Song For You by aidennis

Song For You

Written by aidennis

Lay | Tan Mei-hwa (OC)

Fluff *failed* | Teen | FICLET

Cover by Olv on POSTER CHANNEL

Another story on https://mybluedestiny.wordpress.com

Cast is belong to God. But the story is belong to me, JUST ME. So, don’t be plagiator or Copas this Fanfic. Kesamaan judul, tema, tokoh, alur, dan latar hanyalah ketidaksengajaan semata.

Sorry for typo(s) :p

.

.

.

.

.

Mei-hwa tengah menatap sekelilingnya—mencari seseorang yang mengajaknya bertemu di tempat ini ketika smartphone di genggamannya berdering tiba-tiba.

“Kau dimana??” tanya Mei-hwa setelah melihat ID penelfon itu—orang yang sedang dicarinya.

“Aku di cafe, kau sudah sampai??”

“Ya. Aku baru saja sampai. Tunggu di sana xing! Mungkin aku akan sedikit lama. Yahh kau tau sendiri seberapa besar keributan yang ditimbulkan boygroupmu, kan??”

Di seberang sana, seseorang yang dipanggil xing itu tersenyum, “pasti! Aku pasti menunggumu! Fighting!”

Mei-hwa tersenyum sebelum akhirnya menutup sambungan telefon itu, “gaya bicaramu sudah banyak berubah, Zhang Yixing!” Pandangannya mengarah pada lautan manusia yang menghadang jalannya, “menjadi idola pasti benar-benar mengubah hidupmu, kan??”

 

 

 

 

Mei-hwa menatap papan nama bertuliskan Cafe sembari menghembuskan nafasnya lega. Tanpa berpikir panjang, dilangkahkannya sepasang kaki jenjangnya memasuki area cafe tersebut dengan pandangan menelisik mencari sesosok pria yang sedang menunggunya. Mei-hwa memandang sekelilingnya, Cafe tidak terlalu ramai hari ini, tapi kenapa sulit sekali menemukan orang itu?

“Mei!” Teriakan seorang pria yang mengenakan kacamata hitam, beanie, dan hoodie itu membuat Mei-hwa merubah arah pandangnya, berbalik menatap pria yang kini tengah melambaikan tangan padanya. Mata sipit Mei-hwa semakin mengecil ketika dirinya merasa tidak mengenali seseorang yang memanggilnya itu. Tapi meski merasa tidak mengenalnya, kaki jenjang Mei-hwa tetap bergerak mendekati pria itu. Mei-hwa baru saja membuka mulutnya—hendak bertanya ketika pria itu mendahuluinya.

“Lama tidak bertemu, Tan Mei-hwa!”

Suara ini—

“Yi—”

Mei-hwa kontan menghentikan niatnya mengatakan nama pria tersebut karena tangan pria itu sudah membekapnya sebelum dirinya menyelesaikan perkataannya. “Jangan menyebutkan namaku, Tan Mei-hwa! Kau tahu seberapa besar tingkat kepopuleranku saat ini kan??” katanya dengan senyum tipis yang menampakkan rongga pada pipinya. “Ayo! Ada yang ingin kutunjukkan padamu!” tambah pria itu sembari menarik tangan Mei-hwa—mengajaknya untuk mengikuti setiap langkahnya yang berbalik menjauhi cafe.

“Tunggu! Kau mau membawaku ke mana? Bukankah kau menyuruhku menemuimu di sini? Kenapa sekarang kau mengajakku pergi?”

Pria itu bergeming, sama sekali tidak memperdulikan pertanyaan yang terus menerus dilontarkan Mei-hwa. Kaki-kaki panjangnya justru semakin meningkatkan kecepatannya seiring dengan genggaman tangannya yang juga semakin mengerat, membuat Mei-hwa tersentak dan menghentikan niatnya untuk bertanya lebih jauh.

 

 

 

 

“Cha! Kita sudah sampai!” kata pria itu sembari melepaskan genggaman tangannya—membuat Mei-hwa merasa kehilangan.

“Logatmu sudah banyak berubah, Zhang Yixing.”

Pria yang ternyata adalah salah satu member Chinese EXO—Zhang Yixing itu tersenyum mendengar selorohan Mei-hwa, “benarkah?? Wahh, bukankah itu kemajuan untukku??”

Mei-hwa mencibir, “meskipun kau diwajibkan untuk menguasai bahasa negeri orang, tidak seharusnya kau melupakan logat negaramu sendiri, bukan?”

Dan Zhang Yixing—lagi-lagi hanya tersenyum, “jangan memulai pertengkaran, Tan Mei-hwa! Kau tahu waktuku tidak banyak dan aku harus mengatakan sesuatu padamu saat ini!” katanya dengan senyuman berlesung pipi yang tidak pernah lenyap dari bibirnya. “Jangan membantah!” tambah Yixing ketika melihat Mei-hwa membuka mulutnya—seperti akan mengatakan sesuatu, membuat Mei-hwa mengurungkan kalimat yang sudah berada di ujung lidahnya.

Yixing tersenyum—lagi, “kau sangat pintar, Tan Mei-hwa! Sekarang, bisakah kau berbalik?” Mei-hwa mengernyit, baru saja mulutnya akan kembali terbuka untuk membantah kalimat Yixing ketika pria berlesung pipi itu mengubah tatapan matanya menjadi garang hanya dalam sekejap—membuat Mei-hwa menghembuskan nafas pasrah dan menuruti perintah Yixing untuk membalikkan badannya.

“Sudah! Kau boleh berbalik sekarang!” kata Yixing beberapa saat kemudian.

Dan alangkah terkejutnya Mei-hwa ketika dirinya membalikkan badannya, sosok pria berlesung pipi itu tengah duduk di sebuah bangku sembari memegang gitar akustikanya yang entah datang dari mana.

“Tan Mei-hwa, karena aku belum mendapat kesempatan untuk merilis album soloku, aku akan menyanyikan lagu dari seniorku. Kudengar lagu ini cukup dikenal, dan kurasa lagu ini sangat pas dengan momen ini.” katanya sebelum jari-jarinya mulai memetik dawai gitar tersebut sembari menyanyikan lagu berjudul 1-4-3 yang dipopulerkan oleh Henry Super Junior M.

Lagu yang memiliki melodi yang menarik diiringi dengan suara indah yang dihasilkan dari petikan senar-senar gitar akustik tersebut membawa Mei-hwa hanyut dalam alunan simphony cinta dengan sosok sang maestro yang selama ini selalu diimpikannya. Kedua matanya tertutup perlahan sembari kepalanya bergerak tanpa sadar mengikuti irama lembut tersebut sampai akhirnya Yixing atau yang kerap disapa Lay itu selesai menyanyikan lagu milik seniornya tersebut. Mei-hwa membuka kedua matanya perlahan. Tatapannya langsung bertemu dengan tatapan mata Yixing yang kini juga tengah menatapnya. Suasana canggung terasa kental menyelimuti keduanya sebelum akhirnya Yixing menyenderkan gitarnya pada bangku taman dan berjalan mendekati Mei-hwa. Perlahan tapi pasti kedua tangan Yixing bergerak mendekati kedua tangan Mei-hwa sebelum akhirnya menggenggam kedua tangan tersebut.

“Tan Mei-hwa, aku tidak tahu sejak kapan perasaan ini bermulai. Awalnya aku hanya menganggap perasaan ini hanyalah peasaan sayang yang wajar mengingat sudah berapa lama kita berteman. Tapi seiring berjalannya waktu, aku mulai menyadari betapa perasaan sayang ini telah berkembang pesat menjadi sebuah perasaan cinta yang tidak dapat kuhindari kedatangannya. Aku tahu ini akan menjadi sulit mengingat statusku sebagai public figure, tapi aku sudah tidak kuat untuk menyimpannya sendiri. Dan kupikir, ini adalah saat yang tepat untuk mengatakannya. Entah sejak kapan, entah kenapa, entah karena apa, aku—aku—aku jatuh cinta padamu.” Yixing menghentikan perkataannya—memandang sejenak ekspresi Mei-hwa sebelum kembali melanjutkan kalimatnya, “Mei-hwa, apa kau mau menjadi gadisku? Melalui hari-hari bersamaku? Memendam rindu untukku?”

Mei-hwa menatap Yixing tak percaya. Apa telinganya bermasalah?? Apa dia hanya berhalusinasi?? Apa ini hanya mimpi??

“Mei!” kata Yixing membuyarkan lamunan Mei-hwa.

“Ya??!”

Yixing tersenyum, “kau tidak harus menjawabnya hari i—“ kalimat Yixing terputus ketika ia merasakan sepasang lengan memutari pinggangnya.

“Ya, ayo kita lakukan itu bersama! Aku akan merasakan betapa indahnya menikmati setiap rindu yang datang menghampiriku, dan kau juga harus melakukannya!”

Yixing tersenyum lebar sebelum membalas pelukan Mei-hwa, “aku mencintaimu, Mei!”

 

-F I N-

ok. aku tau ini gj banget :v tapi makasih buat yg maksain baca dan ninggalin komentar 😉

bglvyu♥

7 responses to “Song For You by aidennis

Leave a comment