi padanya.

Hyera memperingatkan Baekhyun dengan sinis.”Tidak seharusnya kita seperti itu tadi.” Gadis itu berjalan ke luar meninggalkan Baekhyun sebelum mengatakan,”Ingat janjimu, Byun Baekhyun.” Lalu pergi keluar kelas dengan seribu satu perasaan membingungkan.

Baekhyun yang melihatnya langsung memukul meja dengan kepalan tangannya. Sial, selalu saja terbawa suasana dan kejadian intim terjadi! Yang harus dilakukannya adalah memikirkan cara untuk membantu Hyera dan Lay.

Apapun caranya. Ya, dia harus melakukannya untuk menebus kesalahannya pada gadis itu.

Baekhyun mengeluarkan ponselnya dan menelpon Donghae hyung, pengacara pribadinya. Begitu tersambung Baekhyun langsung berbicara.“Yeoboseyo? Donghae hyung? Ya. Ada yang perlu dibicarakan. Mmm…Terimakasih”

Dia akan melakukan cara terbaik agar gadis itu kembali padanya dan tidak menjauhinya lagi.

Aku tidak bisa menjauh darimu, Hyera-ya. Ini terlalu menyakitkan, kau seperti menggoreskan duri-duri milikmu di sekelilingku, My Dark Rose. Kau selalu menjadi bunga mawar di kegelapan Hyera.

***

Menurut Byun Baekhyun sesekali pulang ke rumahnya dengan menggunakan bus bukanlah suatu hal yang buruk seperti yang dilakukannya sekarang.Baekhyun menyebutnya jalan-jalan malam dengan bus, itu menyenangkan menurutnya.

Baekhyun baru saja selesai membicarakan rencana apa yang akan dilakukannya dengan Lee Donghae dan Zhang Yixing. Lelaki itu sengaja mengajak Lay juga agar mereka bisa bekerja sama untuk menemukan cara terbaik namun tepat.Ketika pembicaraan itu selesai Baekhyun menolak ajakan Lay dan Donghae untuk pulang bersama mereka. Dia memilih menaiki bus untuk menikmati udara dingin di malam hari.

Jadi, disinilah Baekhyun. Di bus berwarna hijau.

Jam tangan Swiss milik Baekhyun sudah menunjukkan pukul 10 malam dan lelaki itu sedang tertidur di deretan bangku belakang bus sambil menggunakan headsetberwarna putih–mendengarkan musik. Kepala Baekhyun bersandar pada jendela kaca dan napasnya berhembus tidak teratur.

Oh, Baekhyun kedinginan. Angin yang berhembus terlalu kencang malam ini dan parahnya dia hanya menggunakan kaus panjang berwarna hitam tipis dan celana jeans berwarna senada. Kaus itu tentu saja tidak cukup untuk melindungi Baekhyun dari hawa dingin yang menyerangnya.

Bus hijau itu berhenti di halte berikutnya dan Baekhyun masih tertidur.

Dua orang lelaki turun dari bus dan satu orang gadis menaiki bus tersebut. Gadis itu menggunakan sweater coklat dan celana jeans hitam lengkap dengan topi wol coklat dan sarung tangan yang menutupi tubuhnya. Awalnya gadis itu mengira bahwa dia hanya sendirian di dalam bus namun dia melihat ada seorang lelaki sedang tertidur di deretan bangku paling belakang.

Sosok lelaki itu tidak asing untuknya. Gadis itu mendekat dan langsung menjatuhkan MP3 player yang sedang digenggamnya belum lagi makanan yang dibelinya di supermarket juga ikut berjatuhan membuat bunyi berisik.

Gadis itu Kim Hyera yang baru saja pulang dari supermarket untuk membeli persediaan makanan ringannya yang sudah habis. Hyera keluar diam-diam dari rumahnya karena tidak ingin tertangkap oleh Bibi Jung pergi malam-malam jadi dia tidak membawa mobilnya, oleh karena itu dia pulang menggunakan bus.

Dan di bus ini Hyera melihat Baekhyun yang tertidur.

Hyera memungut kembali makanan ringan dan MP3 player miliknya. Tepat pada saat itu bus melaju bergerak dan membuat Hyera kehilangan keseimbangannya. Hyera langsung jatuh terduduk disamping Baekhyun dengan jarak 2 kursi karena hanya itu tempat duduk terdekat.

Untung saja dia tidak terjatuh dalam pelukan Baekhyun. Untung saja…..

Jantung Hyera berdetak begitu cepat ketika melihat bahwa Baekhyun masih tertidur. Demi Tuhan, ekspresi pria itu saat tidur membuatnya gemas setengah mati karena terlihat seperti anak kecil dan terkesan innocent.

Selang beberapa detik rasa sakit hati itu muncul dalam hatinya. Hyera masih menyalahkan Baekhyun tentang keluarganya. Ya, dia sangat membenci Baekhyun tapi..sungguh, di satu sisi melihat Baekhyun seperti ini membuatnya bersalah. Apakah memang semua ini salah Baekhyun sepenuhnya?

Dia harus pindah sebelum kebencian itu menyerangnya lagi.

Hyera baru saja akan pindah tempat duduk ke depan ketika merasakan sesuatu yang berat menimpa dirinya.

Omo! Kepala Baekhyun terkulai sehingga jatuh tepat di atas pangkuan Hyera. Degup jantung Hyera semakin tidak terkendali dan untungnya Baekhyun masih tertidur dalam pangkuannya. Ini untuk pertama kalinya ada seorang lelaki yang menjadikan pangkuannya sebagai bantal biarpun ini ketidaksengajaan.

Wajah Baekhyun yang tertidur terlihat damai dan nyaman. Baru disadari Hyera bahwa lelaki ini begitu tampan dengan garis wajah yang simetris dan rambut kecoklatannya yang lembut.Pandangan Hyera jatuh pada lengan Baekhyun yang terhimpit antara tubuhnya dan tempat duduk, Hyera pun perlahan mengangkat lengan Baekhyun dan menaruhnya di atas perut lelaki itu.

Hyera bisa mendengar alunan lagu penyanyi terkenal Kim Hyun Joong – One More Time dari headset yang digunakan Baekhyun karena volumenya yang cukup besar. Hyera bisa saja melepas headsetitu namun yang dilakukannya adalah melepaskannya satu lalu memasangnya di telinganya sendiri.

Alhasil Baekhyun dan Hyera menggunakan satu headset untuk berdua.

Lagu Kim Hyun Joong – One More Time menemani Hyera yang sedang menatap wajah Baekhyun saat ini. Tangan Hyera terangkat naik dan menyentuh rambut milik Baekhyun dengan penuh perasaan yang tidak bisa ia jelaskan. Dia tidak bisa membenci Baekhyun, apalagi dengan situasi ini. Dia menyukai posisi mereka sekarang. Tanpa sadar tangan Hyera turun menyentuh pipi Baekhyun dan mengusapnya dengan gerakan lembut.

Kau begitu baik, Baekhyun.

Gadis itu bergumam seraya memeperhatikan mata Baekhyun yang sedang terpejam. Perasaan asing bergemuruh dalam hatinya sekarang membuat Hyera tidak bisa melepaskan tangannya dari Baekhyun.

Jemari Hyera sekarang menyentuh bibir bawah Baekhyun bersamaan dengan lagu One More Time yang sedang memutar bagian kata “Saranghae”. Entah itu kebetulan atau apa tapi pipi gadis itu merona mengingat semua kejadian romantis yang dialaminya bersama Baekhyun.

Bibir Baekhyun pernah menyentuh bibirnya dan itu sungguh pengalaman luar biasa sampai Hyera tidak bisa tidur karena memikirkan itu semua.

Apakah Hyera sudah berubah menjadi gadis manis dan hangat? Ya. Tapi hanya ketika Baekhyun bersamanya.

Saranghae…neol saranghae….One more time….

“H…Huh…Hye..Hyera.”

Hyera terkejut ketika Baekhyun menyebutkan namanya dan dia langsung melepaskan jemarinya dari bibir Baekhyun kemudian menatapnya—takut kalau lelaki itu terbangun. Tapi Baekhyun masih tertidur biarpun dia menggerakan kepalanya gelisah. Hyera melepaskan headset itu dari Baekhyun dan dirinya. Apakah dia tidak salah dengar?

Byun Baekhyun sedang memimpikan Kim Hyera?

“Hyera…” kali ini suara Baekhyun lebih jelas dan dia memang sedang mengigau dengan menyebut nama Hyera. Gadis itu langsung merasakan kupu-kupu berterbangan dalam perutnya ketika menyadari bahwa Baekhyun memimpikannya.

Sebuah senyum manis terukir di lekuk bibirnya. Andai saja Baekhyun melihat Hyera tersenyum padanya pasti lelaki itu merasakan hal yang sama dengan Hyera yaitu bahagia.

“K..Kim Hyera…” Baekhyun memanggilnya lagi dalam tidurnya kali ini diikuti suara tertahan. Ada yang aneh dengan suara Baekhyun kali ini suaranya seperti menahan rasa sakit. Dan lagi Hyera merasakan ada yang aneh dengan suhu lelaki itu.

Nafas Baekhyun yang semula teratur berubah menjadi nafas pendek-pendek dan Hyera pun menyentuh leher Baekhyun dengan telapak tangannya. Panas. Amat panas. Gadis itu merasakan suhu panas dari tubuh Baekhyun sekarang.

Sederhana saja bahwa Baekhyun terkena demam musim dingin dan Hyera panik setengah mati. Kemana dia akan membawa Baekhyun? Rumah sakitkah? Atau apartemen Baekhyun? Dia sama sekali tidak tahu dimana apartemen Baekhyun dan sebentar lagi dia akan sampai di halte bus dekat rumahnya.

Ah! Sebuah ide muncul dalam benaknya! Hyera akan membawa Baekhyun ke rumahnya lalu pergi ke rumah sakit dengan mobilnya. Hanya itu satu-satunya cara. Demam Baekhyun cukup tinggi karena Hyera merasakan tubuh Baekhyun semakin panas.

Hyera melingkarkan lengan Baekhyun pada lehernya dan menepuk-nepuk pipi lelaki itu untuk membuatnya terbangun sayangnya Baekhyun hanya mengerang dan berdengung tidak jelas. Lengan Baekhyun yang masih melingkar di leher Hyera terlepas dan gadis itu amat ketakutan karena melihat Baekhyun terkulai lemas seperti ini.

Bus hijau itu berhenti dan Hyera mengangkat kepala Baekhyun dari pangkuannya karena bersiap turun. Baekhyun mengerang ketika di paksa duduk kembali. Lelaki itu benar-benar demam bahkan untuk mencoba memfokuskan pandangannya saja. Pandangan Baekhyun berkunang-kunang dan dia menjatuhkan kepalanya di bahu Hyera. Biarpun saat ini Baekhyun sama sekali tidak tahu.

……

………

Hyera terdiam begitu Baekhyun menyandarkan kepalanya pada bahunya. Jantungnya berulah lagi. Dia sedang membereskan makanan yang dibelinya tadi dan tahu-tahu Baekhyun seperti ini.

Ah! Tidak Hyera! Fokuskan dirimu!

Aggashi, apa anda tidak akan turun?”

Suara supir bus itu mengejutkannya dan Hyera buru-buru berkata,”Ah, saya akan turun disini. Terimakasih.”

Jadi, sekarang izinkan Hyera untuk merawat Baekhyun dan melupakan rasa bencinya pada lelaki itu untuk sesaat.

TBC

Halo! Aku ga ngerti kenapa disaat lagi TO gini ide buat The Dark Rose mengalir deras dan aku gabisa lepas dari notebook aku untuk ngetik part ini. Fiuhh especially thanks to Kak Ama karena dia aku nemu banyak inspirasi. Gatau kenapa >,< *peace kak! Kkkkkk~

Please banget untuk silent readers aku harap kalian mau komentar u.u kalau masih aja banyak siders kemungkinan untuk di protect lagi akan semakin besar dan aku cuman mau ngasih password ke readers yang bener-bener komentar ffku!

So, komentar ya^^ Komentar juseyo;___;

Makasih readers yang udah setia komentar^^ ILOVEYOUSOMUCH!

Di part nanti aku bakal kasih tau siapa orang ketiga mereka ya:3 sabar dulu oke? Harus berjalan sesuai alur ya^^ Clue orang ketiga itu : dia laki-laki! So, selamat menebak :p hahahaha

Annyeeeeeeoong~

830 responses to “[Freelance] The Dark Rose (Part VIII)

  1. thorrrr sms aku belun dibales jadi aku lompat chap selanjutnya. cepet dibalesya thor kepo bgt pen baca:(
    chap ini ga sanggup baca !>_< manis banget ampe kena diabetesssss. semangat thor☺😊😊

  2. Hyera, dari dulu kok gak sadar sadar sih! Kamu itu suka sama Baek!! Selalu gemes sama Hyera yang terkadang menyebalkan!!! lanjutin min

  3. hyera baekhyun kalian harus baikan lagi ya. untuk masalah keluarga hyera kan itu bukan salahnya baekhyun.

  4. Langsung tepok jidat nyadar kalo tebakan asal-asalan_Chan dijdohin sm Hyera 100 % meleset! hahaha… 😀 Tapi q heran sma author.. bisa bgt ngubek-ngubek emosi para cast khsusx Hyera n Baek.. aduh Baek bnr2 px mslh dlm mgndalikan diri,.. -_- okelah please allow me to read other chapter 🙂

  5. sebenernya sih disini baekhyun gasalah hyera cuma salah paham aja .. baek juga gatau kan kalo orang yang dia promosiin itu bapanya hyera ..
    jan salah itu eemang ayahnya hyera sama sekertaris yg gatau diri itu juga eww demi apapun benci banget liat direktur sama sekertaris selingkuh hal paling menjijikan dan kak maaf banget jadi emosi gini huftt sumpah benci banget grgr sekertaris gatel itu hyera jd menderita yixing juga menderita dan ayahnya yixing jg menderita dan baekhyun jd disalahin .. ihh greget banget sama mamany lay bunuh aja dia pake sianida ewww #plakk

  6. pas baca part ini masih kepikiran ama part 6, author masih aktif kan please thor di replay yah smsku rasanya gak enak baca ff loncat”

  7. Heuhh yaampun aku kira lay sama hyera mau dijodohin tpi ternyata bukan😂 syukurlah ya..
    Tapi kapan ini Baek-Hyera nya baikan lagi??? Greget aku liatnya nanti baikan nanti marahan lagi terus baikan lagi marahan lagi gemezz deh jdinya😂

  8. Yeay sekarang gantian hyera yg ngerawat baekhyun sakit. Semoga benih2 cinta makin berkembang 💕

  9. Gantian dong hye ngerawat baek. Kasian bangrt baek gak tau apa2 harus kena imbasnya dibenci dan dicinta hye. Hye kamu kapan sadarnya kalau cinta mati ma baek

Leave a reply to dillazulfa Cancel reply