[Se-Tae Series] First Night Dating

B2aHr9RCMAAzjgj

Author : ohnajla (chosangmi15)

Genre : Romance, Schoollife, marriage life

Rating : Teen

Length : Series

Cast : Kim Taehyung (BTS), Oh/Kim Sena (OC)

.

.

*series untuk Se-Tae kubuat terpisah. soalnya mereka udah nikah, jadi nanti aku buat dua cerita marriage life, satu Sehun satu Taehyung. Dan maaf sebelumnya kalo update nya lama. soalnya aku lagi suka sama BTS 😀 jadi sering nonton videonya BTS. btw, saengil chukkae Kim Taehyung :* dia udah 19 tahun >.< *

.

First Night Dating

.

Akhirnya Sena Taehyung memiliki rumah sendiri. Sehun membelikan mereka apartemen sebagai hadiah ulang tahun. Kedua remaja itu tidak akan menyia-nyiakan hadiah Sehun dan akan menggunakannya dengan baik.

Sebenarnya mereka masih belum diperbolehkan tidur dalam satu kamar. Takutnya Taehyung melakukan hal-hal yang membuat Sena hamil muda. Tapi, Taehyung meyakinkan dirinya kalau dia bisa menahan diri. Dia rasa saat berpacaran dengan Sena dan tinggal satu atap bersama, dia sudah terbiasa dengan gejolak hormonnya.

Ini adalah malam pertama mereka di rumah baru. Setelah merapikan barang-barang mereka pun segera membaringkan tubuh di atas ranjang. Seharian bekerja membuat punggung mereka pegal. Yeah, hari ini mereka memang khusus menata barang-barang bawaan dari rumah Sehun.

Tempat tidur king size itu cukup lebar. Banyak sisi kosong di sekitar mereka. Taehyung memilih tempat di sebelah kanan, sementara Sena sebelah kiri. Mereka sama-sama tidur telentang. Suasana masih hening karena keduanya masih terlampau lelah.

“Besok aku mulai kuliah lagi,” cetus Taehyung tiba-tiba.

“Aku juga besok sekolah,” sahut Sena.

Mereka berbicara tanpa melihat satu sama lain.

“Kau tidak mengambil kelas percepatan?” tanya Taehyung setelah mereka lama terdiam.

“Aku tidak sepintar dirimu atau Daehun.”

“Setidaknya mencoba. Aku ingin kau cepat masuk kuliah.”

“Terlambat. Aku sudah kelas 2.”

Keduanya pun mendesah bersamaan.

“Arsitektur ternyata menyita waktuku. Aku takut aku jadi semakin sibuk kemudian mengabaikanmu,” keluh Taehyung sambil mengusap wajahnya.

“Aku sibuk dengan kelas basket. Aku juga takut.”

Taehyung menoleh ke kiri. “Bisakah kau keluar dari kelas itu?”

Sena menoleh ke kanan. “Wae?”

“Aku tidak ingin kau punya fans laki-laki.”

“Kalau kau, bisakah kau tidak ikut ekstra seni di kampusmu? Aku juga tidak ingin kau punya fans perempuan.”

Mereka saling menatap cukup lama.

“Sebenarnya kita itu sama. Yeah, setidaknya pemikiran kita,” ucap Taehyung sambil meraih sehelai rambut Sena.

“Ani. Kita memiliki banyak persamaan. Minat kita pada basket, golongan darah kita AB, hobi kita bermain bowling. Yang membedakan hanya aku yang bodoh serta kau yang pintar.”

Taehyung tertawa kecil. “Kau bicara apa?”

Sena tersenyum. “Mengatakan apa yang ada di pikiranku.”

Mereka kembali saling menatap. Tangan Taehyung bergerak turun mengusap bahu Sena yang tidak tertutupi kain. Gadis itu memakai kaos kebesaran, jadi saat berbaring kain yang menutupi bahu tersingkap.

Sena hanya diam dengan apa yang dilakukan Taehyung. Ia rasa Taehyung berhak melakukannya karena status mereka sekarang sudah sah dan jelas.

Gerakan tangan itu berhenti dan jatuh di samping tubuh Sena. Taehyung tersenyum sambil memejamkan matanya.

“Bisa-bisa appa membunuhku,” gumamnya diiringi tawa kecil.

Sena mengerjap-ngerjapkan matanya sebentar sebelum ikut tertawa. “Mungkin Daehun juga.”

“Aish, anak itu.”

Mereka tertawa bersama untuk waktu yang singkat sebelum Sena ikut memejamkan mata.

“Kau sudah tidur?” tanya Taehyung dengan mata memejam.

“Belum.”

Pemuda itu membuka kelopak matanya. “Benarkah? Kalau begitu, kau mau tidak kencan bersamaku sekarang?”

Sena membuka matanya perlahan. “Sekarang?”

Taehyung mengangguk. Sena terlihat menimbang-nimbang jawaban. “Baiklah.”

~

Taehyung menggandeng tangan Sena menuju balkon apartemen mereka. Sebelum memulai kencan, Taehyung menyarankan istrinya untuk memakai jaket. Kebanyakan perempuan akan memakai jaket mereka, tapi tidak dengan Sena. Gadis itu terlampau suka dengan jaket tipis milik Taehyung sebelum tinggal di rumah Sehun. Taehyung tidak setuju Sena memakai jaket itu, karena kainnya terlalu tipis dan warnanya juga mulai pudar. Tapi Sena bersikeras untuk memakainya. Akhirnya Taehyung pun menyerah.

Mereka berhenti di hadapan besi pembatas balkon. Satu hal yang menarik perhatian mereka sekarang, bintang-bintang bertaburan di langit, membentuk sebuah gambar abstrak yang indah. Sena sangat mengagumi pemandangan itu. Dia bahkan sampai tidak sadar kalau Taehyung sudah melepaskan tautan tangan mereka dan mengejutkannya dengan memeluknya dari belakang.

“Aku tahu kau pasti kedinginan,” ujar Taehyung sambil melihat mata kekasihnya dari samping.

Gadis itu tersenyum tipis sebelum mengangkat kepalanya kembali. “Tidak. Setipis apapun jaket ini, kalau milikmu, aku tidak akan merasa kedinginan. Aku juga tidak tahu kenapa. Jaketmu hangat sekali.”

Jantung Taehyung berdebar mendengarnya. Dia merasakan sensasi tiga tahun lalu. Dimana jantungnya berdebar-debar saat berdansa bersama gadis yang baru dikenalnya hari itu.

“Jeongmal-yo? Kenapa tidak mengatakannya dari dulu?”

“Ck. Apa gunanya mengatakannya? Kalau aku mengatakannya, kau pasti sudah memberikan jaket ini padaku. Aku tidak mau memiliki jaketmu, cukup meminjam dan memakainya saja aku sudah sangat senang. Aku suka aroma tubuhmu,” Sena menggigit bibir bagian bawahnya setelah mengucapkan kalimat terakhir.

Taehyung tertawa kecil. Baginya Sena sangat manis kalau sedang merasa malu. Yeah, dia menyukai rona kemerahan di wajah istrinya.

“Aku juga menyukai aroma tubuhmu. Manis sekali,” ucapnya sambil menghirup dalam-dalam aroma cherry blossom dari rambut Sena.

Gadis itu tersenyum geli ketika Taehyung menggeleng-gelengkan kepalanya saat pelipis mereka menempel. Taehyung terlalu gemas dengan Sena. Mungkin karena usia Sena yang lebih muda dari usianya.

“Seharusnya malam pertama tidak begini.”

Sena tahu ke arah mana Taehyung akan berbicara. Gadis itu hanya mendesis sebagai jawaban.

“Seharusnya aku memelukmu di bawah selimut.”

“Yak! Jinjja!”

Taehyung tertawa puas melihat Sena yang mulai emosi. Daripada mereka mendebatkan hal yang tidak penting, pemuda itu lebih baik menyudahi candaannya.

“Geureol su itdamyeon eolmana joheulkka.. amudena gaseo bap meokgo yeonghwa. han pyeonman bol suman itdamyeon. naran ae jeongmal mwon jisirado hal tende girl.”

Sena menyentuh dada kirinya yang sedang terasa berdesir. Suara Taehyung sanggup membuatnya seperti ini. Selain aroma tubuh, suara Taehyung adalah sesuatu yang sangat disukainya. Suara berat itu begitu dirindukannya.

“Haruman.. neowa naega hamkkehal su itdamyeon. Haruman .. neowa naega sonjabeul su itdamyeon. Haruman.. neowa naega hamkkehal su itdamyeon. Haruman… haruman..”

CHUP.

Sena sedikit menjauhkan wajahnya karena merasa geli dengan bibir Taehyung yang menyentuh kulit pipinya. Mereka pun tertawa bersama.

Malam semakin larut. Tapi mereka belum ingin tidur. Semakin gelap langit, semakin jelaslah gugusan bintang yang tersebar di langit. Bintang-bintang itu seakan menemani kencan mereka malam ini. Bulan pun membentuk bulan sabit seperti sedang tersenyum pada mereka.

“Indah sekali..”

“Yeah,” sahut Taehyung yang juga melihat ke langit.

“Mungkin akan terlihat banyak bintang lagi kalau saja tidak ada lampu di Seoul.”

Taehyung tersenyum. “Ne, kau benar.”

“Aku tidak akan melupakan malam ini.”

“Nado.”

Sena melepaskan rangkulan tangan Taehyung di pinggangnya. Dia memutar tubuh kemudian menarik leher pemuda itu agar wajah mereka sejajar.

Mereka bertatapan untuk waktu cukup lama. Sena menyentil ujung hidung Taehyung.

“Ada tahi lalat disini. Pantas saja hidungmu besar.”

Taehyung mendengus. “Yaa, kau sedang menghinaku, eoh?”

Sena menggeleng. “Aku membicarakan kebenaran. Hidungmu memang besar.”

Taehyung memonyongkan bibirnya. “Ck, kau iri dengan bentuk hidungku? Yeah, hidungmu memang kecil, dan hidungku besar.”

Tanpa menghiraukan ucapan Taehyung, Sena langsung menangkup pipi pemuda itu. “Aku berharap anakku mewarisi hidung besar ayahnya.”

Taehyung memutar bola matanya malas. “Sebenarnya kau mau mengatakan apa?”

Sena masih menangkup wajahnya. “Sebenarnya… aku ingin melihat wajahmu saja. Mengira-ngira seperti apa anakku nantinya. Kalau dia laki-laki, aku ingin dia mewarisi bentuk mata ayahnya. Tidak sipit, tidak lebar, tapi indah.”

“Memiliki sorot mata setajam ibunya,” sambung Taehyung sebelum tersenyum. Sena ikut tersenyum dibuatnya.

“Hidung besar seperti ayahnya.”

“Hidung pinokio seperti ibunya.”

“Bentuk bibir yang manly seperti ayahnya.”

“Bibir yang ranum seperti ibunya.”

“Rahang tegas seperti ayahnya.”

“Rahang runcing seperti ibunya.”

“Kulit kasar ayahnya.”

“Kulit pucat ibunya.”

Mereka tertawa bersama lagi.

“Pasti dia akan menjadi laki-laki tampan seperti ayahnya,” ucap Sena kemudian.

“Dan sesempurna ibunya,” Taehyung mendekatkan wajahnya pada Sena dan berakhir dengan mengecup bibir gadis itu.

Entah kenapa kali ini sensasinya sedikit berbeda. Status membuat kesan kiss scene itu berbeda dari biasanya. Sekarang sudah tidak ada larangan lagi untuk menikmati kiss scene mereka. Sena menggerakkan tangannya untuk mengusap rambut Taehyung, sementara pemuda itu melingkarkan tangannya di pinggang Sena.

Dalam hati Taehyung tersenyum. Akhirnya dia bisa merasakan suatu rasa cinta yang dirasakan Sehun Daena atau bahkan pasangan menikah lainnya. Ternyata rasanya tidak sewaspada saat mereka masih berstatus sepasang kekasih. Karena tidak ada yang melarang mereka untuk melakukan berbagai banyak hal.

Kencan malam pertama yang tidak akan terlupakan.

END

121 responses to “[Se-Tae Series] First Night Dating

  1. Manis~ banget
    Bayangin taehyung sama sena jadi senyum” sendiri hihihi ^^
    Joah joah joah eonni 😀

  2. Cie nikah muda..
    Pengantin baru..
    Ok wait sehun jadi aboeji dan punya anak ,nice.
    Aku kira bakal dating dimana ternyata di balkon,eum romatis juga.
    Taehyung bermasalah dengan hormon euh..
    Good writing thor

  3. entah sudah berapa kali aku baca ini, aku baca berulang-ulang oalnya bagus sih hehe ^^ sweet banget

Leave a comment