You’re My Special [Chapter 13]

request-youre-my-special

You’re My Special [Chapter 13]

Son Hanun, Byun Baekhyun

Romance, Friendship

PG-17

Series

Credits poster : batdaap by EKF

Read this first : Prologue – Chapter 1 – Chapter 2 – Chapter 3 – Chapter 4 – Chapter 5 – Chapter 6 – Chapter 7 –Chapter 8 – Chapter 9 – Chapter 10 –  Bonus Chapter  – Chapter 11 – Chapter 12

I’ve come with another fanfiction

Cerita ini hanya fiktif belaka. Apabila ada kesamaan nama tokoh itu hanya hiburan semata. Cerita ini hanya untuk hiburan

Chapter 13

~Mianhae~

Pagi itu, mentari telah tersenyum menampakkan cerianya diseluruh pelosok dunia. Hangatnya menambah sempurna sebuah keluarga kecil yang mungkin belum bisa dikatakan menjadi keluarga sebelum ada sebuah ikatan agama untuk sang orang tua.

Si ibu dengan mulut yang terus berucap lirik lagu anak-anak turut menampakkan senyumnya pada gadis mungil yang sedang dibantu mengenakan baju bermotif hello kitty diatas ranjangnya.

”Lagi eomma.. Lagi..”,

Ucap gadis kecil itu ketika sang ibu menyelesaikan akhir lirik lagunya. Dia tidak bosan mendengar ibunya bernyanyi kecil sambil dia mengikutinya.

”Appa datang.. Appaa..”,

Gadis itu berhenti menyanyi kemudian memekik ketika seorang pria dengan senyum manis berdiri di depan pintu kamar.

”Hello sayang, sudah mandi kan?”, ucap sang ayah diiringi sebuah kecupan manis di pipi putri kecilnya.

”Sudah..”,

Balas gadis bernama Haejin itu sambil merentangkan tangan mencoba memperlihatkan dirinya yang sudah rapi dan wangi..

”Hmm.. Sudah wangi..”, Haejin terkikik geli saat appanya menggelitiki pinggang.

Baekhyun lelaki itu membawa Haejin dalam gendongannya sambil menatap Hanun yang membereskan handuk dan bedak yang telah dipergunakan untuk mempercantik putrinya.

”Ba..baekhyun..”,

Lelaki itu menoleh ketika ibu dari anak yang digendongnya mengucap namanya. Setelah sekian lama tidak ada percakapan panjang diantara mereka. Mungkin wanita itu akan memulai berkata.

”A..aku akan pindah ke apartment Daehee dengan Haejin.. Ja.jadi–

”Berapa kali aku bilang tidak akan melakukannya Hanun-ah? Apa kau lupa perkataan Haejin kemarin jika dia ingin bersama appanya juga?”, Baekhyun membungkam gadis itu dengan perkataan panjangnya. ”Gantilah pakaian, aku akan mengajak kalian ke suatu tempat..”, dan yang bisa dilakukan wanita itu adalah menuruti perkataan kekasihnya.. Kekasih? Masih bolehkah kusebut seperti itu?

***

Pagi ini Baekhyun berinisiatif membawa supir dalam perjalanan panjangnya hari ini. Demi mengurangi rasa lelah dan juga dia ingin bermain-main bersama putrinya di jok belakang. Tentu ada Hanun disampingnya.

Perjalanan dari rumah Baekhyun hanya berkisar tiga puluh menit ketika mereka sampai pada tempat tujuan pertama di hari minggu ini. Haejin balita itu mungkin masih belia untuk mengetahui tempat asing yang mungkin belum sekalipun dia pijaki. Dia mengeratkan pelukannya pada leher Baekhyun sambil menyembunyikan wajahnya ketika terpaan angin dipadang yang memiliki banyak batu bertulis itu berhembus menerbangkan anak rambutnya.

Pria itu terus berjalan menuju salah satu batu bertulis yang sering dia kunjungi selama ini. Sedangkan disamping kanan, Hanun yang tak perlu menebak apa yang akan mereka lakukan di tempat itu hanya terus melangkah meski ada rasa sakit yang terkuar dari hatinya. Entah dorongan dari mana tiba-tiba tangannya mencengkeram kuat lengan Baekhyun yang terus berjalan sambil menggendong Haejin. Semua kenangan yang pernah tertulis terbuka begitu saja ketika dia sampai didepan nisan bertuliskan nama orang yang dia hapal diluar kepalanya : sang eomma.

”Anyeong haseyo eomoni. Aku datang lagi, tapi aku tidak sendiri..”,

wanita itu ingin menahan air mata yang tertahan di pelupuk matanya. Tapi sial, kilasan tentang ibunya menyergapnya tanpa ampun. ”Aku bersama putrimu yang cantik dan juga aku ingin mengenalkan gadis manis bernama Haejin ini kepadamu..”,

Haejin yang namanya disebut lantas menoleh kearah appanya. Tapi lagi-lagi dia tidak tahu menahu tentang kegiatan yang dilakukan kedua orang tuanya.

”Mengapa appa berbicara dengan batu?”,

Begitulah sekiranya yang dipikirkan olehnya.

Baekhyun menepuk pundak wanita yang masih diam disampingnya. Dia menoleh dan melihat air mata deras membasahi pipinya. Dia tersenyum.

”Uljimma.. Bicaralah pada eomoni, aku tau kau merindukannya..”, sehalus kapas ucapan Baekhyun. Dia hanya ingin wanita itu tenang, dan menumpahkan segala rindu yang telah membuncah didalam hatinya.

”Eommaa..”, detik itu juga Hanun terjatuh memeluk nisan ibunya.

Tak pernah dia hitung berapa jumlah kerinduannya pada sang ibu. Mungkin sebanyak bintang dilangit atau mungkin seluas samudera yang membentang diantara dua negara.

”Maafkan aku eomma.. Maafkan aku pergi dengan tiba-tiba. Maafkan aku tidak pernah mengunjungimu eomma.. Maafkan anakmu ini..”,

Isakan itu semakin keras berubah menjadi tangis yang mencurahkan segala isi hati. Tiga tahun lalu kematian eommanya, dan dua tahun lebih sebelas bulan lalu dia meninggalkan eommanya sendiri di Seoul.

”Aku anak nakal yang tidak menurut perkataanmu eomma, aku pantas dihukum. Maafkan aku..”,

Wanita itu terus merintih dalam tangisnya. Baekhyun yang melihat pemandangan ini merasa tidak tega melihat Hanun seperti itu. Terlebih Haejin memasang wajah bingungnya melihat eommanya menangis hebat disana.

”Appa, eomma kenapa..?”, ucap gadis itu dengan mata berkaca..

”Tidak apa-apa sayang jangan khawatir, hmm?”,

Baekhyun hanya bisa kembali memeluk Haejin yang kebingungan. Baekhyun merasa kasihan melihat Hanun yang belum berhenti menangis, pada akhirnya dia berjongkok dan memegang pundak wanita itu.

”Berhenti menangis sayang. Lebih baik kita doakan eomoni..”,

Setelahnya mereka berdiam memejam mata dan merapal doa yang akan dikirimkan angin menuju alam yang berbeda.

Semenjak keluar dari makam eommanya tadi, Hanun hanya terdiam didalam mobil. Dia hanya menatap jalanan sambil memangku Haejin yang sudah setengah mengantuk. Dia berkata pada Baekhyun untuk pulang, tapi pria itu hanya menjawab..

”Masih banyak yang harus kita selesaikan hari ini..”, begitu sekiranya hingga kini dia hanya menurut saja kemana pria itu membawanya pergi.

Haejin sudah terlelap sejak beberapa menit yang lalu pada pelukan eommanya. Dia terlihat kelelahan meskipun tidak melakukan aktifitas apapun. Maklum dia masih balita yang rentan dengan lelah ketika perjalanan jauh.

Mobil yang mereka naiki terus berjalan membelah kota Seoul. Jika pemakaman eomma Hanun berada di desa, kini mereka menyusuri tengah kota yang padat dan ramai.

”Tuan sudah sampai..”, kata supir  membangunkan Baekhyun yang beberapa saat lalu terserang kantuk yang sama seperti Haejin.

”Oh.. Ayo kita turun..”, ajak Baekhyun pada Hanun tanpa sadar ketika putri kecilnya juga terlelap.

”Apa kita harus membawa Haejin?”, Baekhyun menoleh sebelum membuka pintu mobil. Lalu dia menatap Haejin yang sudah terlelap.

”Kim Ahjussi akan menjaganya, jadi tidurkan saja dimobil. Kita tidak akan lama..”,

Hanun menurut lalu menidurkan Haejin di jok belakang. Tak lupa menyelimuti dan menaruh beberapa boneka yang telah disiapkan sebelumnya.

Hanun membuka pintu mobil mengikuti Baekhyun yang sudah berdiri di depan sebuah bangunan megah yang mampu membuat Hanun menyerngitkan wajahnya.

”Untuk apa kesini?”, dia hanya membatin kemudian berjalan mengekor Baekhyun yang mendahuluinya.

”Selamat siang dr. Byun..”, beberapa orang menyapa Baekhyun yang mungkin sudah dikenalnya pikir Hanun.

Wanita itu terus berjalan mengikuti Baekhyun tanpa berucap. Pria dihadapannya pun masih belum menjelaskan alasan mereka datang ke tempat ini. Sampai ketika mereka berhenti di depan kamar bernomor 356 lalu Baekhyun membukanya dengan kunci yang diberikan perawat tadi.

Pemandangan pertama yang dilihat Hanun adalah ruangan berukuran 6×6 dengan tempat tidur dan beberapa perabot di dalamnya. Wanita itu akan terus berdiri didepan pintu jika Baekhyun tidak menggenggam tangannya dan berjalan ke dalam.

”Eomma..”,

Entah mengapa Hanun merasa Baekhyun hari ini sangat kurang ajar mengajaknya menguak kembali kenangan-kenangan yang telah lama dia kubur sejak tiga tahun lalu.

”Eomma aku Baekhyun. Aku datang lagi..”,

Hanun melihat Baekhyun berucap kepada wanita paruh baya yang kali ini hanya menatap kosong kedepan sambil duduk di kursi roda.

Hanun tak perlu menebak penyakit atau keluhan apa yang terjadi pada orang yang dirawat di rumah sakit jiwa. Hanun terduduk di depan kursi roda eomma Baekhyun tiba-tiba. Bahkan pria itu tidak pernah membayangkan skenario ini terjadi ketika Hanun meraih kedua tangan eommanya yang dulu teramat membenci wanitanya itu.

”Eomoni.. Maafkan aku eomoni..”,

Hanun kembali meneteskan air mata sambil mengeratkan pegangannya pada jemari wanita tua di depannya.

Jika dia tahu Ellissya menikah dengan Chanyeol, Baekhyun tahu siapa nama putrinya, dan pria itu tidak menikah dengan siapa-siapa sampai saat ini. Mungkin Hanun menyimpulkan dialah yang menyebabkan wanita itu menjadi seperti sekarang ini.

”Eomoni aku mohon maafkan aku yang kurang ajar ini, aku mohon eomoni kembali seperti dulu.. Maafkan aku eomoni..”,

Baekhyun ikut berjongkok memegang pundak wanitanya yang kembali menangis dan terisak.

”Sudah sayang, sudah. Kamu tidak salah..”,

Baekhyun menarik lengan Hanun pelan dan membawa wanitanya ke dalam pelukan. Tidak ada penolakan karena Hanun justru menangis lebih keras dalam pelukannya.

”Aku yang salah oppa..”,

Baekhyun tidak ingin membahas perihal Hanun yang sudah kembali memanggilnya oppa. Tapi dia lebih merasa kasihan melihat Hanun yang merintih dan tidak berhenti meyalahkan dirinya sendiri.

Setelah hampir lima menit Hanun meredakan tangisnya. Baekhyun membawanya berdiri.

”Eomma, aku harus pulang. Masih banyak yang perlu diselesaikan. Lain waktu aku akan berkunjung lagi..”,

Baekhyun berucap pada wanita yang belum sama sekali merubah posisinya. Hanun menahan air matanya jatuh kembali sehingga yang dapat dia lakukan adalah memeluk wanita itu dengan sejuta rasa bersalah yang tidak patut disalahkan.

”Maafkan aku eomoni..”,

Mereka berjalan meninggalkan wanita itu kembali sendiri dalam sepi. Baekhyun menutup pintu kamar itu pelan setelah sekali lagi menatap sejenak wanita yang telah melahirkannya itu. Mereka pergi dari sana tanpa tahu jika setetes air mata membasahi pipi eommanya.

***

”Abeoji..”

”Aigoo.. Aku kedatangan tamu rupanya..”,

Pria paruh baya yang sedang asik membaca buku di ruang tamu itu langsung berdiri ketika mendengan suara beberapa orang yang memasuki rumahnya.

”Kupikir Abeoji sedang bekerja..”, pria itu terkekeh.

”Bukankah lebih baik aku menunggu calon menantuku dirumah?”, ucapnya melirik wanita muda disamping putranya yang menyimpan wajah bingungnya. ”Apa kabar Son Hanun? Akhirnya aku bisa bertemu denganmu secara langsung..”, wanita yang disapa itu tersenyum kikuk bingung mendeskripsikan perasaannya saat ini.

”A..aku baik-baik saja a..abeonim..”

Ayah Baekhyun menyuruh mereka duduk santai di kursi sekiranya untuk mengobrol lebih santai. Hanun masih berdiam di samping Baekhyun mendengarkan pria itu berceloteh tentang pekerjaannya kepada sang ayah. Baru ketika Haejin yang berada dalam pangkuannya menguap dan membuka mata, suasana kembali riuh.

”Jinnie-ah, lihat kita ada dimana sekarang?”, tutur Baekhyun pada putrinya yang duduk dipangkuan Hanun melirik kesana-kemari.

”Hello anak manis, siapa namamu?”,

Haejin kembali bingung menatap pria tua berkumis tersenyum dan menyapanya lantas dia menyandarkan tubuh pada ibunya masih dengan wajah malasnya.

”Dia baru bangun tidur, jadi belum mau diajak bicara..”, penuturan Hanun membuat ayah Baekhyun hanya manggut-manggut sampai ketika suara lain ikut bergabung disana.

”Haraboji, mana layang-layang yang kau belikan untukku..”, semua menoleh pada sumber suara yang berasal dari tangga menuju lantai dua. Bocah berumur tujuh tahun itu belum mengetahui jika ada beberapa orang lain disana.

”Ya! Berapa kali samcheon bilang untuk tidak makan sambil berjalan, Byun Jisung..”, anak kecil itu menyadari ada pria yang menurutnya sok dewasa karena selalu mengaturnya duduk disana, yang lebih mengejutkan lagi adalah..

”Noonaaa…”, bocah itu berlari kearah wanita yang dipanggil noona olehnya lantas memeluknya singkat.

”Noona aku merindukanmu..”,

Hanun tidak pernah lupa dengan bocah yang dulu pernah diurus olehnya bahkan kini wanita itu hampir lupa jika yang ada didepannya ini adalah Byun Jisung yang pernah dia temui beberapa tahun lalu.

”Noona juga merindukanmu Jisung-ah, kau tumbuh menjadi lelaki yang tampan..”, Hanun mengacak puncak kepala Jisung sambil tersenyum.

”Dia siapa noona?”, Jisung menunjuk Haejin yang hanya menatapnya tanpa ekspresi.

”Namanya Byun Haejin, dia sepupumu Jisung-ah.. Bagaimana kalau kau mengajaknya bermain diatas?”, usul Baekhyun lalu meraih Haejin dalam gendongannya lantas berjalan keatas diikuti Jisung yang mengekor dibelakangnya.

”Jaga adikmu baik-baik saat bermain Jisung-ah..”, ucap Tuan Byun pada cucu laki-lakinya yang tampan itu.

”Siap Haraboji..”, dan ketiganya naik kelantai dua.

Tinggalah Hanun berdiam diri dalam posisinya disana. Ini kali pertama dia bertemu dengan ayah Baekhyun. Meski duluuuu sekali dia pernah mendengar tentang pria yang katanya baik hati itu.

”Apa kau berniat kembali kesana lagi, Hanun-ssi?”, Hanun mendongak memperhatikan ayah Baekhyun yang berbicara serius padanya.

”A..aku akan menetap disini. Aku sudah meminta perusahaan memindahkan aku disini..”, balasnya bersamaan dengan sosok Baekhyun yang kembali muncul dari atas dan duduk disampingnya.

”Kau menyelesaikan kuliahmu disana?”, ucapan Ayah Baekhyun membuat dia menunduk.

”Tidak abeonim..”, jawaban itu membuat perasaan bersalah yang membuncah dihati Baekhyun. Mungkin jika dulu eommanya tidak membenci Hanun, mungkin jika dia tidak melakukan ‘itu’, dan mungkin jika Hanun tidak pergi. Gadis itu masih bisa menyelesaikan kuliahnya disini.

”Maafkan eomma Baekhyun, Hanun-ssi. Aku tahu dia yang membu–.”,

”Tidak abeonim. Aku baik-baik saja. Aku juga hidup dengan baik disana..”, Baekhyun hanya memperhatikan wanita disampingnya berbicara. Wanita itu bisa lebih dewasa dari dulu, dia lebih tegas dan berani sekarang.

”Kau bekerja di bidang apa?”

”Oppaku membantuku untuk bisa masuk di perusahaan Design Interior disana walau ijazahku hanya sampai SMA..”, untuk perihal ini Baekhyun sudah mengetahuinya karena pria itu menyimpan sebuah rahasia yang tidak diketahui oleh wanita disampingnya.

”Kapan kalian akan menikah?”, Baekhyun yang baru duduk disana lantas menatap ayahnya kaget.

Pria itu tidak menyangka ayahnya akan blak-blakan seperti itu. Dia memang berniat mengajak Hanun menikah, tapi setelah wanita itu benar-benar siap untuk menerimanya kembali.

Disisi lain Hanun yang juga tak kalah tercengangnya dengan pertanyaan ayah Baekhyun merasa kelu untuk menjawab pertanyaannya. Misinya untuk kembali ke Korea menjadi jungkir balik jauh dari rencana.

”Sa..saya be..’

”Secepatnya Abeoji..”,

perkataan Hanun dipotong Baekhyun. Untuk kedua kalinya dia menatap Baekhyun kaget. Jauh dari dalam hatinya dia menginginkan hal tersebut. Tapi entah mengapa dia masih takut untuk kembali menjalin hubungan lagi dengan pria itu.

”Baguslah. Putri kalian harus memiliki akta kelahiran yang sah itulah mengapa kalian harus segera menikah..”,

Hanun terdiam tak punya kuasa untuk mengela orang yang lebih tua darinya itu. Mungkin untuk kedua kalinya dia menyerahkan hidupnya pada pria yang kini menepuk pundaknya pelan. Bahkan untuk keberapa kalinya dia berkata pada dirinya sendiri jika memang dia tidak bisa hidup tanpa pria itu.

(Silahkan sambil mendengarkan : NP – Yesung – Waiting For You)

”Kopi?”

Malam ini Hanun menikmati hembusan angin dari balkon kamar. Setelah sempat sebelumnya menidurkan Haejin, ia berjalan membuka pintu yang menghubungkan dengan balkon yang menyimpan beberapa kenangan dengan pria yang kini menyodorkan segelas kopi kepadanya.

”Aku tidak minum kopi hitam. Itu jika kau masih ingat..”,

Baekhyun tidak menjawab karena pria itu lebih memilih berdiri disamping Hanun sambil mendongak keatas menatap langit yang ditaburi ribuan bintang.

”Kau berhutang banyak cerita padaku, Baek..”, Hanun berbicara dengan nada yang sama seperti sebelumnya. Matanya pun tetap menatap lurus kedepan tak peduli dengan ekspresi apapun yang ditampilan pria disampingnya.

”Tidak ada yang perlu diceritakan lagi Hanun-ah. Semua sudah jelas..”,

Hanun menahan semua amarah dan rasa sakit yang bercampur dari dalam dirinya. Berbicara hanya berdua saja dengan Baekhyun membuat syarafnya berpikir lamban.

Angin berhembus sedikit lebih dengin menusuki kulitnya. Saat Hanun rasa Baekhyun telah berjalan pergi meninggalkannya kembali ke dalam. Wanita itu kembali menerawang tentang semua hal yang dialaminya hari ini sampai ketika dia merasa tubuhnya yang dingin menjadi lebih hangat kerena sesuatu yang melindunginya.

Wanita itu menahan napasnya saat merasakan pelukan Baekhyun dari belakang tubuhnya. Terlebih pria itu membawa sebuah selimut yang digunakan untuk membungkus tubuh mereka berdua. Hangat.

”Berhenti membuat semua sandiwara ini, Baekhyun..”

”Aku tidak pernah mengarang cerita apapun..”

”Berhentilah berbuat baik terhadapku dan Haejin, Baekhyun..”

”Menikahlah denganku Hanun-ah..”, wanita itu terdiam. Tidak bisa meneruskan ucapannya. Tubuh Baekhyun yang menempel dibelakangnya makin menariknya pada kisah cintanya dengan pria itu dulu. Pertahanan rasa rindunya semakin menipis kala pria itu mengeratkan pelukannya.

”Aku berharap kau tidak pernah memiliki pria lain disana. Aku juga berharap kau belum pernah menikah dengan siapapun…”, Hangatnya pelukan Baekhyun memecah bongkahan es yang menyelimuti hatinya. Air matanya jatuh dipipi.

”Hiks..hiks..”, Baekhyun yang terkejut mendengar isakan Hanun yang tiba-tiba, kini membalik tubuh wanitanya menghadap padanya.

”Omo, jangan menangis Hanun-ah..”, pria itu memeluknya. Mendekapnya penuh rasa sayang, membiarkan wanita itu mencurahkan semua isi hatinya yang mungkin dia pendam selama ini.

”Bodoh..hiks..Mana mungkin aku menikah dengan pria lain..hiks..hiks..”,

Baekhyun tersenyum tipis. Ada secercah rasa bahagia mendengar penuturan wanita yang sedang menangis dipeluknya.

”Kau tidak tahu, aku merindukanmu..sangat merindukanmu..hiks..”

”Aku juga merindukanmu sayang..”, pria itu mengecupi puncak kepala Hanun. Meyakinkan wanita itu betapa dia merindukannya.

”Kau tidak pernah tahu bagaimana tersiksanya aku sembilan bulan membawa Haejin dalam perutku..hiks.. Kau tidak pernah tahu setiap malam aku mual dan muntah seorang diri..”

”Maafkan aku baby, maaf..”,

Hanun menangis lebih kencang. Memukuli dada Baekhyun membabi buta. Pertahannya jebol, dia tidak akan pernah bisa menahannya di depan Baekhyun, sekuat apapun itu.

”Kau tidak pernah tahu bagaimana setiap malam aku melihat wajahmu dalam mimpiku bahkan ketika setiap hari aku mencoba menghapus setiap hal tentang dirimu.. Hiks..”, Hanun meronta mengungkapkan setiap hal yang ingin dia katakan pada pria itu.

”Kau tidak tahu bagaimana sakitnya ketika Haejin mendesak ingin keluar dari perutku bahkan saat itu tidak ada siapa-siapa dirumah.. Kau tidak tahu bagaimana aku meraung memanggil namamu ketika melahirkan, Oppa.. Hiks..”, Hanun lelah. Tangannya terkulai disamping, mencengkeram kemeja Baekhyun dari samping.

”Aku tahu semua Hanun-ah.. Aku tahu semua tentangmu..”, Hanun mendongak. Tangisnya sesaat terhenti saat Baekhyun mengucapkan kata itu.

”Aku tahu dimana kau tinggal dan apa yang kau kerjakan disana, aku tahu bagaimana kau hidup disana. Bahkan aku tahu ketika kau menangis menahan sakit saat melahirkan Haejin..”,

Hanun tidak dapat mencerna semua yang dikatakan Baekhyun. Wanita itu terdiam menatap Baekhyun yang juga menatapnya. Air matanya tidak berhenti turun.

”Aku ada di depan pintu persalinan saat itu. Aku tahu semua, bagaimana pancaran matamu saat bayi mungil itu hadir menemani harimu. Aku tahu bagaimana Haejin belajar berjalan, dan bagaimana susahnya kau menidurkannya setiap malam..”

”Kau bohong, darimana kau tahu semua? Kau bohong oppa..”, Hanun berteriak. Emosinya meluap entah mengapa. ”Kalau kau melihatku dan Haejin mengapa kau tidak datang padaku, kau bohong”

”Karena sekuat apapun aku datang kau pasti akan menolak Hanun-ah. Aku tahu apa yang kau pikirkan..”, apa yang dikatakannya memang benar. Hanun kembali terisak. ”Akan lebih baik aku melihatmu dari jauh. Melihatmu baik-baik saja dengan Haejin..”

”Oppa tak tahu betapa hancurnya aku setiap melihat Haejin yang mulai tumbuh tanpa ada kau disana. Aku selalu berpikir kau menikah dengan perempuan lain dan memiliki anak tanpa tahu bagaimana susahnya aku ketika Haejin selalu menanyakan dimana ayahnya..”, Baekhyun meraih Hanun dalam peluknya lagi. Membiarkan gadis itu mengungkapkan apa yang dia pendam selama ini.

”Aku nyaris gila setiap hari merindukanmu, oppa..”,

Baekhyun berjanji tidak akan menyakitinya lagi. Dia akan menjadi ayah dan suami yang baik untuknya. Karena Baekhyun lebih tersiksa darinya, mungkin dia tak pernah tahu.

”Bahkan aku tidak hanya nyaris menjadi gila Hanun-ah. Aku pikir aku tak ada gunanya hidup jika kau tak segera kembali..”

Malam semakin dingin ketika keduanya masih mencurahkan rasa rindu dengan pelukan hangatnya. Sampai ketika sang pria melepas pelukan dan mencengkeram kedua pundak wanitanya, menatap instens dan dalam.

”Hanun-ah, menikahlah denganku..”,

Hanun hanyalah manusia biasa yang kadang memiliki sebuah ego. Tapi jika dia dihadapkan pada sesuatu yang baik untuk hidupnya, akankah dia menolak? Pertemuannya dengan Baekhyun bukanlah hal yang disengaja, rasa suka dan cintanya pada pria itupun bukan sebuah kebetulan. Karena dia yang memulai dan dia yang akan mengakhiri.

Dia menangguk bersamaan dengan air matanya yang tumpah ruah ke pipi. Dia ingin pria dihadapannya hadir setiap hari dalam hidupnya, menjadi napas kehidupan untuknya dan Haejin.

Dia merasakan perasaannya menghangat ketika Baekhyun menangkup kedua pipinya lalu mendekat. Dia merindukan setiap sentuhan pria itu, amat merindukannya. Terlebih ketika bibir pria itu yang telah bermain seperti saat ini. Candu yang memabukkan untuknya. Dia hanya bisa pasrah dan memejamkan matanya sambil menikmati dan mengimbangi perlakuan kekasih atau calon suami atau sebut saja ayahnya Haejin.

”Eomma..”,

kedua orang itu sontak menghentikan aktifitasnya saat menatap gadis kecil yang mengucek matanya di depan pintu balkon. Memperhatikan kedua orang tuanya yang baru saja melakukan sesuatu yang tidak dia pahami.

”Jinnie.. Kenapa bangun?”,

Demi menghilangkan rasa canggungnya di depan Baekhyun, Hanun beranjak dan berjongkok di depan Haejin. Menyapukan jemari pada wajah Haejin yang berkeringat.

”Haejin mau tidur dengan eomma dan appa..”, ucap gadis itu polos berbanding terbalik dengan Hanun yang melongo. Sampai ketika wanita itu merasa Baekhyun sudah ikut berjongkok disampingnya.

”Benarkah itu, princess?”, Baekhyun tersenyum sambil berucap pada putrinya kentara membuat gadis itu mengangguk antusias, bahkan rasa kantuk sebelumnya hilang begitu saja.

”Kalau begitu, ayo kita kedalam..”, Baekhyun berdiri sambil meraih Haejin dalam gendongannya. Pria itu berjalan kedalam saat dirasanya Hanun malah masih berdiri di dekat pintu.

”Eomma, ayo tidur..”, Hanun mendongak. Menatap Haejin dan Baekhyun bergantian. Detik berikutnya wanita itu tersenyum dan mengangguk. Menutup pintu yang menghubungkan balkon beserta tirainya. Tak lupa mematikan bohlam dan menggantinya dengan sebuah lampu tidur.

”Selamat malam appa, eomma..”, terdengar suara Haejin berseru membuat malam semakin hangat karena kehadiran bocah itu diantara Hanun dan Baekhyun.

”Dulu aku meninggalkan seseorang dan bertemu denganmu tanpa tahu jika aku bisa saja jatuh hati kepadamu. Namun setelahnya, aku tidak pernah menyesal mengarungi teka-teki hidup yang telah kutemukan potongan terakhirnya : Kamu”

To Be Continued.

Percayalah ini belum ending. Meski ceritanya sudah jelas, tapi aku masih punya chapter selanjutnya.hehehe

gimana chapter ini??

Aku udah ngeluangin waktu buat nge post, so kalian harus komentar.. Oke. Kasih tau gimana menurutmu chapter ini?

Buat yang belum tahu, He’s My Man! Chapter 1 udah aku post. Silahkan baca juga.

Buat yang kemarin nebak dimana eomma Baekhyun terus bener, angka tangan??

 

Ada yang bermukim di Surabaya? Aku sudah move kesana kawaan. Buat yg seangkatan sama aku udah pada kuliah dimana ini? Atau jangan-jangan sekampus sama aku?

Sudah dulu, sampai ketemu di chapter depan yang gak janji post cepet.. Kekeke

follow me : @EndartyanaRatih

BBM me : 7CC3E51E

IG : endartyanaratih

ask.fm : kanghanun

245 responses to “You’re My Special [Chapter 13]

  1. Akhirnya Baek-Hanun bersatu kembali #yehet

    Let’s get married, guys 😀
    Haejin Jjang !/nahloh

    Ciyee” Jisung udah gede. Tp dia tetep inget yaa ama Hanun 😉

    eomma nya baek knp nangis ?
    Apa dia udah sadar yaa ?
    Moga deh ~

    ditunggu next nya ya

  2. well pasti next chap mreka menikah kaaan?
    ibunya baekhyun gilanya kenapa ituu? antara seneng dan sedih ibunya baek jadi gila hahaha jahatnyaaa
    oke next chap ditungguuu

  3. Akhirnya mereka bahagia juga.. Tp penasaran deh sama gmn sampe baekhyun tau hanun dmn.. Nunggu next ny aj deh…
    Ditunggu^^

  4. Lanjut Chingu… oh ya chingiu bisa bikin FF dengan bahasa yang baik tuh melalui pembelajaran? atau bisa dengan sendirinya?

    terus fanfiction ini akan selesai di chapter berapa ya? penasaran nae… hehe ^_^

    Fighthing! and Keep Spirit ne Chingu

  5. wuhuuuuuuu post lgi…..
    Mwo?? blm ending? Brarti msh lma dong….
    Akhirnya mreka bsa bertemu. Syukur deh….
    Next ya thor….^^

  6. Duh akhirnya Hanun luluh juga sama Baekhyun setelah segitu kekeuhnya nolak balik lagi sama dia. Tapi emang deh namanya hati gak ada yang tau isinya huhf…… tapi kayaknya ini karena faktor Haejin juga ya dia jadi mau balik lagi sama Baekhyun hummm…

  7. astaga astaga..
    aku nungguin ini di post kapan tapi ternyata akunya yang ga update hahaha
    baru baca ini eonn^^
    sumpah keren bangett..
    kalo bisa ntar setelah end, bikin sequel yang buanyak wahahahah :p
    keep writing ya eonn^^

  8. Ternyata blm ending hohoho, aku seneng bgt baekhyun udh bisa ketemu lgi sma Hanun plus anak mereka ^^ meskipun dlm dunia nyata gua yg jdi istrinya baekhyun #benerannih
    Trssss sehun sama tunangannya apa kabar?? Gk ada akbarnya nih udh nikah blm sehun? Anaknya sehun udh ada??? Bezzz kepo tingkat dewa dah… lanjooott ><

  9. waaa…. makin so sweet aja hubungan mereka berdua. gika cintanya baekhyun nggak luntur-luntur. huaaa… keren !!!

  10. huaah thor kereeen :’) lanjut deh ya thoor :’) hanun pas diliatin baekhyun dari kejauhan ga ngerasa ada yang ngikutin gitu gitu? ‘—–‘ lanjut deh thoor mangat 😀

  11. Ahhhh yaampunnn. Ini tuh keren banget!! Ahhhh akhirnyaa mereka kembali jugaaaaa. Hoiya, aku minta maaf sama author baru baca sekarang walaupun udah beberapa kali buka blog ff ini tapi baru sempet baca sekarang 😦 hehee. Hoiyaa, masih ada typo nya tuh authorr. Hehee.. Aku tunggu kelanjutannya deh kaa 😉 fighting!

  12. assa! baek sama hanun udh balik .
    hahahhahahahahhaa
    seneng bgt liat mereka kaya gituuuuuuuu.

    tp kesian juga yaaa kak eommanya baek jd kaya gituu .
    di tunggu chapter berikutnya yaa kak .
    fightingg.

  13. Cie……..
    Mereka bersatu lagi…..

    Hyejin mengganggu tuh… *opps* -_-

    Oke,,,
    Cerita nya makin keren…
    Tapi gak nyangka kalo eomma baek masuk RSJ..
    Ckckckckc
    Miris banget….

    Oke…
    Hwaiting yah….

  14. Wahh udh rujuk nih baek sama hanun, gemes bgt baca pas chap ini dan sebelum”nya apalagi waktu baek mau ditinggal sama hanun tau tuh emaknya baekhyun sadis bgt
    tpi gpp ujung”nya baek sama hanun dan chanyeol ama elli hihihi
    tapi aku agak bingung nih, eommanya hanun kapan mati? Trus itu eommanya baekhyun kena penyakit apa? Stroke? Atau apa?
    ditunggu next chap

  15. Tuhkan! Bener firasat gue kalo emaknye stress akhirnya. Ga nyangka gue jugaan ampe Chanyeol bisa dapetin Elli.. Sakit hati bgt ga sih pas Baekhyun selama ini mantau Hanun dari kejauhan~ nyesek abis men~ Unyu banget coba ngebayangin keluarga kecilnya Baekhyun sama Hanun…. Udah balikan aja napa, terus nikah… Kesian Haejin kalo lama lama…. Btw, Sehun apa kabar?? Baek tuh bocah??
    Okeh aku suka sekalii…. Ga kerasa mau tamat yaa?? Yaahh…. Hilang sudah salah satu bacaanku selama ini…. Harus tetep semangat yaa authorku yg satu ini^^ next chapter sangat dinantikan. Ohiye, maaf bgt yaa baru comment=,= love you~♥

  16. eonni,,, ini udah hampir pagi lho!
    aku masih betah aja baca ff eonni >_<
    sumveh…. keren abis
    aku gak bisa komen apa2 lagi
    smuanya tumpek blek, jadi satu buat ff eonni

    aku kasih 10 jempol deh buat ni ff ^^
    cepet dilanjut eonni

  17. Pingback: You’re My Special [Chapter 14] – Epilog | SAY - Korean Fanfiction·

  18. aku nangis bacanya eon aku nangis sumpah
    ternyata baekhyun oppa bener bener ngebuktiin kalo emang di bener bener cinta hanun
    ya tuhan gmn kalo aku jd hanun
    pasti aku jd wanita paling bahagiaaaaaa didunia
    apalagi kalp maincastnya kris ge
    hahahhaaa
    tp siapapun maincast nya selama masih member exo aku pasti bahagiaaaa eon bacanya
    aku bisa mencintai mereka dengan ccara baca ffnya eon dengan jd readers yg baik dan njnggalin comment
    ffnya baguuuss banget eon
    aku tersentuh
    alurnya bisa nuat aku berimajinasii luaaaass

    keep writing yaaa eon
    fighting !

  19. Hiks hiks,, saya menangis bahagia dengan bersatunya baekhyun n hanun,, walau kadang pinginnya sih baekhyun sama aku #lebay
    Wah ku kira uda end,, penasaran sama kelanjutannya,, author daebak dehh,, semngat bikin ff lainnya n kelanjutannya yaa ^^

  20. Pingback: SERENADE PRESENT: | exoticbluelight·

  21. Eomma nya baek knp??
    Ya ampun nyesek ya,, trnyata baek udh tw dri awal perkembangan haejin,, tpi dia ga bisa ad disana buat nemenin hanun,, hhuuaaa,,, terharu bgt

Leave a reply to kwonnova Cancel reply