This Is We’re Life #3 [I Know It] – leeanna

This Is We're Life

|| Tittle : This Is We’re Life ||

|| Author : leeanna (@enengsehun) ||

|| Main Cast : EXO’s Oh Sehun, OC’s Lee Jaemi ||

|| Other Cast : EXO, OC’s Kwon Hyeri & Cho Soojin, BTS Jeon Jungkook ||

|| Length : Chapterd ||

|| Rating : PG – 15 ||

|| Genre : Fantasy, Romance, Friendship, School Life, Supranatural ||

Disclaimer : Cerita ini murni hasil karya dan imajinasi author. Bukan dari plagiat siapapun. Jika ada kesamaan nama,tokoh,tempat,kejadian mohon dimaafkan. Karena itu adalah unsur ketidak sengajaan. Enjoy It~

Chapter 1  Chapter 2

  • THIS IS WE’RE LIFE –

“hey kau dari mana saja Jae? Kenapa lama sekali pulang?”

“Eonni, Shin ahjussi lama sekali menjemputku. Jadi aku diantar dengan dia” Jaemi mengarahkan telunjuknya menunjuk Sehun yang masih setia bertengger di motornya.

“eoh.. Siapa lelaki tampan ini? Hmm.. Jaemi-ah cepat sekali kau mendapatkan pacar dikorea” goda Yejin, membuat Jaemi membelalakkan matanya.

“pacar? Mimpi saja aku pacaran dengan orang gila ini”

Tiba – tiba Sehun turun dari motornya dan membungkuk hormat pada Yejin.

“annyeonghaseo, Oh Sehun imnida”

“Noona, lama tak bertemu. Apa kau lupa padaku?” lanjut Sehun dengan seringaian dibibirnya

 


Yejin memiringkan kepalanya bingung, “neo..” ia mencoba mengingat ingat siapa Sehun sebenarnya, karena ia memang seperti pernah melihat wajah Sehun sebelumnya. Namun ia lupa pernah melihatnya dimana.

“… nuguya? Apa kita pernah bertemu?” ucapnya setelah terdiam beberapa saat.

Sehun menunduk dan tersenyum kecil “rupanya kau sudah lupa denganku” gumamnya lagi, yang tak dapat didengar jelas oleh Yejin maupun Jaemi.

“ne?”

Sehun tersenyum kecil “ah, aniya.. Kalau begitu, aku akan pulang dulu. Kau. Besok aku akan menjemputmu!” ucap Sehun dengan menatap Jaemi tajam.

“m-mwo?” Belum saja Jaemi melemparkan protesnya pada Sehun, Sehun sudah lebih dulu melajukan motor besarnya meninggalkan area rumah Jaemi.

Jaemi mendengus kesal atas perilaku Sehun “Yakk! MEMANGNYA KAU SIAPA HUH?” teriaknya kesal.

Yejin berjengit kaget memandang Jaemi aneh, ia menggeleng gelengkan kepalanya dan segera meninggalkan Jaemi yang berteriak kesal masuk ke rumahnya.

TOKK TOKK TOKK..

Jaemi yang sedang menata rambutnya menoleh kearah pintu kamarnya dan berlari kecil untuk membukanya “ne?”

Setelah pintu terbuka,Jaemi nampak terdiam dan menundukkan kepalanya kebawah tak berani menatap seseorang dihadapannya. Lee Minhyuk sedang berdiri didepan pintu kamar Jaemi dengan sorot mata tajamnya.

“w-wae oppa?” ucapnya gugup

“cepat turun kebawah, aku akan mengantarmu” ucapnya dingin, lalu ia berlalu begitu saja dari hadapan Jaemi yang memandangnya bingung.

Jaemi menutup kembali pintu kamarnya dan bersender dibalik pintu. “Minhyuk oppa sudah tak marah lagi padaku?” ia tersenyum senang dan melompat lompat  “yeay! Benar, ia tak marah lagi padaku.. kalau ia masih marah, pasti ia tak akan bicara padaku”

Tiba-tiba, ia mendengar nada dering handphonenya berbunyi di atas nakas. Ia menghentikan aksi lompat-lompatnya dan segera mengambil handphonenya.

Ia mengernyit bingung, pasalnya kini nomor tak dikenal sedang meneleponnya. Dengan ragu, ia menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan.

“yeoboseo..”

“cepat turun! Aku didepan rumahmu” ucap sebuah suara diseberang telepon

Jaemi menaikkan alisnya bingung “ne? Nuguseyo?”

“baru kemarin aku mengantarmu dan kau sudah lupa suaraku”

Jaemi mencoba mengingat-ingat suara orang yang meneleponnya saat ini, tak lama ia membelalakkan matanya “Kau.. Oh Sehun kan? Si pria gila itu?”

“ck.. aku tidak gila. Cepat turun jika kau tidak ingin terlambat. Kau tidak lupa kan aku kemarin berkata untuk menjemputmu” ucap Sehun datar.

“mwo? Ya!”

Belum sempat Jaemi mengeluarkan protesnya, namun Sehun sudah memutuskan sambungan teleponnya. Membuat Jaemi mengumpat segala sumpah serapah pada lelaki yang baru dikenalnya kemarin.

“dasar kurang ajar! gila! sialan! Apa maksudnya berkata seperti itu, seenaknya saja memaksa – maksa orang lain!”

Jaemi mengambil tasnya dan berjalan keluar dari kamarnya. Namun langkahnya terhenti saat ia mengingat sesuatu yang membuatnya sangat frustasi.

“astaga! Minhyuk oppa bilang akan mengantarku! Aaaaa… bagaimana ini? Astaga astaga astaga” gumamnya panik

Saat Minhyuk melewati ruang televisi, ia menolehkan kepalanya ke tangga dan menemukan Jaemi sedang menghentak hentakkan kakinya sambil memegangi kepalanya. “apa yang kau lakukan disana? Cepat turun dan habiskan sarapanmu” ucapnya dari lantai bawah

Jaemi tersadar dari fikirannya dan cepat – cepat menuruni tangga, ia menghampiri Minhyuk yang sedang membaca koran pagi “o-oppa..” panggilnya ragu

“mwo?” ucap Minhyuk tanpa menoleh

“ak-aku akan berangkat dengan temanku” teman? Bahkan ia baru saja kemarin mengenal Sehun, dan ia terpaksa mengatakannya agar tak ditanyai macam – macam oleh Minhyuk

Minhyuk menolehkan kepalanya , “siapa temanmu?”

“i-itu, namanya Se-Sehun. ya, Oh Sehun” Jaemi menganggukkan kepalanya pasti

Minhyuk kini berdiri di hadapan Jaemi dan menatapnya curiga “Oh Sehun? Kau belum menceritakan siapa Oh Sehun itu. Siapa dia? tinggal dimana? bagaimana perilakunya?”

“eum, itu.. sebenarnya aku-“

“Hey Jae, kenapa kau belum berangkat? Sehun menunggumu didepan” Jaemi menolehkan kepalanya ke arah taman, Kakak perempuannya tengah menenteng kran air untuk menyiram tanaman.

Jaemi mengangkat alisnya “ne?”

“kau mau membuatnya terlambat? Masih mending ia mau menjemputmu. Cepat sana berangkat!” lalu Yejin menuju arah dapur meninggalkannya dengan senyuman penuh arti.

Jaemi yang mengerti maksud kakaknya itu, segera buru-buru menuju pintu keluar. “Yejin eonni Minhyuk oppa, aku berangkat dulu ya”

Akhirnya Yejin menyelamatkannya-lagi, ia tersenyum senang mengetahui kakak perempuannya yang selalu membelanya dan membantunya ketika ia sedang dalam masalah. Dan ia beruntung memiliki kakak sepertinya. Bukan berarti Jaemi menyesal mempunyai kakak laki-laki seperti Minhyuk, ia malah sangat menyayangi Minhyuk. Hanya saja oppa nya yang satu itu terlalu protective padanya. Dan itu membuat Jaemi senang sekaligus kesal.

“hei dasar lambat. Apa yang kau lakukan, lama sekali” gerutu Sehun ketika Jaemi mendatanginya diluar pagar.

“Aku kan tidak memintamu untuk menjemputku. Dan apa-apaan kau, kita baru mengenal kemarin dan kau sudah mengataiku seenak jidatmu seperti itu. memuakkan.”

Sehun tak menanggapi lagi perkataan Jaemi, ia menyerahkan helm yang selalu ia simpan di jok motornya kepada Jaemi. Dan begitupun Jaemi, ia langsung menaiki motor besar  Sehun dan memegang ujung jaket yang dipakai lelaki itu.

Kini lapangan parkir penuh dengan desak desakan gadis yang melihati sebuah objek-yang menurut mereka- menarik, dengan handphone ditangan mereka serta bisik-bisikan mereka yang membuat suasana bertambah riuh. Sebenarnya apa yang menjadi objek menarik gadis gadis itu?

Jawabannya adalah si Ice Prince yang baru turun dari motor besarnya, BERSAMA DENGAN SEORANG GADIS.

Bagaimana bisa para gadis-gadis itu tidak tertarik dengan pemandangan didepan mereka saat ini, jika si ice prince Oh Sehun yang selama ini mereka lihat tidak pernah berinteraksi apalagi berkencan dengan seorang gadis, kini berangkat bersama dengan seorang gadis yang bisa dikatakan sempurna.
Oh! Apa kini dunia sudah akan kiamat? Oke, itu mungkin terdengar berlebihan. Namun begitulah kenyataannya. Lelaki yang dipuja puja banyak wanita itu kini tengah bersama dengan seorang gadis yang tidak diketahui asal usulnya? Mungkin saja ini akan menjadi trending topic Blog Kyunghee High School selama beberapa minggu kedepan.

Jaemi mengernyitkan dahinya bingung ketika turun dari motor Sehun “hei, ada apa dengan mereka semua?”

Namun Sehun tak menanggapi ucapan Jaemi, ia melengos pergi meninggalkan gadis itu. Lagi lagi membuat Jaemi kesal, dan berteriak memanggil Sehun “Hei! Aish, pria itu”

Jaemi berjalan mengekor dibelakang Sehun. Ketika mereka melewati koridor, semua pasang mata kini tertuju hanya pada Sehun dan Jaemi. Lagi-lagi membuat Jaemi bingung dan memajukan langkahnya berjalan disamping Sehun “hei Sehun, ada apa sih dengan mereka?”

Sehun melirik Jaemi dari ekor matanya “molla” ucapnya sambil mengendikkan bahunya.

Jaemi terdiam, lelaki menyebalkan itu sungguh keterlaluan.
akhirnya ia memutuskan untuk mencari tahu sendiri. Ia berhenti tepat didepan siswi perempuan yang memandangnya sinis, Jaemi memusatkan pandangannya tepat pada manik mata perempuan di hadapannya.

‘Uhh siapa sih gadis ini? Kenapa dia bisa bersama uri Sehun? Berani – beraninya ia mendekati Sehunku?! Lihat saja nanti, kami akan memberimu pelajaran!’

Jaemi mengerjapkan matanya pelan, lalu membuang pandangannya ke arah lain dan berjalan pergi. ‘Oh, jadi karena itu’ pikirnya lalu tersenyum miring.

“Jaemi.. apa yang kau lakukan dengan lelaki itu?” cerca Soo jin ketika Jaemi baru mendudukkan dirinya dikursi

Jaemi menaikkan satu alisnya “lelaki? Siapa?”

“Jangan berpura – pura tak tau!” timpal Hyeri. Kini kedua temannya itu memutar tubuhnya menghadap Jaemi dan menatapnya mengintimidasi

“Sehun? Apakah dia yang kalian maksud?” tanya Jaemi, kedua temannya mengangguk singkat.

“Ah, karena insiden kemarin sore. Jangan pikirkan, itu tidak penting” ujarnya santai.

“Apanya yang tidak penting Jaemi??!” Jaemi mendongakkan kepalanya, Ia melihat Hyeri sedang menatapnya marah.

“Akan ku jelaskan, tapi bukan disini. Okay?” Hyeri dan Soo jin menghela napas, lalu mereka berdua memutar tubuhnya kembali menghadap depan.

Yeonhee yang sejak tadi memperhatikan mereka bertiga dengan pandangan bingung karena tidak tau apa apa, mulai membuka suara. “Boleh aku tau mengapa kau bisa bersama dengan Oh Sehun?”

Jaemi memandangnya tajam “jangan ikut campur urusanku” ujarnya ketus.

Bel masukan berbunyi, seluruh siswa berlarian memasuki kelasnya masing masing, kelas XII-A yang tadinya hanya dihuni oleh keempat gadis itu, kini mulai ramai karena siswa lain mulai berdatangan. Termasuk Sehun dan ketiga temannya yang berjalan dengan angkuh menuju tempat duduknya.
Ketika Sehun melewati tempat duduk Jaemi, pandangan mereka sempat bertemu sebentar sebelum Sehun menduduki bangkunya.

Jaemi merutuk dalam hatinya ‘kenapa aku harus mengikuti kemauannya kemarin?’ Dan inilah akibatnya, ia jadi tiba-tiba terkenal di seluruh penjuru KHS. Bahkan seluruh murid di kelas kini sedang menatapnya dan tentu saja membicarakan tentang hubungannya dengan Sehun.

Sehun yang duduk tepat dibelakang Jaemi, memperhatikan punggung Jaemi yang sepertinya terlihat gelisah.
Ia lalu mengambil handphone di sakunya dan mengetikkan sesuatu disana. Lalu ia memasang earphonenya dan memejamkan mata.

Jaemi merasakan getaran di handphonenya, ia mengambilnya dengan hati hati, takut guru botak didepan sana menyadari kegiatannya. Setelah berhasil, ia membuka handphonenya dan disana terdapat 1 pesan masuk.

‘Istirahat bawakan makanan ke atap’

Pengirimnya adalah nomor yang sama dengan nomor yang meneleponnya tadi pagi. Ia tau, nomor itu adalah milik Oh Sehun.

Ia melirik ke belakang tempat duduknya, lalu memusatkan pandangannya kembali ke depan.


Bel Istirahat berbunyi, para siswa menyambut bahagia dan hampir seluruhnya berhamburan keluar kelas untuk sekedar berlomba lomba sampai dikantin dan mengisi perutnya yang meminta asupan gizi.

“Sehun, mau kemana kau?” cegat Luhan ketika Sehun hendak melangkah keluar kelas.

Sehun menoleh dan menatap Luhan dingin, “wae?”

“Kau tak lupa kan jika kau harus menjelaskan sesuatu pada kami?”

Sehun menyikut tangan Luhan yang memegang lengannya “Kenapa kalian sangat ingin tau sekali? Aku akan menjelaskannya. Nanti.” Lalu ia melenggang pergi.

Luhan menatap heran kelakuan Sehun yang tidak biasa itu, lalu melemparkan tatapan ‘apa yang terjadi dengan anak itu?’ pada Kris dan Baekhyun, yang sama sama dijawab dengan tatapan tidak tau.

“Haish.. jeongmal! Apa lelaki itu tak punya hati? Kenapa seenaknya saja menyuruhku menjadi Maidnya. Kenal saja baru kemarin, ia sudah mengatur ngatur diriku. Ah! tapi aku bodoh juga, kenapa harus menerima permintaannya? Oh tidak tidak! bukan aku yang bodoh. Itu karena, apakah mungkin.. ia menghipnotisku? Jika tidak, aku tak akan menurutinya kemarin. Iya benar. Ia pasti menghipnotisku” Jaemi menggerutu sepanjang jalan menuju atap. Tidak, tidak biasanya ia banyak bicara seperti ini. Apalagi mengumpati orang lain dibelakang. Namun mengapa—

“dasar siput”

Jaemi tersadar dari lamunannya, ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Benar saja, karena terlalu banyak mengumpat ia tidak sadar bahwa kini ia sudah berada diatap. Jaemi menggaruk tengkuknya yang tak gatal, lalu berjalan mendekati Sehun.

“Ini. Makananmu.” Ujar Jaemi singkat sambil menyodorkan nampan berisi berbagai macam makanan yang ia ambil dari kantin tadi.

“Kau kira aku monster? Makanannya banyak sekali.” gerutu Sehun.

“Tak usah banyak bicara Tuan muda Oh. Sekarang tugasku sudah selesai kan? Kalau begitu aku akan pergi, annyeo-“

“Siapa bilang tugasmu sudah selesai?”

Jaemi memutar bola mata kesal “apa lagi?” tanyanya sarkatis.

“makan makananku”

Jaemi membulatkan matanya, “mw-mwo? Apa kau bilang tadi?”

“sudah kuduga, ternyata kau tuli ya.” ujar Sehun santai

“MWO? He-hey!! Aku tidak tuli, asal kau tau!”

Sehun menatap tajam Jaemi, “Jangan banyak bicara Nona muda Lee. Cepat makan!”

Jaemi tetap tak bergeming di tempatnya, melihat itu Sehun menghela napas kesal lalu berdiri. Ia menghampiri Jaemi dan mendudukkan paksa Jaemi didepannya.

“Kau akan menepati janjimu kan Nona Lee Jaemi? Turuti saja perintahku”

“Ish dasar laki laki gila!” gumam Jaemi pelan, namun telinga Sehun terlalu tajam untuk dapat mendengar gumaman yang Jaemi lontarkan barusan.

“apa kau bilang?”

Jaemi mendongak menatap Sehun, ia mengerjapkan matanya perlahan “tidak ada” lalu ia mulai memakan makanan Sehun yang diberikan padanya.

Sehun mengamati Jaemi, ia dapat melihat bagaimana Jaemi memakan makanannya. Lalu ia bertanya, “kenapa kau menggunakan sumpitmu sendiri?”

Jaemi menghentikan aktivitasnya dan terdiam cukup lama, ia hanya bingung harus menjawab apa. “Aku.. tak mau tertular virus orang orang yang menggunakan sumpit itu”

“wae?” lanjutnya.

Sehun tak menjawabnya, ia hanya mengendikkan bahunya tak acuh. Lalu ia berdiri dan mendekati pembatas pagar yang menyajikan pemandangan pegunungan serta hutan hutan yang rimbun.

Kyunghee High School adalah sekolah nomor satu di Seoul, namun bukan berarti letaknya berada di pusat kota Seoul yang ramai dan padat. Kyunghee High School terletak di sekitar daerah tengah hutan yang sangat luas.

Jika akan memasuki daerah gerbang pintu masuk utama, kita harus melewati hutan hutan yang telah disulap menjadi pepohonan yang rindang dan indah. Setelah berjalan kira – kira 100 meter, barulah gerbang menjulang tinggi pintu masuk utama Kyunghee High School bisa terlihat.

Di bagian belakang sekolah, ada pegunungan tinggi yang tentunya harus melewati hutan terlebih dahulu. Jika melihat sunset dari sana, pasti akan terlihat sangat indah.
Namun sayang, tak ada yang pernah menjamah hutan hutan dan pegunungan indah disana. Karena para siswa menyebutnya dengan ‘Hutan Terlarang KHS’. Ya, memang tempatnya terlihat sangat angker jika dilihat sedikit lebih dekat.

“apakah seluruh hutan disini milik Kyunghee?” Sehun dikejutkan dengan suara wanita yang tiba-tiba berada disampingnya.

“eoh”

“pegunungan yang berada disana, apa itu juga milik Kyunghee?” tanya Jaemi lagi

“hmm”

“Wah, aku tak menyangka Kyunghee sekaya itu”

“pasti indah jika berada di puncak pegunungan itu” Jaemi tersenyum membayangkan ia berada dipuncak pegunungan bersama dengan teman temannya lalu melihat sunset bersama. Oh tidak! sebenarnya ia sedang membayangkan bersama dengan seorang lelaki disana.

“tidak terlihat seperti kelihatannya” ujar Sehun santai

Jaemi menolehkan kepalanya kearah Sehun “mwo?”

“Memang indah dilihat dari jauh. Tapi sampai detik ini siswa Kyunghee tak ada yang pernah menginjakkan kaki disana”

Jaemi memandang Sehun dengan satu alis terangkat, Sehun yang mengerti akan tatapan Jaemi, segera menjelaskan “dulu ada seorang siswi perempuan yang tewas ditengah hutan menuju pegunungan. Hanya kepalanya saja yang ditemukan. Badannya, hilang entah kemana, sama sekali tak tersisa”

“what?” Jaemi membulatkan matanya, Kini badannya menghadap ke arah Sehun sepenuhnya. Tatapan mata Jaemi mengisyaratkan agar Sehun melanjutkan ceritanya.

Sehun mengerti akan tatapan mata Jaemi, “seluruh siswa dan guru Kyunghee terkejut, tempat yang biasa dijadikan sebagai tempat MOS siswa siswi baru itu sudah bukan tempat yang aman lagi. Dan akhirnya kepala sekolah memutuskan untuk menutup gerbang menuju hutan pegunungan. Tadinya pemerintah Seoul meminta menutup Kyunghee High School karena letaknya yang memang kurang disetujui dari awal, namun pihak sekolah menentang keras keputusan itu. Akhirnya sesuai dengan perjanjian, gerbang menuju hutan itu tak akan pernah diizinkan untuk dibuka lagi” ujar Sehun panjang lebar

“Fantastic Story” Jaemi bertepuk tangan pelan.

“aku jadi penasaran” lanjutnya lagi.

“Coba saja pergi kesana jika kau mau diterkam sekumpulan–” Sehun mengatupkan rapat bibirnya, hampir saja.

Jaemi menunggu ucapan keluar dari mulut Sehun, namun ketika lelaki itu tak kunjung melanjutkan ucapannya, Jaemi menatap Sehun curiga.

“mwo? Sekumpulan.. apa?” tanya Jaemi.

Sehun bingung, namun wajahnya yang datar sama sekali tak menunjukkan ekspresi kebingungan sedikitpun. Yeah, hal itu sedikit menguntungkannya.

Serasa lampu berada tepat diatas kepalanya, Sehun mendekatkan wajahnya ke telinga Jaemi dan membisikkan kata yang membuat Jaemi terpancing olehnya.

“sekumpulan..” bisiknya

“ne?” Jaemi bahkan tak mempermasalahkan wajahnya dengan wajah Sehun yang mungkin hanya terpaut sekitar 5 cm, ia bertanya penasaran.

“sekumpulan para..”

“apa? Para apa?”

“Singa dan Harimau” Ujar Sehun, lalu ia menjauhkan wajahnya dari Jaemi dan satu sudut bibirnya terangkat keatas membentuk seringaian.

Jaemi menghembuskan napas kesal lalu berkacak pinggang memandang Sehun marah “YA!! Aku bukan anak kecil yang mudah percaya dengan tipuan kelas kakap, kau tau!!”

Jaemi berteriak kesal pada Sehun. Namun apa? Yang ada malah Sehun tertawa terbahak – bahak didepannya. Hal itu membuat Jaemi makin kesal dengan lelaki yang berada didepannya itu.

Ia tak lagi mengherani Sehun. Jaemi memilih pergi menuju kelasnya dibawah dengan kaki yang dihentak – hentakkan seperti seorang anak kecil berumur 5 tahun yang permennya direbut oleh temannya.

Aneh. Jaemi tak pernah bersikap seperti itu pada siapapun, apalagi lelaki yang baru dikenalnya. Juga Sehun, ia tak pernah sama sekali berinteraksi apalagi sampai tertawa terbahak bahak didepan seorang wanita.

Namun mereka belum menyadari perubahannya saat ini.

Disaat Jaemi yang sudah beranjak dari tempatnya dan Sehun yang masih tertawa memegangi perutnya, dari kejauhan, jauh didalam hutan, sepasang mata tajam sedang memandang mereka marah.

“jangan biarkan mereka merasakannya!” teriaknya pada sekumpulan orang yang bersujud dihadapannya.

“baik tuan” balas orang – orang itu, lalu mereka menghilang begitu saja bagaikan debu.

“Hyeri, Orangtuamu dan orangtuaku datang sore nanti. Kau akan ke bandara kan?”

Jaemi memandang Hyeri sendu “Hyeri-ah, kau masih marah padaku?”

“…”

“Hyeri-ah..”

“…”

“Kwon Hyeri~”

“shut up!”

“Hyeri-aaahhh~”

“HEOL! LEE JAEMI?!??!” Jaemi dan Hyeri mengalihkan tatapannya pada pintu kamar, disitu berdiri Soojin yang tengah membawa 3 Americano Ice Coffe.

Jaemi mengerjapkan matanya bingung “wae?”

Soojin menaruh nampan minuman yang ia buat dan mendudukkan dirinya dikasur tempat kedua temannya itu bersantai.

“Ya! Lee Jaemi, apakah tadi aku baru saja melihatmu beraegyeo didepan balok es?” Soojin menatap Jaemi penuh arti dan tersenyum menggoda.

“mwo?”

“Yeah, ia baru saja melakukannya dan membuatku ingin muntah 7 hari 7 malam” Ujar Hyeri datar

Jaemi berdiri di atas kasur dengan tatapan kesal “mwoo?”

“Kau benar Hyeri-ah, rasanya perutku mual. Aku akan ke kamar mandi sebentar”

Soojin tidak benar-benar dengan ucapannya, namun jika kalian mengetahui sifat Jaemi yang sebenarnya maka-

“YA!! KURASA BANTAL DAN GULING MILIK HYERI AKAN HANCUR DALAM HITUNGAN DETIK. AWAS KAU CHO SOOJINNNN!!!”

–Soojin sebentar lagi akan mati.

“Ya! Lee Jaemi.. aww.. ya! henti-ya!-kan. YA!!”

“hentikan?!?? TAK MASUK AKAL! Kau juga Kwon Hyeri!! Aku tak peduli apakah kau balok es,kulkas berjalan, ataupun manusia salju. Aku akan menghabisi kalian sekarang juga!!”

Jaemi, Soojin, dan Hyeri terbaring lemas di atas kasur Hyeri. Napas mereka tak beraturan, baju yang sobek-sobek, serta rambut yang tak tampak seperti rambut manusia lagi.

“huh,, aku..lelah”

“rasanya hampir mati”

“apakah aku masih didunia?”

“ini gara-gara kau Lee Jaemi!”

“aku? kenapa aku? Kalian yang mengolokku duluan. Ini salah kalian”

“Kami tak mengolok mu! Kami hanya mengatakan faktanya”

“ish..”

Jaemi bangkit dan menuju nakas mengambil Ice Coffee yang dibuat Soojin, ia menyedotnya sekaligus hingga tak tersisa. Kemudian Jaemi membaringkan tubuhnya di karpet bulu milik Hyeri. Ya, kini mereka tengah berada di kediaman keluarga Kwon tempat Hyeri tinggal.

23      zz

“Boleh aku menceritakan sesuatu?” Tanya Jaemi tiba-tiba. Hyeri dan Soojin yang tergeletak di kasur, segera membangunkan tubuhnya dan menunggu Jaemi melanjutkan kata-katanya.

Soojin mendengus “sudah seharusnya kau mengatakannya sedari tadi Lee Jaemi”

Jaemi menundukkan kepalanya “maaf” Ia lalu menatap serius pada Hyeri dan Soojin.

“kemarin sore, saat kalian sudah pulang aku bermain basket. Rencananya. Tapi suatu hal tiba-tiba terjadi” Jaemi menjeda perkataannya lalu menarik napas kasar

“Oh Sehun, pria gila yang sebelumnya tak kukenal. Ketika aku ke lapangan, lelaki itu sedang bermain basket dengan mengenakan earphone. Ya, awalnya memang kurasa aku pernah melihatnya dan ternyata benar, ia sekelas denganku, dengan kita. Aku tak peduli soal itu, jadi aku hanya melihatnya dari bangku penonton. Ketika aku sedang mendengarkan lagu dengan memejamkan mata, aku merasa ada sesuatu menyentuh kaki ku, ternyata itu bola yang dimainkan pria gila bernama Oh Sehun itu. Dia memintaku mengambilnya, tentu saja aku tak mau. Namun ia memaksa. Karena aku kesal, akal ku tak berfungsi dengan baik dan aku justru mengajaknya bertaruh bermain basket. Memang gila jika dipikir kembali-”

“Jadi kau bertaruh dengan Oh Sehun itu?” Tanya Soojin penasaran

“aku belum selesai bercerita Nona Cho. Akan ku lanjutkan. Setelah itu, Oh! Ini sungguh memalukan. Awalnya aku bertaruh, bagi yang kalah akan menuruti apa saja permintaan yang menang. Dan kalian tau?..  Aku, kalah” Jaemi menghembuskan napas kesal mengingat saat saat kekalahannya bermain basket dengan lelaki gila-menurut Jaemi, Oh Sehun.

“Kau kalah? Buahahaha.. Jadi, apa yang ia minta padamu?”

“menjadi maidnya 1 bulan penuh”

“oh” Hyeri dan Soojin menganggukkan kepalanya mengerti. Namun sedetik kemudian setelah menyadari sesuatu, mata mereka terbelalak “MWO? MAID?”

“Ya! Ya! Kecilkan suara kalian, gendang telingaku bisa saja pecah” Ujar Jaemi santai. Ia mengusap-usap telinganya.

“Jadi, kau menuruti permintaannya?” Jaemi tak menjawabnya, ia hanya mengangguk lesu sebagai jawaban.

“HEOL! Waee?”

“Aku harus menjunjung harga diriku, bukan? Lee Jaemi adalah orang yang benci dengan pengingkaran janji” Lagi, Jaemi menjawab dengan santai.

“jadi, statusmu saat ini adalah menjadi maid pribadi Oh Sehun?” Ujar Hyeri antusias, bahkan bibirnya membentuk seringaian guna menggoda Jaemi.

Baru saja Jaemi ingin membalas perkataan Hyeri,  namun suara handphonenya mengalihkan perhatian ketiga gadis itu.

‘Nomor Tidak Dikenal’

Jaemi mengernyit bingung, nomor tidak dikenal lagi? Yang jelas itu bukan nomor Oh Sehun si lelaki gila-menurut Jaemi.

Dengan ragu ia menggeser tombol hijau “halo”

“…”

“nuguseyo?”

“…”

Jaemi membelalakkan matanya “mwo?”

“…”

“Kau.. mendapat nomorku darimana?”

“…”

“what?! Shirreo!”

“…”

Jaemi menghela napas panjang, ia menggigit bibir bagian bawahnya “oke, dimana?”

“…”

“Hanya untuk kali ini!”

“…”

Bipp

Setelah menutup teleponnya, Jaemi bergegas mengambili barang-barangnya dan memasukkannya ke tas.

“siapa Jae?” tanya Soojin, namun Jaemi tak berniat untuk menghiraukan pertanyaan sahabatnya itu.

Setelah dirasa barangnya sudah selesai ia masukkan, dengan tergesa ia bergegas keluar kamar Hyeri. Sebelum tubuhnya benar-benar hilang tertutup pintu, ia menoleh sebentar kearah dua sahabatnya “jangan khawatirkan aku. Aku pergi” lalu ia benar-benar pergi meninggalkan kedua sahabatnya yang Saling menatap bingung.

Jaemi melangkahkan kakinya ke pinggiran sungai han. Ia menatap sekelilingnya yang tak terlalu ramai. Benar saja, matahari sudah hampir tenggelam dan angin berhembus sangat kencang membuat siapa saja enggan untuk sekedar berdiri kedinginan disana.
Jaemi hanya memakai seragam sekolahnya. Tentu saja walau begitu Jaemi tak akan kedinginan seberapa buruk cuacanya. Bahkan kini kedua tangannya yang bertautan terasa sangat hangat.

Seseorang yang meneleponnya menyuruhnya untuk datang kesini, namun apa? Jaemi sama sekali tak melihat batang hidung orang tersebut. Ia paling benci menunggu.

Jaemi merasa seseorang menepuk pundaknya. Ia membalikkan badannya dan menemukan seseorang yang meneleponnya tadi sedang berdiri dihadapannya.

“Hai” sapa orang tersebut.

Jaemi hanya diam dan menunduk, tak berani menatap manik mata seseorang yang kini dihadapannya. Kakinya terlalu gemetar untuk sekedar menatap manik mata itu.

“Kau sangat cantik hari ini. Ah tidak! kau selalu cantik setiap saat”

Seseorang dihadapannya merasa ada yang salah dengan gadis itu. Jaemi sama sekali tak mau menatap manik matanya.

“apa kau akan terus menunduk seperti itu Lee Jaemi?” Tanya orang itu lagi. Tetap saja, Jaemi tak meresponnya.

Ia memajukan langkahnya mendekati Jaemi, dan menarik dagu gadis itu untuk menatapnya. Hingga tatapan keduanya bertemu. Lelaki itu- Jeon Jungkook, terbelalak saat mendapati iris mata Jaemi berkaca-kaca.

“kau menangis?” tanyanya. Jaemi menggelengkan kepalanya.

“bodoh!” lalu tanpa aba-aba, Jungkook menarik Jaemi ke pelukannya.

“mengapa kau menangis, huh? Kau tak pantas menangis Jae. Air matamu seperti panah yang menusuk tepat ke jantungku, apa kau mau membuatku mati karena air matamu?” Lelaki itu tetap bermonolog sendiri, karena gadis didepannya tak mengeluarkan suaranya sedikitpun.

Tangisan Jaemi semakin keras, gadis itu sudah tak kuat lagi untuk menahannya. Ia mengangkat tangannya dan membalas pelukan Jungkook erat. Jaemi menenggelamkan wajahnya pada dada bidang lelaki itu. Hingga ia merasa kaos hitam yang dikenakan Jungkook sudah basah sepenuhnya karena air matanya.

“bagaimana kita.. bisa bertemu lagi, Jungkook-ah?” isak gadis itu. Jungkook sedikit lega Jaemi akhirnya mau mengeluarkan suaranya. Walau hatinya masih sakit melihat gadisnya menangis di hadapannya.

Gadisnya? Ya, gadisnya. Dulu. Sudah sangat lama. Walau begitu, sampai detik ini ia masih mengecap Jaemi sebagai gadisnya. Tak pernah bisa tergantikan.

“takdir yang mempertemukan kita sayang” bisik Jungkook tepat ditelinga Jaemi.

“tidak Jungkook-ah. Bukan takdir yang mempertemukan kita. Takdir selalu memisahkan kita, kan?” isakan gadis itu semakin keras.

“jika takdir selalu memisahkan kita, tak mungkin kita bisa bertemu lagi seperti saat ini Jae”

Jaemi menggeleng dalam pelukannya, lalu ia melepaskan dirinya dari pelukan Jungkook

“kita musuh, Jungkook” Jaemi berujar serak.

“dan sudah seharusnya kita tak seperti ini. Seharusnya kau sudah membunuhku, dan aku juga sudah membunuhmu. Seharusnya kau menggigitku lalu menghisap darahku. Seharusnya aku sudah mendorongmu dan mencabik cabikmu dengan kuku tajamku. Seharusnya-” Jungkook menaruh telunjuknya didepan bibir Jaemi. Meminta Jaemi untuk menghentikan ucapannya.

“Ya, seharusnya. Tapi tidak seperti itu kenyataannya. Apakah kau sanggup mencabikku dengan kuku tajammu? Jika aku, aku akan membunuh diriku terlebih dahulu sebelum aku sempat melukaimu Jae” lirih Jungkook. Lelaki itu menangkup wajah Jaemi dengan kedua tangannya yang dingin.

“kau vampire dan aku warewolf” ujar Jaemi lirih.

“Ya. Dan disaat vampire dan serigala jatuh cinta, maka untuk selamanya kan?” Jungkook mencoba tersenyum lembut. Meski sangat terlihat ia memaksakan senyumnya.

Jaemi menggeleng, “Saat vampire jatuh cinta, maka untuk selamanya. Namun tidak bagi warewolf. Saat kami jatuh cinta, maka itu tidak untuk selamanya. Warewolf dan Vampire mempunyai takdir untuk bersama walau mereka bermusuhan. Dan sepertinya, takdirku bukan bersamamu Jungkook”

Jungkook terdiam, tak bisa dipungkiri bahwa perkataan Jaemi ada benarnya. Namun ia tak bisa terima jika Jaemi mengatakan mereka tidak ditakdirkan. Lelaki itu selalu percaya bahwa takdirnya adalah bersama Jaemi.

“Jangan berkata tentang takdir lagi, Jaemi” ujar Jungkook pelan.

Jaemi melepaskan tangan Jungkook yang menangkup pipinya. “maaf Jungkook, aku harus pergi”

“dan kumohon jangan hubungi aku lagi untuk bertemu. Aku tak akan sanggup melihat Minhyuk oppa melukaimu” lanjut Jaemi.

Jaemi baru saja akan pergi, namun tangan Jungkook mencegah lengannya. “Jae..”

Jaemi mengalihkan tatapan matanya ke sekitar. Lagi, ia tak bisa menatap manik mata itu. “lupakan aku Jungkook, kumohon. Lalu aku juga akan bisa untuk melupakanmu” lirih Jaemi. Lalu ia menepis tangan Jungkook dan pergi dari hadapannya.

Jungkook menatap sendu punggung Jaemi. Gadisnya, menyuruh Jungkook untuk melupakannya? Sepertinya itu adalah tantangan terberat di hidupnya, yang ia sendiri tak tau bisa menjalaninya atau tidak.

TBC

Hellaw semuanya… Akhirnya ini dipost juga. Sebenernya udah mau di post kemarin, tapi banyak halangannya. Jadilah hari ini postnya.

Makasii ya, yang udah mau baca ff absurd aku.

Lebih makasih banyak lagi sama yang udah mau Comment sama Like, muehehe..

I LOVE YOU GUYS…

Rencananya aku mau post ff baru lagi, dengan genre dan cast yang berbeda.

Tapi gimana ya? FF ini aja belom kelar, bahkan baru chapter 3.
Takutnya ntarr malah tebelah pikirannya. Dan alurnya jadi berantakan.

Jujur aku udah buat banyak ff EXO, tapi chapternya baru 3-4.

Kadang mood mood-an, mau ngerjainnya yang mana..

Hehe.. 😀

Yaudah deh, yang jelas makasih yaa udah RCL ^^ Muachh :*

BONUS PICT OF MAIN CAST :

Lee Jaemi

b0f3322dd5a5090af6491fb5d43e668a

Oh Sehun

EXO-Sehun-Pathcode-4

Tertanda
Istri Sehun

27 responses to “This Is We’re Life #3 [I Know It] – leeanna

  1. Ya ampunn..
    Jadi ini ceritanya tentang klan vampire sama warewolf.. aku pikir orang biasa.. ternyata vampire sama warewolfnya tah..

  2. Oh MY!!! thor.. namanya siapa? aish.. Bahasa nya bagus, alurnya ga terlalu cepat, tokoh oke.. Aaakk! perfect banget.. cuman agak sebel sama OhSe.. ya kalo naksir sama Jaemi jujur aja keles! sebel >_< kayaknya Sehun bukan manusia.. ekhemm ya maksud aku sama seperti Jungkook deh sepertinya.

  3. Kasian mrka gk bisa bersatu padahal saling mencintai…
    Aku masih penasaran sama Sehun??sebenarnya dia itu siapa??

  4. Aaaaaa itu yg ngeliat sehun ama jaemi di atap siapa? Dan dan kok sehun kenal kknya jaemi? Nextt suka bgtttt

  5. Kyaa.. Thor penasaran nih, penasaran. Ff nya bikin gereget, keren thor.
    Author, tambahn dong SeJae momentnya. EXO’s moment jg 🙂 ya, ya?

  6. Ternyata gitu…dan jaemi takdirnya bareng sehun gitu (?) trus siapa yg liat mereka berdua di atap skolah..
    Next ditunggu

  7. jujurnya q rgu klu km author br.krn tlsn n crt km bgs bgt.q lgs phm n crtnya g ngebosenin.
    momen jungkook-jaemin membuat q tersentuh.g tau npa tp q g pgn mrk pts.

  8. Pingback: Another Life [Prolog – Teaser] – by leeanna | SAY - Korean Fanfiction·

  9. Pingback: Another Life [#1 – Started] – by leeanna | SAY - Korean Fanfiction·

  10. Pingback: ANNOUNCEMENT [Another Life] – leeanna | SAY - Korean Fanfiction·

  11. Pingback: Another Life [#2 – Why You Here?!] – by leeanna | SAY - Korean Fanfiction·

Leave a reply to parkhunnie363 Cancel reply