MOON THAT EMBRACE OUR LOVE [VII] – BEAUTIFUL DARKNESS

Mteol

MOON THAT EMBRACE OUR LOVE

2015 © SANGHEERA

Cast :: Cheon Sera (Original Character), Luhan as Xiao Luhan and Xiao Luxien, Byun Baekhyun of EXO || Support Cast :: Hwang Shiina (OC), Choi Seunghyun (T.O.P) of BIGBANG, Kim Yoojung (OC), Zhou Yumin (Vic Zhou) as Xiao Yumin, Kim Jinhwan of iKON, Ren of NU’EST as Liu Ren, and many more || Genre :: Campus Life, Romance, Fantasy, Comedy, Family, Fluff || Lenght :: Multi Chapter || Rating :: PG 17+

Read this first :: [0] PROLOG, [I] Man From the Moon, [II] Unbroken Red String, [III] Old Man Under The Moonlight, [IV] MIGIKATA, [V] Let’s Not Fall In Love, [VI] Destiny Sonata

Recommended Song :: EXO – 시선 둘, 시선 하나 (What If..), EXO (D.O) – Tell Me What is Love, Jungyeob (Brown Eyed Soul) – Nothing Better, IU – Friday, Akdong Musician – Officially Missing You, Cliff Edge – Endless Tears, LIM KIM – You Who? (Hello Monster OST.), Soyou SISTAR X Kwon Jeongyeol 10cm – Lean on Me

[VII] BEAUTIFUL DARKNESS

You, the one who has never loved me
All I ever wanted was to live at your side
Never did erase you from my mind
D.O – Tell Me What is Love

tumblr_n6ueplahz31sd6kvvo1_500

Kim Yoojung mendongakkan kepala. Telapak tangannya yang berjari lentik dan terawat terangkat untuk memayungi matanya dari sinar matahari yang menyilaukan. Ia menyipit ketika mengamati gedung tempatnya berada saat ini.

Apa benar Luhan berada di tempat ini?

Gege sialan itu menghilang sejak seminggu lalu dan membuat semua orang frustasi karenanya, dan ternyata…!

Dia ada di tempat ini? Setelah bodyguard setianya itu kelabakan mencari hingga setengah dunia, ternyata dia ada disini? Di kota kecil, di salah satu pulau yang ada di negara asal Kim Yoojung? Oh, yang benar saja!!

Kaki berbalut sepatu mahal itu kemudian melangkah. Menaiki tangga pendek menuju lobby sebuah rumah sakit di Seogwipo. Setelah bertanya dimana posisi ruang rawat yang ia cari pada suster jaga, Yoojung segera membawa kakinya menyusuri selasar rumah sakit yang bernuansa serba putih itu.

3 jam lalu ia terbang dari Beijing dan menempuh perjalanan cukup jauh dari bandara Jeju ke tempat ini. Mood Yoojung sedang buruk-buruknya sehingga ia ingin segera melihat dengan mata kepalanya sendiri apa benar Luhan ada di tempat ini atau kabar dari teman semasa SMA-nya yang bekerja sebagai dokter di rumah sakit ini hanyalah hoax belaka. Luhan sudah membuat acara pertunangannya batal dan membuat Yoojung malu setengah mati di hadapan teman-temannya. Dan gara-gara Luhan pula, bodyguard sialan itu…

Yoojung menggertakkan giginya. Sebal. Kesal kuadrat.

Tangannya terkepal dan kakinya otomatis terhenti saat ia telah sampai di depan pintu ruangan yang ia tuju. Pintu itu sedikit terbuka, membuat celah yang cukup bagi Yoojung untuk melihat ke dalam.

Yoojung merasakan napasnya terhenti dan jantungnya berdetak begitu keras. Hal yang selalu ia rasakan ketika melihat orang itu akhir-akhir ini.

Dia ada disana.

Di dalam ruangan itu, Yoojung melihat Luhan yang sedang mengomeli seorang gadis karena tidak menghabiskan makanan yang ada di hadapannya. Seunghyun yang duduk di pinggir ranjang di samping gadis itu, hanya tertawa geli dengan sendok di tangan. Gadis asing yang tak pernah Yoojung lihat sebelumnya itu nampak merengut mendengar omelan Luhan. Ia menoleh pada Seunghyun lalu menatap ngeri isi sendok di tangan pria itu, seolah Seunghyun sedang menyodorkan lumpur untuk ia makan bukannya sesendok bubur abalone hangat nan lezat. Setelah memejamkan mata dan menghela napas panjang, ia meraih tangan Seunghyun dan memasukkan isi sendok itu ke mulutnya.

Mata Yoojung melebar.

Luhan nampak nyengir puas sambil menepuk-nepuk puncak kepala gadis asing itu, yang sedetik kemudian langsung ditangkis gadis itu dengan raut kesal. Seunghyun lagi-lagi hanya tertawa. Ia kembali menyendok ke dalam mangkuk dan ketika menyodorkan pada gadis asing itu, kali ini tak ada penolakan, meski wajahnya terlihat mengeryit tak suka tapi mulutnya tetap membuka dan akhirnya melahap isi sendok itu.

Yoojung menggigit bibirnya. Brengsek!! Siapa sih gadis itu?! Kenapa ia bisa begitu akrab dengan Luhan dan Seunghyun? Gadis seperti itu… bagaimana bisa ia membiarkan wajahnya tanpa riasan saat berada di depan dua pria itu? Wajah pucatnya… astaga! Setidaknya ia kan bisa memulas sedikit bibirnya yang kering itu!! Dasar Upik Abu!!

Gadis seperti itu… hanya demi gadis seperti itu Luhan tega membatalkan pertunangan dengan Yoojung dan kabur ke tempat seperti ini. Damn! Oh, fvcking damn!

Yoojung menyingkir dari balik pintu, lantas bersandar di dinding dan menarik napas dalam. Hisap. Hembuskan. Hisap. Hembuskan. Seorang gadis cantik dan terhormat sepertimu tidak pantas marah-marah seperti ini, Yoojung. Tenangkan dirimu. Rileks. Jika kau ingin murka kepada pria sinting bernama Luhan dan gadis brengsek yang entah siapa namanya itu, setidaknya pikirkan cara yang lebih keren. Oke?

“Oke,”gumam Yoojung sambil mengangguk kecil untuk dirinya sendiri. Ia mengibaskan rambutnya dan berjalan kembali menelusuri lorong rumah sakit. Untuk kali ini cukup. Rumah sakit bukan tempat yang seru untuk melabrak mereka.

Kim Yoojung akhirnya mendapatkan kesempatan itu setelah dengan sabar menunggu di dalam kamar hotelnya. Ia sudah mengirim orang suruhannya untuk memata-matai Luhan dan Seunghyun. Meminta mereka untuk melaporkan pada Yoojung setiap pergerakan mereka. Dan saat Yoojung mendapat kabar bahwa Seunghyun, Luhan dan gadis antah berantah itu meninggalkan rumah sakit lalu menuju Phoenix Island, Yoojung tau kesempatan emasnya telah tiba. Lagipula, ia sudah tidak sabar ingin melontarkan segala sumpah serapahnya pada Luhan—si brengsek—itu.

“Minggir, bodyguard!”Yoojung berusaha merubah wajah cantiknya menjadi segarang mungkin agar pemuda bertubuh jangkung di depannya ini segera menyingkir dari hadapannya. “Apa kau mau membiarkanku terus-terusan berada di luar?”

choi_seunghyun_001

“Maaf atas ketidaksopanan saya, tapi lebih baik anda kembali ke mobil anda dan pulang, Yoojung agashi,”ujar Seunghyun formal dan sekaligus juga dingin.

Yoojung mengeryit tidak suka. “Sudah kubilang kan? Aku tidak akan pulang sebelum bertemu dengan Luhan. Dimana dia? Aku tahu dia ada di rumah ini.”

“Tuan Muda Han tidak ingin bertemu dengan siapapun hari ini.”

“Jadi benar kan kalau dia ada disini…”Yoojung bersedekap sambil tersenyum puas. Ia merasa menang karena bisa mengetahui keberadaan Luhan yang kata orang telah menghilang bagai ditelan bumi itu.

“Saya rasa tak ada gunanya saya berbohong karena jelas anda adalah gadis cerdas yang bisa melakukan banyak cara untuk melacak keberadaan saya dan Tuan Muda Han. Entah bagaimana anda tahu lokasi kami saat ini, tapi itu pasti karena kekuatan koneksi yang anda miliki.”

Yoojung hampir saja menyeringai senang mendengar pujian Seunghyun. Tentu saja, sejak kecil Yoojung selalu mendapatkan apa yang ia inginkan. Ia spesial dan segalanya selalu terasa mudah bagi dirinya yang cantik, cerdas dan kaya ini. Lihatlah, kini ia bahkan bisa lebih dulu menemukan Luhan daripada keluarga Luhan sendiri. Hebat kan?

Tapi Yoojung segera bisa menguasai diri. Teringat bahwa ia harus bertemu dengan Luhan dan satu-satunya cara adalah dengan menembus penghalang di depannya ini. Dan berwajah manis akan membuat bodyguard brengsek ini berpikir bahwa Yoojung adalah gadis yang mudah ditangani. Oh, Yoojung tidak akan membiarkan itu terjadi.

“Kau tahu kan? Aku bisa saja menelepon Yumin gege sekarang dan memberitahukan keberadaan Luhan padanya. Tapi aku janji itu tak akan aku lakukan jika kau mau membiarkanku bertemu dengan Luhan.”Yoojung mencoba bernegosiasi.

“Saya berjanji anda akan bertemu dengan Tuan Muda Han, Yoojung-agashi. Tapi bukan sekarang.”Seunghyun menolak dengan halus.

“Tapi aku ingin bertemu dengannya sekarang!”Gadis cantik itu tersulut emosi. Membentak Seunghyun yang masih mempertahankan ekspresi datarnya yang tak terbaca. “Aku calon tunangan yang sudah ia kecewakan, jadi aku berhak bertemu dengan pria brengsek itu untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, bukan?”

Agashi…”

“Atau…”Ada jeda dalam suara Yoojung. Gadis itu bersedekap, menyipit pada Seunghyun seolah pemuda berbadan tinggi tegap itu hanyalah butiran debu di sepatunya yang akan dengan mudah ia singkirkan. “Aku harus menggunakan kekerasan padamu agar kau menyingkir dan berhenti menghalangiku, bodyguard?”

Seunghyun tersenyum miring. “Anda mengancam saya, agashi?”

“Kedengarannya seperti itu, right?”Yoojung membalas senyum Seunghyun dengan senyuman manis. Tapi senyum manis itu hanya kamuflase untuk apa yang akan Yoojung lakukan sesudahnya. Gadis itu sedikit memiringkan tubuhnya ke belakang, matanya yang indah tertuju lurus ke arah sebuah mobil hitam yang terparkir di belakang mobil Bentley-nya. Dan saat Yoojung kembali menghadap Seunghyun, cengiran nakalnya tersungging. Ia mengibaskan rambutnya puas saat Seunghyun melihat ke belakang tubuhnya. Ke arah 4 orang pria berbadan besar, berpakaian awut-awutan dan dengan tongkat pemukul di tangan mereka.

Seringai terpasang di wajah Seunghyun. “Apa anda pikir mereka bisa mengalahkan saya, agashi?”ujarnya geli.

“Tentu saja tidak! Mereka hanya preman bayaran, mana mungkin sanggup mengalahkan bodyguard ‘sang pangeran’ seperti dirimu, Seunghyun-a.”Yoojung terkikik. “Aku hanya perlu menyingkirkanmu dari situ, bukan mengalahkanmu.”

Seunghyun menelengkan kepalanya dan tatapannya tak lepas dari Kim Yoojung yang balas menatapnya dengan sorot penuh kemenangan. Diam-diam Seunghyun memuji dalam hati. Calon tunangan Tuan Muda Han benar-benar gadis nekat. Merepotkan, tapi sekaligus juga menarik.

Jentikan jari Yoojung menjadi aba-aba bagi preman bayarannya untuk bergerak. Mereka maju ke depan, berhadap-hadapan dengan Seunghyun sementara Yoojung mundur sambil bersedekap dengan wajah puas. Dan semenit kemudian, Seunghyun sudah sibuk meladeni preman-preman itu dan tanpa sadar menjauhkan tubuhnya dari pintu masuk rumah. Yoojung menyeringai melihat rencananya berhasil. Ia langsung menyelinap ke dalam rumah untuk mencari Luhan.

“Luhan gege!!”Teriakan Yoojung bergema ke penjuru rumah. Ia menelusuri tiap ruangan, dan tidak ragu untuk membuka tiap pintu yang menutup. Sampai akhirnya ia sampai di sebuah ruang yang ada di lantai 2. Tanpa merasa perlu mengetuk terlebih dulu, Yoojung membuka pintu ruangan itu.

Yoojung terpaku di tempatnya berdiri.

Lagi-lagi ia melihat pemandangan itu. Luhan dan Upik Abu dalam satu frame. Dari lantai 2 ini, Yoojung masih bisa mendengar suara benturan benda tumpul dan sesekali suara pekik kesakitan beradu. Perkelahian di bawah sepertinya berlangsung cukup seru, dan Yoojung tak merasa bersalah sama sekali membiarkan Seunghyun dikeroyok oleh orang suruhannya. Ia kini justru merasa sayang karena tidak bisa menyaksikan sang bodyguard beraksi. Kalau bukan karena urusannya dengan Luhan, Yoojung pasti lebih memilih duduk manis di sofa, menonton perkelahian Seunghyun, seraya memakan popcorn.

Oh… menonton adegan action pasti lah lebih seru daripada menonton drama memuakkan di hadapannya ini.

Si Upik Abu itu menangis, lalu dengan lancangnya memeluk Luhan. Dan hal yang membuat Yoojung tak berkutik adalah… Luhan membalasnya. Memeluk gadis upik abu itu erat… terlalu erat dan penuh perasaan. Yoojung bisa melihat hal itu dari bagaimana lengan Luhan begitu ketat melingkar di tubuh kurus upik abu dan bagaimana pria itu begitu pasrah menyandarkan kepalanya di bahu si upik abu itu

Kim Yoojung adalah calon tunangan Luhan, gadis yang selama ini diyakini berada paling dekat di sisi Luhan, tapi apa pernah ia dipeluk sehangat itu oleh Luhan? Jawabannya, tidak! Aish, menyebalkan!

Agashi…”Seunghyun telah menyelesaikan perkelahiannya, dan segera menyusul Yoojung. Ada luka lebam di pipi, tapi selebihnya ia baik-baik saja. Sebaliknya, orang-orang suruhan Yoojung kini terkapar tak berdaya di halaman depan. Pemuda berusia 30 tahun itu menggenggam tangan Yoojung, mencoba untuk menarik Yoojung dari tempat itu.

“Lepaskan!”desis Yoojung tajam sambil menepis tangan Seunghyun. Dan sebelum bodyguard kesayangan Luhan itu kembali mencoba untuk menjauhkan Yoojung dari tempat Luhan berada, gadis itu sudah mendorong pintu yang tadi masih setengah tertutup dan masuk ke dalam ruangan itu.

“Wah… wah… pemandangan yang hebat…”ujar Yoojung dengan nada kagum yang dibuat-buat. Menginterupsi pelukan Luhan dan Sera. Luhan mendongakkan kepala ke arah Yoojung dan Sera langsung melonggarkan lengannya.

Mereka berdua tampak begitu terkejut melihat kedatangan Yoojung.

Gege…”Kim Yoojung bersuara.

“Kim Yoojung.” Bisik Luhan. Wajahnya mengeryit tak suka melihat senyuman mengejek yang tercetak di wajah Yoojung.

Luhan tidak suka perkembangan situasi saat ini.

Kemarin, ia telah dengan susah payah meyakinkan Sera. Membuat gadis itu mengiyakan permintaannya untuk tidak menghancurkan kalung Luxien dan menunggu hingga 6 hari ke depan. Luhan bahkan mendapatkan pelukan Sera, sekali lagi mendapatkan perhatian dari gadis itu. Tapi kedatangan Yoojung yang begitu mendadak… yeah, Kim Yoojung—calon tunangannya itu—sudah merusak segalanya.

Sejak semalam Sera sama sekali tak mengajaknya bicara. Yoojung memperlakukan Sera dengan sangat buruk. Tidak… Yoojung tidak memarahinya atau apa, tapi Yoojung benar-benar memperlakukan Sera seperti seorang gadis selingkuhan tunangannya yang tak berarti. Yoojung memandang rendah Sera secara terang-terangan, dan itu lebih melukai harga diri Sera dibandingkan jika Yoojung memukul atau mencakar wajahnya.

Rasanya akan lebih baik jika Yoojung mengamuk saat Seunghyun dengan hati-hati memberi pengertian padanya bahwa Luhan harus tidur sekamar dengan Sera (karena benang merah yang mengikat mereka tak mengijinkan mereka untuk tidur dalam ruangan yang berbeda), namun ternyata tanpa perlu bertanya alasannya, Yoojung menyetujuinya begitu saja.

Oh, whatever. Lakukan apapun yang gege suka saat ini, karena setelah kita menikah, aku tak akan membiarkan gege melirik gadis manapun selain diriku.”

Sera menggigit bibir bawahnya ketika mendengar ucapan Yoojung, dan tangannya terkepal erat. Kentara sekali ia sedang berusaha menahan amarahnya saat itu. Dan Luhan tak bisa melakukan apapun selain menghardik Yoojung untuk menutup mulutnya.

Sera tak mau mendengarkan penjelasan Luhan. Gadis itu semalaman tidur dengan memunggungi Luhan. Ia bahkan tak merespons ketika Luhan berlapang dada untuk meminta maaf atas perlakuan Yoojung dan minta maaf karena tak pernah menceritakan statusnya selama ini.

Oh ya Tuhan, Luhan sungguh tak mengerti kenapa ia begitu merasa bersalah.

Yoojung bukan gadis spesial bagi Luhan dan Luhan bahkan tak pernah memikirkannya, wajar kan jika Luhan merasa tidak perlu menceritakan apapun tentang calon tunangannya itu? Lagipula hubungan Luhan dan Sera tidak seserius itu hingga membuatnya harus menjelaskan ini itu. Yeah, mereka berdua hanya terikat oleh benang merah sialan, bukan berarti mereka adalah pasangan. Ck, jujur ini mengesalkan…

Mood Sera semakin memburuk saat pagi tadi menerima telepon dari Baekhyun. Luhan mengamatinya dari kasurnya, sedangkan Sera duduk di kasurnya sendiri sambil memeluk lutut dan berbicara dengan Baekhyun. Luhan sempat mengira Sera akan mengatakan pada Baekhyun bahwa ia akan kembali ke Gyorae hari ini dan ia sudah bersiap untuk menerima rentetan kemarahan Sera. Luhan bahkan siap berpikir ulang untuk menyetujui jika Sera meminta kalung Luxien dihancurkan saat itu juga.

Luhan terperangah tak percaya ketika ternyata Sera tetap pada rencana awal. Gadis itu memutuskan untuk tetap tinggal bersama Luhan hingga 5 hari ke depan.

“Ya, aku harus tinggal disini untuk sementara waktu. Kenapa? Uh itu…”Sera menoleh pada Luhan. Matanya seolah menyiratkan permintaan untuk membantunya mencari alasan. Ini karena Luhan, jadi Luhan harus membantunya mengarang cerita pada Baekhyun.

“Katakan kau akan pergi ke Jepang, menonton konser Hey! Say! JUMP…”bisik Luhan.

Kening Sera mengeryit, terlihat agak kurang setuju dengan usul Luhan. Tapi ia tetap menggunakan usulan itu karena tak ada ide lebih baik yang terlintas di otaknya. “Kau pasti tidak percaya ini tapi aku akan pergi ke Jepang, Baek… ya…”Senyum kecil terulas di bibir Sera. Sepanjang pembicaraan itu Sera tampak antusias dan gembira. Gadis itu ternyata lumayan pintar berbohong.

Tapi tetap saja, Sera benci sekali harus berbohong pada Baekhyun. Wajahnya tertekuk sempurna setelah itu, dan dia semakin bertambah buruk memperlakukan Luhan. Jika sebelumnya Sera malas bicara dengannya, kini Sera benar-benar mengacuhkannya seolah Luhan tidak ada. Dan wajah dingin gadis itu… ukh, Luhan tak tahan melihatnya.

Agashi, harus memakan makanan agashi…”Seunghyun kembali membujuk Sera ketika gadis itu masih saja hanya mengaduk-ngaduk nasinya dengan raut malas. “Anda perlu makan untuk meminum obat anda.”

“Tolong panggil saja aku dengan namaku, Seunghyun-ssi. Aku bukan nona mudamu,”ujar Sera berusaha untuk tetap menjaga nada suaranya agar tidak terdengar terlalu dingin ketika bicara dengan Seunghyun. Bodyguard Luhan itu telah begitu baik memasakkan sarapan untuk Sera. Sesuai dengan makanan yang biasa Sera makan di pagi hari dan khusus untuk Sera sarapan itu dihidangkan dalam kondisi yang sudah setengah dingin. Seburuk apapun suasana hati Sera saat ini, ia tidak akan tega memperlakukan Seunghyun sama buruknya dengan perlakuannya terhadap 2 manusia yang duduk di hadapannya saat ini—Luhan dan Yoojung. Bahkan sekarang Sera mulai menyuapkan makanannya ke mulut. Mengunyahnya pelan-pelan. Sekali lagi itu untuk menghargai Seunghyun.

“Ckckck, jadi ini caramu menjerat mereka, huh? Pura-pura sakit dan tidak mau makan untuk mendapat perhatian dari Luhan gege dan bodyguardnya. Astaga, kau pasti sering menonton drama Korea! Aktingmu boleh juga, Cinderella!”

“Kim Yoojung!”desis Luhan, tidak suka mendengar kata-kata Yoojung. “Diamlah dan makan sarapanmu, sebelum aku mulai marah dan menyeretmu keluar dari rumah ini!”

Gege!”Yoojung tak percaya Luhan berkata sekasar itu padanya. “Bagaimana bisa kau berkata seperti itu padaku?” Yoojung menoleh pada Sera sekilas, menatapnya dengan tatapan menghina. “Aku tidak percaya kau lebih membela gadis itu daripada aku, ge. Kau tahu kan apa akibatnya jika aku membatalkan pertunanganku denganmu? Jadi bersikap baiklah!”

“Hoo… kau mengancamku, Kim Yoojung-ssi? Asal kau tahu saja, yang akan menangis jika perjodohan sialan ini batal bukan aku, tapi Baba-ku. Jadi jangan terlalu berharap lebih padaku, oke?”

“Omo! Kau berubah, ge! Sebelumnya kau tergila-gila padaku…”

Luhan mengerutkan hidungnya. Jijik dengan pilihan kata Yoojung. “Aku tidak pernah tergila-gila padamu. Sepertinya kau salah paham, Yoojung-ssi,”selanya.

“Mwo?”

“Tuan muda, agashi… tidak bisakah kita sarapan dengan tenang?”keluh Seunghyun. Tapi tidak ada yang tertarik untuk menanggapinya.

“Aku memperlakukanmu sama seperti aku memperlakukan teman wanitaku lainnya. Kau hanya sedikit berbeda karena kau calon tunanganku, yang berarti nanti kita akan menikah. Aku setuju bukan karena aku menyukaimu, tapi karena aku tidak punya pilihan lain. Kau mengerti sekarang?”

“Kau benar-benar pria brengsek, Xiao Luhan!”desis Yoojung, marah.

“Hmm, gomawo, sudah memberitahuku.”

Yoojung mengumpat pelan. “Asal kau tahu, aku juga tak pernah menyukaimu. Aku hanya menganggap kau pemuda yang cukup kaya dan tampan untuk pantas menikahiku. Kupikir kita akan menjadi pasangan yang sempurna…”

“Pasangan yang sempurna?”sela Luhan dengan tawa geli. Kata-kata Yoojung tadi terdengar seperti lelucon di telinganya. “Kau tahu? Kita ini hanyalah dua orang payah yang disatukan untuk kepentingan perusahaan. Bangunlah, Yoojung sayang! Kau dan aku hanyalah pemanis dalam keluarga kita, kita hanyalah pangeran dan putri yang tak akan pernah menjadi raja dan ratu. Kau tahu dirimu tak kompeten dalam mengurus perusahaan, dan aku pun juga begitu. Oh, ralat, aku sama sekali tidak tertarik dengan perusahaan milik Baba. Jika kau ingin menjadi ratu, lebih baik kau nikahi saja kakakku.”

“Sudah kuduga…”Yoojung mendengus jengkel. “…semua akan lebih baik jika aku ditunangkan dengan Luxien gege.

“Luxien sudah mati.”Luhan berkata sinis.

“Dan aku merindukannya. Jika Luxien gege masih hidup, aku tidak perlu mengalami semua penghinaan ini.”

“Apa kau pikir Luxien akan mencintaimu, huh? Kau hanya ia anggap sebagai adik. Luxien sudah punya seseorang yang dicintainya.”

“Aku tidak peduli. Setidaknya Luxien gege memperlakukanku ribuan kali lipat lebih baik!”

“Menyedihkan.”

Luhan dan Yoojung serempak menoleh pada sumber suara di depan mereka. Kening Yoojung berkerut melihat Sera yang nampak tak terganggu dengan tatapan tajam yang terarah padanya. Sulit bagi Yoojung untuk mengakui tapi mata Sera yang bening benar-benar indah dan memiliki sorot menghanyutkan. Dan mata itu dengan berani membalas tatapannya. Gadis ini benar-benar meremehkannya, eh?

“Menyedihkan?”ulang Yoojung, meminta penjelasan. Ekspresi Yoojung seolah menunjukkan ia akan menerkam Sera jika ia tidak suka dengan apa yang terlontar di bibir gadis Jeju itu. Tapi Sera tak gentar.

“Ya…”Sera menjawab tak acuh. “Kalian chaebol, tapi kalian berdua sama-sama memiliki konsep pernikahan yang murahan.”

“Murahan katamu? Kau tahu, berapa banyak uang yang dipertaruhkan diatas buku nikahku dengan bajingan ini…”

“Oh, apa itu julukan baruku, Kim Yoojung? Bajingan? Geez…”sela Luhan, ketus. Yoojung meliriknya dengan tatapan menghina.

Sera mengangkat bahunya, tak peduli. “Pernikahan yang dihargai dengan uang, apa lagi yang lebih murahan daripada itu? Apa ini gaya hidup kalian, eo?”

“Benar sekali, Cheonse. Pernikahan pangeran dan putri seperti kami memang hampir selalu didasari oleh uang. Drama-drama di televisi sudah cukup banyak yang menggambarkannya, bukan?”

Sera melemparkan tatapan tajam pada Luhan, seolah Luhan tak pantas untuk berbicara menanggapinya. Tapi ia tak bicara lagi dan kembali menyuapkan sarapannya.

Yoojung menatap Luhan dan Sera, keningnya mengeryit. “Aku masih tidak mengerti. Apa hubungan kalian sebenarnya?”tunjuknya pada Luhan dan Sera. Semalam Seunghyun sudah menjelaskan padanya bahwa Luhan dan Sera bukanlah pasangan seperti yang Yoojung kira. Mereka harus bersama karena suatu alasan, tapi Seunghyun tak menjelaskan apa alasan itu sebenarnya.

Kedua orang yang ditunjuk Yoojung hanya menatapnya dengan tatapan jengah dan tak ada yang tertarik untuk menjawab. Mereka lebih memilih menekuni piring mereka dan mengabaikan Yoojung.

“Yak!!”Yoojung berseru kesal.

“Kujelaskan pun kau tak akan mengerti, ya kan Seunghyun?”

Seunghyun tersenyum simpul dan mengangguk. “Ya, tuan muda.”

Yoojung mendelik. “Apa kalian pikir aku bodoh, huh?!”

“Apa anda tidak mau memakan sarapan anda, agashi? Aku takut anda akan merasa lapar karena sejak pagi terus berteriak-teriak seperti itu.”Seunghyun mencoba mengalihkan pembicaraan.

“Tutup mulutmu, bodyguard!”

“Kau yang harusnya menutup mulutmu, Kim Yoojung-ssi!”kata Sera berani dan cukup untuk membuat Yoojung, Seunghyun dan Luhan menatapnya tak percaya. Sera mendengus, ia kesal dengan situasi ini. “Kau adalah tamu disini dan kau adalah putri keluarga kaya yang terhormat, tapi mana sopan santunmu? Seunghyun-ssi sudah sangat baik menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bahkan membuatkan sarapan untuk kita, jadi sebaiknya kita habiskan sarapan kita dan berhenti mengoceh tidak jelas. Kau membuat selera makanku semakin buruk, ara?”

“Kau… bitch! Kau berani-beraninya…”Yoojung gelagapan. Sulit berucap ketika amarah mendidihkan kepalanya.

“Kim Yoojung agashi!”

Yoojung dengan cepat menoleh ke arah Seunghyun yang menghardiknya. Ia hampir menangis melihat Seunghyun menatapnya dengan tatapan tajam dan wajah yang beku. Aura Seunghyun begitu mengerikan dan ia benci sekali pada bodyguard itu. Kim Yoojung benci pada Choi Seunghyun yang tidak membelanya dan justru membela gadis sialan di sebelahnya itu.

Helaan napas keluar dari bibir Seunghyun, ia menutup matanya untuk meredakan rasa kesal. Tidak seharusnya ia menggunakan nada tinggi itu pada Yoojung. “Maafkan kelancangan saya, agashi. Saya sedih karena anda sama sekali tidak menyentuh sarapan anda. Padahal saya sudah bersusah payah membuat nasi goreng selimut favorit anda.”

Yoojung menunduk dan melihat ke piringnya. Ya, nasi goreng selimut di depannya memang masih sempurna bentuknya, belum tersentuh sedikitpun olehnya. Seunghyun bahkan menambahkan bentuk wajah yang sedang tersenyum di lapisan selimutnya.

“Sarapan kekanakan seperti ini, kau pikir aku sudi memakannya, huh?”Yoojung masih terdengar kesal, tapi nada suaranya lebih melunak.

“Tapi anda selalu memakan masakan buatan saya, bukan?”Seunghyun memamerkan senyum lembutnya. Membujuk. Dan Yoojung sempat tertegun melihat senyum itu.

“Kau… bodyguard! Kau sama brengseknya dengan tuanmu!”cela Yoojung, sembari dengan kesal mencabik nasi goreng selimutnya. Sial!! Sial!!! Yoojung selalu saja lemah menghadapi pria di hadapannya itu! Aish…

“Kau punya pesona mengerikan untuk membuat orang-orang seperti kami takluk padamu, Seunghyun!”Luhan berkomentar setengah takjub. “Aku tuanmu, tapi terkadang kau nampak lebih berkuasa.”

Seunghyun menaikkan sebelah alisnya. “Kurasa Cheon Sera agashi lebih hebat dibanding saya, tuan muda.”

Luhan mengerutkan keningnya, tak mengerti. Sera menoleh pada Seunghyun dan mengerjap. Eh? Aku?

“Ne…”jawab Seunghyun sambil menunduk ke arah Sera dan menyentuh dagu gadis itu. Mata tajamnya menatap Sera lekat hingga membuat gadis itu merinding. “..anda punya pesona untuk menaklukkan hati siapapun, agashi!”rayunya.

“YAK!!!”Luhan dan Yoojung kompak menjerit.

“LEPASKAN TANGANMU DARI SERA, SEUNGHYUN!!”

BODYGUARD BODOH!! AKU AKAN MEMOTONG TANGANMU JIKA KAU BERANI MENYENTUH GADIS UDIK ITU!!”

Seunghyun tertawa melihat reaksi tuan muda dan nona mudanya. Luhan menghadiahinya sumpah serapah. Tanpa sadar menunjukkan kekesalannya karena Seunghyun menyentuh Sera. Apalagi melihat wajah Sera yang kini merah padam hanya karena candaan Seunghyun. God, kenapa pula Luhan harus merasa sekesal ini? Apa dia cemburu? Crap!

“Kupikir aku akan sarapan dengan Shiina, sang ketua acara dan teman kalian hari ini. Lalu, kenapa… apa Cheon Sera belum datang?”

Artis ternama berusia 40 tahun yang masih tampak muda dan segar itu memasang raut bertanya pada Baekhyun dan Shiina yang duduk di depannya.

“Ah, Cheon Sera—teman kami tidak bisa datang karena ada yang harus ia urus di Seogwipo.”Baekhyun menjelaskan.

“Jadi dia tidak datang?”Kim Jungah tampak tak bisa menutupi wajah terkejutnya. “Apa urusan di Seogwipo begitu penting?”

“Ah itu…”Baekhyun mengusap belakang kepalanya salah tingkah. “Maaf, saya tahu anda sudah begitu baik hati meluangkan waktu untuk kami dan tidak seharusnya kami mengecewakan anda. Sera juga bilang ia sangat menyesal. Tapi besok ia harus pergi ke Jepang, jadi ia butuh mempersiapkan beberapa hal di Seogwipo.”

“Jepang?”Kali ini Shiina yang bertanya. Hei! Tadi, Baekhyun tidak mengatakan soal Jepang ini padanya! Jadi Sera akan pergi ke Jepang? Besok?

“Yaaa…”Nada suara Baekhyun terdengar agak sedih. Tapi ia buru-buru menutupinya dengan memasang senyum di wajah. “Sekali lagi saya minta maaf.”

Baekhyun menangkap perubahan di wajah Kim Jungah. Binar di wajah artis cantik berusia 40 tahun itu sudah lenyap sejak tadi, ia jelas nampak kecewa sekali karena tidak jadi bertemu dengan Sera yang notabene adalah fansnya. Hmm, apa fans memang begitu penting hingga membuatnya berubah muram seperti itu? Kalau benar begitu, ia tentu artis yang benar-benar baik atau kalau tidak… dia artis yang haus akan pujaan seorang fans? Baekhyun tidak mau menduga-duganya.

“Kukira kalian akan pergi ke Jepang bersama-sama!”Shiina tiba-tiba berseru. Membuat Baekhyun terkejut dan buru-buru menoleh padanya. Hei! Apa kau sadar sedang berada di depan siapa saat ini, Shiina? Tapi sepertinya Shiina memang benar-benar tak sadar, gadis itu hanya menatap Baekhyun lekat. Menuntut jawaban dengan raut wajahnya yang kelewat serius. Ia nampak kesal. Kesal? Kenapa pula Shiina sekesal ini? Urusan Sera yang pergi tiba-tiba ke Jepang… itu Baekhyun yang pantas kesal. Bukan Shiina.

Baekhyun melirik ke arah Kim Jungah dan bersyukur wanita cantik itu sedang menyesap kopinya dengan kalem. Nampak tak keberatan jika Baekhyun dan Shiina memilih bercakap-cakap tanpa melibatkannya.

“Kau sudah membeli tiket dan merencanakan liburan untuk minggu depan, lalu kenapa tiba-tiba Sera pergi lebih dulu ke Jepang?”

“Sera memenangkan lotere atau entah apa sehingga ia bisa mendapatkan liburan gratis ke Jepang. Aku belum bilang kalau aku akan mengajaknya berlibur dan Sera terdengar bahagia sekali saat menceritakan padaku ia bisa menonton konser boyband kesukaannya beramai-ramai dengan teman-temannya. Jadi aku tidak tega merusak kebahagiaannya itu, Shiina. Mungkin nanti aku bisa memintanya untuk tetap di Jepang, dan aku menyusul kesana.”

“Kalau begitu mana seru. Kau sudah susah payah mempersiapkan semuanya, bagaimana bisa Sera malah pergi duluan?”Gadis yang telah menjadi sahabat Luhan sejak balita itu masih saja memprotes. Baekhyun langsung menghadiahi pelototan seram ke arahnya, memintanya tutup mulut sekarang juga.

Joseonghamnida… seharusnya kami menemanimu sarapan bukannya berdebat sendiri seperti tadi.”Baekhyun memasang raut menyesal. Shiina yang—akhirnya—menyadari bahwa ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan tentang Sera, buru-buru ikut meminta maaf karena ketidaksopanannya.

“Tidak apa…”Jungah tersenyum maklum. “Apa Sera itu yeojachingu-mu, Byun Baekhyun-ssi?”

Ne.”Baekhyun mengangguk.

“Aah, gadis yang beruntung, right?

“Aaaah, aniyo… saya yang beruntung. Sera benar-benar gadis yang baik dan cantik.”

Jungah mengangguk-angguk. “Aku bisa melihat betapa kau menyukainya dari caramu tersenyum ketika membicarakannya.”

Baekhyun mengusap tengkuknya. Grogi. Apa iya perasaannya pada Sera tergambar sejelas itu di wajahnya?

“Kau mirip seseorang yang kukenal.”Mata coklat itu menatap Baekhyun lekat. “Caramu tersenyum mirip sekali seperti orang itu.”

“Teman anda?”

Jungah mengibaskan tangannya. Nampak enggan menjawab. “Yah, begitulah…”

Baekhyun yang mengerti hanya mengangguk-angguk sebagai tanggapan. Tidak mau dan tidak berminat bertanya lagi. Disampingnya, Shiina sudah sibuk melahap nasi gorengnya.

Tiba-tiba tubuh Jungah maju ke depan, merapat pada pinggir meja. Ia seperti telah tersadar tentang sesuatu yang penting. Raut wajahnya terlihat penasaran sekali. “Ngomong-ngomong, kau memiliki marga Byun, bukan?”

“Ya…”jawab Baekhyun.

“Siapa nama ayahmu, nak?”

Dahi Baekhyun mengerut. “Nama ayah saya… Byun Seokjin.”

Raut wajah cantik artis tenar itu mendadak pias.

Rambut hitam panjang itu begitu pasrah dipermainkan oleh angin. Langkah kakinya terlihat lesu menapak pasir pantai yang basah karena jilatan ombak. Kepalanya tertunduk, meski sesekali terangkat juga untuk menatap horizon dengan diselingi helaan napas yang terdengar berat. Bahu sempitnya merosot, tak bersemangat.

Luhan mengawasinya dalam diam. Mengikuti kemanapun langkah sempit gadis itu membawanya. Benang merah yang berada di kelingking itu lah yang membuat Luhan tak bisa lepas dari gadis di depannya itu. Tapi ia tak lagi memprotes. Entah sejak kapan Luhan telah begitu patuh dengan jarak yang diciptakan diantara mereka berdua. Luhan akan terus begini, mengikuti Sera dari belakang. Hingga pada saatnya nanti, ketika jarak itu menghilang, ia bisa berdiri di sisi gadis itu. Mungkin dengan menggenggam jari-jarinya yang kurus.

Luhan menginginkan itu semua. Meski ia masih tak mau tahu apa alasannya.

Ia berharap tak pernah tahu apa alasannya.

Berjalan-jalan di tepi pantai ketika matahari mulai tergelincir di ufuk timur sepertinya adalah pilihan yang tepat. Seharian tadi Sera tidak bergerak dari ruang tivi. Tidak peduli dengan semua provokasi Yoojung. Hanya Seunghyun yang berhasil memancing senyum yang beberapa jam lalu sempat punah itu ketika mengganti plester luka Sera dan menyuguhkan makan siang. Luhan bahkan sempat curiga Sera telah jatuh cinta pada bodyguard-nya itu jika saja Luhan tak ingat betapa setianya Sera pada Byun Baekhyun.

Melihat Sera berdiam diri seperti itu, Luhan tak punya pilihan lain selain ikut berdiam diri di sofa sebelahnya. Sejak dulu Luhan memang juara untuk urusan membungkam mulutnya. Ia bisa duduk diam tanpa bicara di sofa selama seharian penuh hanya dengan bertemankan rubik atau komik di tangan.

Baru saat angin sore yang sejuk berhembus, Sera mengajaknya untuk keluar. Ke pantai. Yoojung yang belum berminat angkat kaki dari rumah Seunghyun, untungnya tak berminat untuk ikut. Gadis itu tampaknya lebih senang mengganggu pekerjaan Seunghyun di dapur.

“Apa yang kau pikirkan?” Setelah lebih dari seperempat jam menyusuri pinggir pantai tanpa mengucapkan satu patah kata pun, Luhan akhirnya angkat suara. Pantai sore ini begitu sepi, hanya terdengar dominasi suara deburan ombak dan desiran angin.

“Baekhyun.”

Oh, seharusnya Luhan tahu itu. Apa sih yang ada di dalam kepala kecil itu jika bukan sosok Byun Baekhyun tersayang kita itu? Cih.

“…dan gitar.” Tanpa Luhan duga, Sera masih melanjutkan ucapannya. Gadis itu berbalik menghadap Luhan. “Aku ingin bermain gitar.”

Sera berada di sebuah gazebo di dekat pantai saat ini. Bersama Luhan yang kini telah menyandar santai di tiang kayu yang ada di tiap sudut gazebo. Senyum kecil Sera terbit setelah gitar akustik yang ia pinjam bersama Luhan di salah satu cafe pinggir pantai berada di pelukannya. Jarinya dengan riang memetik senar gitar, membentuk melodi ciptaannya sendiri.

Langit dan lautan yang mulai tersiram jingga. Angin pantai yang berhembus sejuk. Bola matahari yang siap mencelupkan diri ke horizon. Dan gitar di tangan. Apalagi yang lebih menyenangkan dari itu semua?

Semua hal itu sudah cukup untuk mengembalikan mood Sera menjadi lebih baik.

“5 Second of Summer, Wherever You Are…”Luhan menebak intro lagu yang sedang Sera mainkan. “Tapi aku lebih suka What I Like About You.

Sera tersenyum, nyaris tertawa. Hei! Hei! Sera juga suka lagu itu. Tapi mood dan suasananya sedang tidak mendukung untuk menyanyikan lagu nakal itu.

“Jangan itu lagi, Sera. Kau sudah menyanyikannya di gunung waktu itu,”protes Luhan ketika Sera mulai memainkan intro lagu Orange favoritnya.

Sera mencebikkan bibirnya. Ish! Suka-suka Sera dong mau main lagu apa…

Tapi pada akhirnya gadis itu mengganti juga lagunya.

Hanadul nae gyeot-eul tteonaganeun
Amado… daleun salam-eulo mannal
Oh please tell me why’d you have to go, cause this pain i feel it won’t go away

Oooh can’t nobody do it like you ooh…
Say every little thing to do
Hey baby say it stays on my mind and i’m officially missing you…

Lagu yang Sera mainkan seharusnya ditujukan untuk kekasih yang pergi, tapi Sera justru membayangkan sang ayah yang telah berada di surga dan Luhan… Sera melirik pria itu dan melihatnya melamun. Ia pasti teringat pada Luxien.

“Kenapa?”tanya Luhan yang tiba-tiba bangun dari lamunannya dan menangkap basah Sera sedang melirik padanya.

“Tidak,”elak Sera sembari terus memetik gitarnya. Kali ini tanpa menyanyi, Sera sudah lupa sampai mana tadi lirik yang ia nyanyikan.

“Sini…”Luhan bergeser ke samping Sera dan mengambil alih gitar dari tangan gadis itu. Sera tak menolak, ia angsurkan begitu saja gitarnya pada Luhan.

“Hmmm…”gumam Luhan sambil menatap ke atas, nampak berpikir. Memilih-milih lagu apa yang hendak ia mainkan. Jarinya sudah memetik-metik senar gitar asal. “Ah, kau tahu lagu ini?”

Sera otomatis tertawa ketika mendengar intro lagu yang Luhan mainkan. Bukan karena lagu yang dipilih Luhan lucu atau apa, tapi Sera pikir Luhan akan memainkan lagu-lagu barat atau lagu mandarin, bukannya lagu milik IU itu…

“Kau tahu?”Luhan juga ikut tertawa. “Coba nyanyikan. Nyanyikan dengan suara yang imut.”

Sera berdeham dan suara gadis itu memang cocok menyanyikan lagu Friday. Tidak peduli hari ini adalah hari rabu, Sera menyanyikannya dengan manis diiringi oleh petikan gitar Luhan yang ternyata sangat fasih. Luhan pasti pernah memainkannya, bukan hanya sekali dua kali tapi berkali-kali. Fans IU eh?

Dan saat akan memasuki refrain, Luhan ikut bernyanyi bersamanya. Mengisi bagian suara pria di lagu itu. Entah karena lagu itu memang punya daya magis, atau karena hal lain, Sera dan Luhan tak henti tersenyum ketika menyanyikannya bersama. Seakan-akan pertengkaran mereka semalam dan pagi tadi tak pernah ada. Dan hubungan Luhan dan Sera memang sebaik hubungan IU dan kekasihnya di video klip lagu itu.

“Ternyata kau bisa main gitar!”tanya Sera, agak takjub. Luhan tak pernah bilang, dan dia tak pernah nampak tertarik dengan gitar yang Sera taruh di ruang tamu. Saat di gunung pun, hanya Sera yang asyik dengan gitar dan menyanyi.

“Aku punya band di Beijing,”ujar Luhan, masih tak menghentikan petikan gitarnya meskipun lagu telah usai. “Dan sebenarnya aku lebih prefer bermain piano.”

Mata Sera berbinar mendengar pengakuan Luhan. Wow! Piano?

Waeyo?”Luhan terkekeh kecil melihat reaksi Sera. Senang rasanya melihat gadis itu sudah kembali pada sifat aslinya yang ceria. “Kau suka piano?”

Neomu choa…”jawab Sera riang.

“Mau aku mainkan kapan-kapan? Yiruma? Atau mungkin All of me?

Sera… tanpa harus ditawari dua kali, langsung mengangguk antusias.

“Biasanya aku memainkan piano untuk merayu wanita jadi…”Luhan tersenyum jahil. “…aku tidak jamin kau tidak akan terpesona padaku jika melihatku bermain piano.”

Ekspresi tertarik Sera langsung surut. Ia berdecih malas yang langsung disambut oleh tawa Luhan.

Menit-menit berikutnya tak ada yang berminat untuk bertukar kata lagi. Luhan dan Sera seolah tenggelam oleh merdunya suara petikan gitar Luhan dan indahnya senja di pantai.

Nega onjenga watdon noye olgureul giokhe
Momcwo itdon nemameul, mipgedo gojangnan ne gaseummeul
Noye hwanghan misoga swipgedo yon-goya

It always appeared before me
Your face, I remember
My heart that stopped short
You spitefully took my disfunctional heart
And with your bright smile
That’s how you easily opened my heart

Sera merasakan dadanya berdesir mendengar suara Luhan menyanyikan lagu romantis itu. Perlahan ia menengok ke arah Luhan, karena penasaran seperti apa raut wajah pemuda itu.

Dan Luhan ternyata sedang menatap ke arahnya.

Tatapan mata keduanya terkunci. Manik coklat bening Luhan menyelami manik gelap milik Sera. 

Ije sumchorom ne gyote
Hangsang swimyo geurotge issojumyon
Nothing better… nothing better… than you…

And now like breathing,
if you were to always rest by my side
if you were to always remain this way
nothing better nothing better than you

Sera lah yang pertama kali memutus tautan mata itu. Debaran jantungnya terasa salah. Suasana romantis ini juga terasa salah. Sera tak boleh hanyut pada pesona Luhan. Karena ia memiliki Baekhyun… dan…

Dan… bukankah dirinya dan Luhan telah sepakat untuk tidak jatuh cinta pada satu sama lain? Semua reaksi fisik ini hanyalah pengaruh aneh dari benang merah magis ini, ya, tidak salah lagi. Jadi nanti setelah benang merah ini menghilang yang itu berarti 5 hari lagi, ia akan kembali seperti semula. Luhan akan menjadi orang asing baginya. Ia tak perlu merasa bersalah lagi pada Baekhyun. Luhan dan dirinya akan berpisah. Semua ini akan berakhir.

Ya.

Benarkah begitu?

“Apa setelah kau kembali ke Beijing, kau akan tetap bertunangan dengan Yoojung?”Sera bertanya.

“Mungkin.”

Jawaban Luhan yang begitu datar tak alang membuat Sera kembali menoleh ke arahnya. Ditatapnya Luhan dengan sorot tajam. Ia tidak mengerti. Ia sungguh tidak mengerti. Awal kedatangan Yoojung, Sera pikir ia telah tanpa sengaja menjadi orang ketiga diantara mereka yang mau tak mau harus bertanggung jawab jika hubungan Luhan dan calon tunangannya itu rusak karenanya. Ia diam saja Yoojung perlakukan dengan begitu buruk karena… siapa gadis yang tak marah jika melihat kekasihnya tinggal bersama wanita lain? Tapi, Yoojung tak mencintai Luhan!! Yoojung hanya melihat Luhan sebagai benefit. Dan Luhan bahkan tak menganggap Yoojung cukup penting! Mereka berdua terus saja bertengkar, saling mengejek, saling menghina, dan mereka… astaga, mereka akan menikah dengan kondisi seperti itu?

“Apa kau akan bahagia menikah dengannya?”

Luhan menghentikan petikan gitarnya. “Apa itu penting buatmu?”

“Ya.”

Luhan menaikkan sebelah alisnya. “Kenapa?”

“Aku tidak suka orang yang menikah tanpa dasar cinta, apa kau pernah berpikir apa yang terjadi pada anakmu nantinya? Bagaimana perasaan dia jika tahu Ibu dan Ayahnya tidak saling mencintai?”

Luhan terdiam.

Matahari telah sempurna tenggelam dan semburat jingganya telah tersapu hitamnya malam. Gazebo itu tak berpenerang. Hanya kebaikan cahaya bulan dan lampu-lampu cafe yang ada di kejauhan lah yang membantu Sera untuk melihat wajah Luhan saat ini.

Tapi raut itu tak terbaca, hanya pantulan cahaya itu yang membuat mata bening Luhan nampak berkilat-kilat. Dan Sera tak nyaman menatapnya. Apa Luhan marah?

“Maksudku…”Sera bicara sembari menundukkan wajahnya. Tiba-tiba saja ujung kaosnya menjadi objek yang begitu menarik untuk dipandangi. “…bersikap baiklah pada Yoojung, jangan terus-terusan membelaku seperti yang kau lakukan tadi saat kita sarapan. Aku tahu kau tidak membenci Yoojung. Kalian juga sepertinya sudah kenal sejak kecil. Jadi, aku berharap kalian bisa belajar untuk saling mencintai dan bisa bahagia. Memikirkan kau akan terjebak pernikahan atas dasar bisnis, membuatku merasa sesak.”

Sera kembali mendongakkan kepalanya setelah hening yang cukup lama. Luhan sama sekali tidak bersuara dan itu membuatnya khawatir.

“Bukankah kita teman?”lanjut Sera lagi setelah melihat kerutan di antara dua alis Luhan. Tanda bahwa pemuda itu masih tak mengerti dengan maksud perkataan Sera. Diamnya Luhan seperti sebuah tanda bahwa ia menuntut Sera untuk berbicara, menjelaskan, dan Sera melakukannya.

“Aku punya eomma, yah, tentu saja aku punya eomma. Meskipun aku tak pernah menganggapnya ada…”Sera mengalihkan tatapannya pada gulungan ombak yang berdebur di bibir pantai. “Appa tak pernah menyebut nama eomma di dalam rumah kami, tapi aku tahu… aku tahu appa mencintai eomma setengah mati. Appa begitu mencintai eomma karena itu appa begitu menyayangiku. Mengorbankan seluruh hidupnya hanya demi diriku. Selama 17 tahun membesarkanku seorang diri hingga akhirnya beliau meninggal karena sakit, appa tak pernah tergoda pada wanita lain. Appa selalu setia… pada seseorang yang tak mencintainya. Karena itu lah aku membenci eomma.”

Sera menghela napas panjang.

“Hari dimana aku bertemu denganmu, itulah hari dimana pertama kalinya aku bertemu eomma. Appa ingin memberitahu eomma kalau aku sakit, kalau aku butuh pengobatan panjang. Aku butuh perhatian darinya. Tapi eomma… wanita itu tak peduli padaku dan appa. Aku membencinya, aku benar-benar membencinya!”

Angin berdesir pelan. Sera menarik lututnya merapat ke dada dan memeluknya. Amarah dan kesedihan bergulung di dalam dadanya. Tapi Sera tak menangis, ia sudah terbiasa dengan kebencian ini. Kebencian yang terendap lama selama bertahun-tahun itu tak mampu lagi menyakitinya.

“Aku pernah bilang padamu bahwa bukan hanya cinta yang mendasariku untuk terus bersama Baekhyun. Ada faktor lain…”Sera menjeda kalimatnya untuk menarik napas. “Aku membutuhkan kehangatan sebuah keluarga. Aku butuh eomma, appa, saudara, teman yang menyayangiku, dan Baekhyun bisa memberikan semua itu. Eomma memang masih hidup, tapi daripada bersamanya aku memilih menjadi sebatang kara di dunia ini. Aku ingin hidup damai di Gyorae. Bekerja sebagai guru di sekolah dasar yang ada disana, sembari mengurus keluarga kecilku. Mungkin aku dan Baekhyun akan memiliki 1-2 orang anak. Kami akan tinggal di rumah keluarga Baekhyun jadi aku bisa merawat abeoji dan eommonim hingga mereka tua. Baekbom oppa akan berkunjung tiap 6 bulan sekali dan kami bisa membuat pesta kecil-kecilan di teras, bersama Shiina dan kedua kakak kembarnya yang lucu. Kimchi buatan eommonim enak sekali, beliau sudah berjanji akan mengajariku membuatnya nanti.”Semua angan-angan indah itu membuat senyum lembut Sera terbit. “Keluarga Baekhyun menyukaiku dan telah menganggapku sebagai bagian dari keluarga mereka. Aku tak akan melepaskannya. Karena aku tahu bagaimana rasanya tidak dicintai oleh eomma-ku sendiri dan aku tidak mau memiliki nasib yang sama seperti appa. Aku sudah cukup menderita dan kesepian selama ini.”

Sera mendongak ke arah Luhan yang masih saja mematung di sampingnya. Luhan tak lagi menatapnya, melainkan menatap ke depan. Gitarnya tergeletak di pangkuannya.

“Baekhyun benar-benar beruntung…”gumam Luhan, out of the blue. Matanya menerawang.

“Kau benar…”Sera menanggapinya. “Baekhyun memiliki segala yang tidak kupunya.”

“Ya.”Luhan menoleh. Tatapannya begitu dalam sekaligus sendu ketika menatap Sera yang balas menatapnya. “Baekhyun memiliki segala yang tidak kupunya.”

Sera merasakan matanya memanas. Lagi-lagi, rasa sakit itu muncul. “Apa hidupmu sama sulitnya sepertiku?”

“Ya…”desah Luhan.

“Kau tidak bahagia?”

“Ya…”

Waeyo?

“Tidak ada yang mencintaiku. Aku tidak memiliki siapapun.”

“Kau punya Seunghyun.”

“Seunghyun tak akan bersamaku selamanya. Suatu saat ia akan pergi.”

Tangan Luhan terangkat untuk menyentuh wajah Sera. Sentuhan yang bagi Luhan sama artinya dengan jeritan bahwa ia ingin memiliki Sera. Sentuhan yang membuat air mata Sera akhirnya luruh tak tertahankan.

“Kenapa kau selalu menangisiku seperti ini, Sera? Apa aku nampak semenyedihkan itu di matamu?”kata Baekhyun, pedih.

“Aku tidak tahu…”Sera mengusap air mata di pipinya putus asa. “Rasanya sakit sekali melihatmu sedih. Benang merah sialan…”desis Sera sambil meremas benang merah magis itu. “Pasti ini yang membuat perasaanku kacau seperti ini.”

“Ya, semuanya gara-gara benang merah sialan ini…”Luhan tersenyum tipis, membenarkan kalimat Sera. Jarinya tak henti mengelus wajah dan rambut Sera. Sementara Sera hanya diam sembari menatap Luhan dengan matanya yang basah. Apa ya perasaan ini? Apa ini yang disebut kasih sayang?

Sera mengerjapkan matanya saat menyadari wajah Luhan yang semakin mendekat ke arahnya. Jari Luhan terasa hangat saat menyentuh dagunya agar sedikit mendongakkan kepala. Jarak itu semakin terhapus. Sera bisa merasakan napas Luhan menyapu wajahnya. Tangannya mengepal. Dan matanya memejam gugup. Tapi Sera tak mengelak. Jarak itu telah semakin dekat. Sedikit lagi dan ia akan merasakan bibir Luhan menyapu bibirnya. Seperti dulu. Satu kali lagi.

“Kau benar-benar tidak beruntung, Byun Bacon!”seruan kesal Shiina begitu nyaring. Baekhyun yang ada di depannya hanya meringis menanggapinya.

“Di saat kau sudah merencanakan untuk menyenangkan Sera dengan membeli paket liburan ke Jepang, gadis itu malah sudah pergi lebih dulu dengan teman-temannya. Kejam sekali.”

“Sera tidak kejam, Shiina.”koreksi Baekhyun. “Sekali lagi aku beri tahu kalau kalau kau lupa, aku sama sekali tidak memberitahu Sera tentang rencanaku ini. Jadi wajar jika Sera mengambil kesempatan ke Jepang tanpa ragu. Seandainya Sera tahu aku akan mengajaknya ke Jepang minggu depan, aku yakin ia tidak akan pergi besok.”

“Karena itu…”Shiina berujar gemas. “Kenapa kau tidak bilang saja pada Sera agar dia membatalkan kepergiannya besok? Katakan padanya kalau kau sendiri yang akan mengajak Sera ke Jepang minggu depan!”

“Apa itu tidak terdengar terlalu egois? Lagipula jika Sera pergi ke Jepang bersama teman-temannya besok untuk menonton HSJ, aku jadi tidak punya kewajiban lagi untuk memenuhi impian Sera itu. Aku bisa mengajaknya jalan-jalan ke tempat yang lebih bagus.”

Shiina menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi, tangannya bersedekap. Diawasinya Baekhyun yang saat ini sedang asyik kembali menekuni nasi kotaknya. “Tumben kau tidak cemas pada Sera ketika ia pergi seorang diri? Biasanya kau akan mengoceh agar bisa ikut menemani.”

Baekhyun menelan makanannya, mengambil segelas air putih, meminumnya, sebelum balas menjawab. “Siapa bilang aku tidak cemas? Sebenarnya aku juga ingin melakukan itu, tapi aku tidak bisa. Timingnya benar-benar tidak tepat. Sera pergi di saat aku sedang sibuk luar biasa. Aku jadi tidak punya kesempatan untuk menemaninya. Dan aku juga harus memastikan minggu ini semuanya beres jika aku ingin menyusulnya ke Jepang minggu depan.”

“Whoah, kau serius akan menyusul Sera?”

“Aku sudah membeli tiket dan sayang jika aku membatalkannya. Kau ikut ya? Temani aku.”

“Untuk menjadi fotografermu dan Sera? No. Thanks!”tolak Shiina cepat.

Baekhyun terkekeh. “Ayolah. Aku berencana untuk memberi Sera kejutan. Aku memintanya untuk terus mengupdate statusnya di SNS agar aku bisa memantau keadaannya. Jadi saat nanti aku disana, aku akan mencari lokasi keberadaannya diam-diam. Aku membutuhkanmu untuk membantuku, Shiina. Lagi pula jarang-jarang aku mengajakmu liburan gratis kan?”

Shiina tertarik. Sangat tertarik. Bohong jika ia tak mau pergi berlibur bersama Baekhyun meski pada akhirnya nanti ia hanya akan menjadi penonton kemesraan Sera dan Baekhyun. Tapi demi waktu yang tidak seberapa, bersama Baekhyun di Jepang, sepertinya Shiina akan rela berkorban sebesar itu. Ia hanya harus menyiapkan selotip atau lem jika nanti hatinya retak lagi karena cemburu. Aaah, mungkin ia bisa menyembuhkannya dengan berburu baju-baju cantik di Harajuku.

“Baiklah.”

Yoojung baru saja mematikan sambungan teleponnya. Ia menghela napas panjang lalu menatap Seunghyun yang berdiri tak jauh darinya. Memakai apron dan sedang mengelap tangannya yang basah setelah mencuci sayuran.

“Yumin-gege sepertinya curiga. Tidak terdengar dari nada suaranya sih, tapi dari caranya bertanya aku tahu dia curiga.”

Ya, orang yang barusan bicara dengan Yoojung di sambungan telepon adalah Xiao Yumin. Tentu saja Yoojung tidak bilang alasan sebenarnya kepada kakak Luhan itu saat ditanya kenapa ia tiba-tiba pulang ke Korea. Yoojung sudah janji akan menutup mulutnya jika masih ingin diperlakukan dengan baik oleh Luhan dan Seunghyun, dan dia bukan gadis idiot yang tidak tahu arti kata ‘janji’ dan ‘tutup mulut’. Entah mengapa Yoojung yakin Luhan dan Seunghyun akan tega menyekapnya di kamar gelap tanpa memberinya makan jika Yoojung berani berkhianat. Luhan memang berpenampakan malaikat, tapi Yoojung kenal betul siapa sebenarnya laki-laki itu. Luhan berbahaya.

“Saya tidak berharap beliau akan percaya. Tuan Muda Yumin bukan orang yang semudah itu dibohongi,”kata Seunghyun sambil mulai menyalakan kompor. “Tapi saya tetap berterima kasih anda mau berbohong demi Tuan Muda Han,”ujarnya lagi, kali ini ia menoleh pada Yoojung yang duduk manis di meja makan dan memberikan gadis itu sebuah senyum penuh penghargaan.

Yoojung mendengus.

“Karena itu kau tidak mengaktifkan ponselmu dan memilih menghilang daripada menciptakan alasan?”

“Benar.”

“Apa Luhan sungguh akan kembali ke China? Dia tidak mau tinggal disini saja dengan gadis itu? Sepertinya Luhan menyukainya… ya kan? Luhan mencintai gadis udik itu kan?”

“Tuan Muda Han akan kembali ke Beijing dan melanjutkan acara pertunangan dengan anda, jadi anda tak perlu khawatir.”

“Jadi Luhan benar-benar akan meninggalkan Sera setelah 5 hari? Serius?”

“Ya.”

“Aku tidak percaya!”

“Silahkan, jika anda tidak percaya.”Seunghyun menanggapi enteng. Yoojung menggerutu. Gaya bicara Seunghyun selalu tenang dan itu membuat Yoojung sebal. Tidak bisakah Seunghyun menunjukkan emosinya sedikit? Seperti saat di meja makan pagi tadi. Apa Yoojung harus mengajak Sera bertengkar lagi agar Seunghyun tidak memperlakukannya terlalu hormat seperti ini? Yoojung mulai muak.

“Sebenarnya siapa Cheon Sera itu?”tanya Yoojung emosi. “Kenapa gadis udik itu bisa kenal dengan Luhan? Aku tidak akan terlalu heran jika Cheon Sera tinggal di Beijing atau Seoul, aku bisa membayangkan pertemuan ala-ala drama Korea yang naif. Tapi Cheon Sera tinggal di pelosok Jeju seperti ini. Tidak mungkin mereka kenal lewat SNS kan? Luhan tidak punya akun SNS.”

Seunghyun membalik tubuhnya dan bersandar ke pinggiran meja dapur. Sembari menunggu air di panci mendidih, rasanya akan lebih sopan jika ia menjawab Yoojung dengan menghadapnya.

“Seperti yang anda bilang, Tuan Muda Han dan Cheon Sera memang dipertemukan dengan cara ala drama Korea yang naif. Tuan Muda Han tiba-tiba muncul di hadapan Cheon Sera dan ia tak ada pilihan lain selain merawat Tuan Muda Han selama tinggal di Jeju karena Tuan Muda Han tidak membawa apapun saat tiba disini.”

“Bagaimana Luhan bisa berada disini? Apa maksudnya tiba-tiba muncul? Kau lupa menjelaskan bagian itu, Seunghyun!”

Seunghyun tersenyum kalem. “Saya memang sengaja tidak menjelaskannya.”

Wae?”tuntut Yoojung.

“Hanya Tuan Muda Han yang bisa menjelaskannya dengan baik.”

Yoojung memanyunkan bibirnya. Cih, apa sulitnya sih menjelaskan pada Yoojung? Seharian ini ia mengganggu Luhan dan meminta penjelasan dari pemuda itu. Tapi dasar Luhan brengsek, pria itu malah mengacuhkannya dan sibuk bermain rubik. Seunghyun juga sama sekali tak mau buka mulut jika bukan Luhan yang memerintahkannya untuk bercerita. Bodyguard sialan itu terlalu setia pada Luhan. Memuakkan!

“Kau sudah menyelidiki Cheon Sera? Sudah memastikan bahwa gadis itu bukan lintah yang menjelma menjadi Cinderella? Seperti yang selalu kau lakukan pada orang-orang di sekitar Luhan selama ini.”

Raut wajah tenang Seunghyun tampak beriak mendengar ucapan Yoojung. “Belum,”akunya.

Yoojung terkejut. “Belum?!”

“Ya.”

“Seorang Choi Seunghyun—bodyguard sang pangeran tidak menyelidiki lebih dulu gadis asing yang tinggal selama seminggu dengan tuannya? Mengejutkan sekali! Kau bahkan tetap menyelidikiku meskipun kau tahu aku adalah teman Luhan dan Luxien!”marah Yoojung. “Apa jangan-jangan kau menyukainya? Kau menyukainya karena itu kau tidak menyelidiki dulu gadis antah berantah itu?”

“Saya hanya merasa tidak perlu menyelidikinya. Bukan berarti saya memiliki perasaan tertentu pada Cheon Sera.”

“Lihat! Sekarang kau bahkan sudah fasih sekali menyebut nama Sera tanpa embel-embel ‘nona’,”sindir Yoojung, tak suka.

Seunghyun menarik napas dalam lalu menghembuskannya perlahan. Menghadapi Yoojung selalu membuat kesabarannya menipis. Untung air di panci sudah mendidih, Seunghyun jadi bisa mengalihkan perhatiannya pada ayam yang hendak ia masak untuk makan malam.

Sebenarnya Yoojung benar. Tidak biasanya Seunghyun tidak berhati-hati seperti ini. Padahal selama ini ia tak pernah melepaskan sikap waspadanya pada orang-orang yang mendekati Tuan Muda Han. Luhan adalah seorang putra keluarga kaya raya, banyak orang-orang yang berusaha memanfaatkannya. Peran Seunghyun lah yang mencegah hal itu terjadi. Ia dibayar mahal untuk itu dan Seunghyun memang sangat peduli pada Luhan sehingga ia tak mau melihat orang lain melukai tuan muda kesayangannya itu.

Tapi saat melihat Sera, Seunghyun melunturkan semua benteng itu. Mungkin karena pertemuan pertamanya dengan Sera adalah saat gadis itu tergolek lemah dan terluka. Atau mungkin juga karena perasaan tulus Luhan pada Sera yang menular padanya. Seunghyun juga mengakui bahwa ia menyukai sosok Sera. Tapi bukan berarti ia bisa lengah seperti ini. Terutama karena pertemuan Sera dan Luhan yang terlampau tak masuk akal. Meskipun jaman sudah berubah menjadi begitu modern, tapi bukan berarti sihir dan ilmu klenik itu tidak ada. Benang merah itu buktinya.

Tuan mudanya sendiri tak bisa menjelaskan mengapa ia dan Sera bisa tiba-tiba terikat benang merah seperti itu. Lalu pertemuan mereka 9 tahun lalu, apa mungkin ada misteri lain dibalik itu? Kata-kata Tuan Muda Xixien bahwa ia akan bertemu lagi dengan Sera, apa itu hanya omong kosong? Tapi Seunghyun mengenal Luxien dengan sangat baik. Pemuda itu istimewa, dan Luxien bukanlah seseorang yang akan berkata omong kosong pada seorang gadis yang baru ia kenal. Apalagi pada gadis yang ia sukai.

Nona Kim Yoojung benar, seharusnya aku menyelidiki siapa Cheon Sera sebenarnya…

Sera bersyukur jalanan berpasir putih yang ia lewati bersama Luhan cukup remang. Setidaknya ia bisa menyembunyikan wajahnya yang pasti memerah hingga ke telinga itu. Kali ini Luhan berjalan di depannya. Sera bisa melihat punggung lebar dan bahu tegap berbalut kaos berwarna putih itu. Jarinya bertautan dengan jari-jari Luhan… ya, Luhan menggangdeng tangannya saat ini. Benang merah yang mengikat jari kelingking mereka seolah menyatu. Dari cara Luhan meremas tangannya, Sera bisa merasakan kegugupan yang sama sedang melanda pemuda itu.

Di gazebo tadi… mereka hampir berciuman. Setidaknya itulah yang Sera duga. Wajah Luhan sudah amat sangat dekat dengan wajahnya. Bahkan jarak bibir Luhan mungkin hanya terpaut 1-2 senti dari bibirnya. Sebelum akhirnya Luhan memutuskan untuk menarik kembali kepalanya dan membuat jarak di antara mereka.

Sera terkejut ketika napas hangat itu tiba-tiba menghilang dan Luhan menepuk kepalanya pelan. Ia membuka mata dengan wajah yang seolah terbakar. Apalagi Luhan terlihat begitu salah tingkah… pemuda yang selalu penuh percaya diri dan sombong itu tak berani menatap Sera dan memilih segera menarik Sera pergi dari gazebo itu. Semua ini mengingatkan Sera pada apa yang pernah terjadi di kampus beberapa hari lalu. Saat ia dan Luhan bersembunyi di bawah tangga dan Luhan mencoba menciumnya. Tapi saat itu… eh? Saat itu apa ia juga gugup seperti ini?

Jantung Sera terus-menerus berdebar tak keruan. Sejak di gazebo, Luhan tak sekalipun melepas genggaman tangannya. Bahkan tidak saat ia menarik Sera ke cafe untuk mengembalikan gitar yang mereka pinjam. Pemuda itu juga tak menatapnya sedikitpun, ia memilih berjalan di depan seolah-olah untuk menyembunyikan wajahnya saat ini dari Sera. Hei! Apa wajah Luhan juga memerah seperti dirinya?

Kenapa semua ini terasa begitu manis? Rasa manis yang tak seharusnya…

Sera reflek mendongak. Kebiasaannya jika berada di tempat terbuka seperti ini. Matanya menemukan hamparan beledu hitam yang di taburi permata. Langit malam hari di musim semi.

“Appa selalu bilang padaku bahwa rasa iri akan membuat kita merasa menjadi orang paling menderita dan menyedihkan di dunia…” Sera membuka suara. Luhan yang ada di depannya mendengarkan, langkahnya otomatis memelan. “Padahal dibandingkan denganku yang masih memiliki appa, masih ada orang di luar sana yang tidak memiliki kedua orang tua. Masih ada orang yang hidup tanpa merasakan kasih sayang orang tua. Meski aku sakit, appa masih bisa membiayai pengobatanku. Padahal di luar sana masih ada orang yang tak berdaya karena tak punya uang untuk berobat. Semua orang punya kekuatan hati yang berbeda-beda, jadi semua orang akan diberikan ujian dan kadar penderitaan yang berbeda-beda. Aku diuji dengan tidak memiliki ibu dan sakit selama bertahun-tahun karena Tuhan tahu aku kuat. Dan kau…”

Sera berhenti sejenak. Menatap bagian belakang kepala Luhan, berharap pria itu mendengarnya dengan baik.

“Kau kehilangan saudara kembarmu dan harus mengalami banyak penderitaan karena Tuhan tahu kau kuat menanggung semua itu. Karena kau orang yang hebat.”

Langkah Luhan terhenti. Tapi pemuda itu masih belum mau menghadap ke arah Sera.

“Kau lihat?”Sera mendongakkan kepalanya. “Bintang akan terlihat sangat indah saat malam hari.”

Luhan menoleh pada Sera sekilas lalu ikut mendongakkan kepalanya.

“Kerlipnya akan nampak seperti berlian ketika langit berwarna hitam seperti itu. Bahkan dunia kita juga mengambang dalam kegelapan. Semua itu nampak indah, seperti halnya kebahagiaan yang akan terasa indah karena ada penderitaan…”

“Dan rasa syukur ada karena kita pernah merasakan rasa sakit,”lanjut Luhan lirih.

Sera menoleh ke arah Luhan dan tersenyum. “Ya.”

Akhirnya, Luhan membalik tubuhnya ke arah Sera dan berjalan mendekat. Tatapannya lurus pada wajah Sera dan sekali lagi Sera dilanda perasaan gugup.

“Terima kasih sudah menceritakan kisah hidupmu.”

Sera mendongak lantas tersenyum tipis. “Wae? Karena kau jadi tahu kalau ada orang yang lebih perlu dikasihani dibandingkan dirimu?”

Luhan menyeringai. “Ya.”

Sera mendengus. “Sialan!!”

Tangan Luhan yang bebas terangkat untuk mengacak rambut Sera gemas. Ia mengabaikan seruan jengkel Sera dan membalasnya dengan tawa. Tangannya yang lain tak berniat sedikitpun untuk melepas jemari Sera, dan Luhan lega karena Sera juga tak berusaha mengurainya.

“Mungkin itulah alasannya mengapa aku merasa nyaman saat bersamamu…”kata Luhan. “Karena kau miskin, kau yatim piatu dan kau harus banting tulang untuk membiayai hidupmu, tapi kau tetap tampak bahagia.”

“Kenapa kedengarannya aku seperti orang bodoh?”Kening Sera mengerut. Entah kenapa bayangan yang muncul di kepalanya adalah sosok Sera yang menyedihkan yang meskipun memakai baju out of seasons, tinggal sendirian dan tidak punya uang tapi masih bisa tertawa-tawa tak jelas. Geez…

“Orang bodoh? Aku kan barusan memuji. Seharusnya kau kedengaran hebat.”Luhan memrotes.

Sera mengedikkan bahunya. “Mungkin karena keluar dari mulutmu, kedengarannya jadi seperti itu.”

“Kau mengajakku bertengkar lagi huh?”

Sera nyengir. Luhan membuang napasnya lelah. Gadis ini benar-benar… tingkah manisnya tak pernah bertahan lama. Apa kabarnya Sera yang bernyanyi lagu IU Friday dengan tampang dan suara cute-nya tadi?

“Ngomong-ngomong…”Luhan menghentikan langkahnya lagi ketika mereka baru melangkah beberapa meter. “Apa kau punya paspor?”tanyanya pada Sera.

“Punya.”Sera mengerjap, tak mengerti kenapa Luhan tiba-tiba menanyai masalah paspor. “Kenapa?”

Pemuda tampan itu berbalik menghadap Sera dan menunduk sedikit untuk menjajarkan tinggi kepala mereka. “Apa kau pikir aku akan membiarkanmu membohongi Baekhyun terus-terusan? Memangnya bagaimana kau akan mengupdate status SNS untuk membuatnya tenang? Aku tahu kau benci sekali berbohong pada pacarmu itu. Ini bayaran penuh untuk 1 minggu-ku tinggal di rumahmu. Setelah ini kita impas.”

Kening Sera makin berkerut-kerut karena tidak paham apa maksud perkataan Luhan. “Apa maksudmu? Aku tidak mengerti!”

“Haish, bebal!”Luhan menonyor kening Sera dengan telunjuknya. Kebiasaannya yang suka main tangan kumat lagi rupanya, ish!

“Aku akan membawamu ke Jepang…”

“Apa?”Sera tak mendengar karena sibuk menggerutu dan mengusap bekas tonyoran Luhan.

“Seunghyun akan menyiapkan visanya, kalau kau punya paspor mungkin besok sore kita sudah bisa berangkat. Biar Seunghyun yang mengambil paspormu ke rumah. Tanpa ketahuan siapapun tentu saja.”

“Tapi kenapa?”Sepertinya informasi itu masih berantakan di kepala Sera. “Untuk apa paspor?”

“Kita akan pergi ke Jepang, nona! Tentu saja kita butuh paspor!”seru Luhan gemas.

Sera mengedip, berulang-ulang. Mencoba memproses kata-kata Luhan tadi. Satu-persatu tiap kata ia telaah. Apa tadi? Jepang? Luhan mengatakan Jepang? Luhan bilang kita akan pergi ke Jepang?

Kita?

Dia dan aku?

JEPANG???

“EEEEEEEHHHH??”

To be continued…

Thanks sudah betah baca 8939 words dan 36 pages-ku ya ^^ Yep, setting untuk chapter mendatang adalah JEPANG!!! Silahkan bersiap diri ketemu cowok-cowok Jepang kece di chapter mendatang, hehe…

Jangan lupa tinggalin kritik, like, comment atau sarannya…

 11378665_659056087559359_129583370_n

tumblr_nroycdBYct1spqhdqo1_500

Berasa liat Luhan sama Luxien ^^

Berasa liat Luhan sama Luxien ^^

Regard,
Seara Sangheera

249 responses to “MOON THAT EMBRACE OUR LOVE [VII] – BEAUTIFUL DARKNESS

  1. udah lumutan thor nungguin kelanjutannya, tapi aku tetap setia kok nungguinnya walau pun lama. hehehe.
    berharap banget sera sama luhan kabur trus mereka nikah. tapi kasian juga sih si baekhyun ditinggalin sama si sera. pokoknya aku suka banget sama fanfiction buatan kamu thor, terlalu keren hehehe.
    ditunggu chapter selanjutnya, fighting thor. annyeong!!!

  2. I’ll be wait for the next chapp yuhuuuu. Btw i’m a new readers and i love your story, Falling in love with character Luhan on this story. Please fast update [pemaksaan] kekekeke. Keep writing 언 파이팅♡

  3. Jepaaaaang.
    aaaah… nanti ketemu baekhyun gitu? aw kasian..
    perasaan sera gimana yah..
    aduuh sedih..
    fix yoojung itu nyebelin sangat

  4. woahhh daebak thor .. luhan sama sera bakal ke jepang bareng ?? terus baek sama shinna jugaa ..hah ??!! gimana klo mereka ketemu ?? bakal seru + menengangkan .. jadi penasaran kelanjutannya ..
    di tunggu chap selanjutnya .. FIGHTING ^^

  5. Cieee yg mau pergi ke jepang berdua.. buat baekhyun-shiina ma luhan-sera selamat yoo!! Kekeke ceritanya seruuu bangettt!! Ditunggu bangett next chapnyaa kekeke ^^

  6. Ya amvuuuun…. padahal lagi seru-serunya baca nih FF, udah TBC aja, jangan lama-lama ya thor, updatenya ditunggu… sama koreksi dikit pas di pantai itu sore kan? mataharinya tergelincirnya seharusnya di barat, hehe
    aku seneng banget sama bahasnya author, kek ngerasa nyata… JJANG kuadrat deh pokoknya. Jadi pengen bisa bikin FF eh….

  7. aaarrgghhhrr.. itu yoojung kayaknya beneran naksir seunghyun deh.. ketara banget pas seunghyun ngegodain sera dia refleks ngamuk wkwkwk..

    aaahh bener kak, itu foto berasa liat luhan luxien mumumuu…

    daaann.. makin kesini kok aku makin kasian sama nasib baekhyun.. hhuuwwaaanggg

  8. FinallFinally akhirnya update juga aku udah nunggu lama bgt…. tpi gak papa aku setia kok sma ni ff keren ngt soalnya….. 😍 gak sbar nunggu next chap… pasti seru bgt….. 😂 makasih ya thor di tunggu dengan sbar kok kelanjutanya sampai akhir….

  9. huwaaaaaaa!!!!!!! aku selalu suka gimana Luhan kalo lagi berhadapan sama sera. lucu gimana gitu XD . yehet! japan!!!! kayaknya dapet bayangan endingnya :v yoojung cocok sama seunghyun trus Baek sama Shiina dan Luhan sama Sera!! kkkkkk~ Hanum sotoy *ditonyor luhan. betewe kak, di ig nya Baek Sumin sering banget yang mention Luhan XD . kayaknya banyak readernya kakak yang jadi terobsesi beneran buat nge shipper luhan sama baek sumin :v . oiya kak aku usul dong buat back songnya one ok rock yang wherever you are. kayaknya feelnya dapet banget :v . ditunggu next chapter kakak!! fight!!! keep writing!!!!

    regard
    Chanyeol’s future XD

  10. cinta luhan selalueeee…
    ah… ni charapter bikin aku galau eon… hu..hu…hu..
    masih penasaran gimana sih luxien bisa tw.

  11. Yoojung kok lebih pantes sama seunghyun :v wkwk :’v udahlah yoojung sama seunghyun aja wkwk :v jan ganggu lulu sama sera 😀 eh gimana sama baek? Yaudin sama shina aja :v

    Momemt lusera itu manis, suka bett 😍 kejepang ya? Ikutt dong, sekalian nontn exo dome hihi😂

    FFnya seru kak>.< semangat terus ya kakak buat lanjut ffnya, ditunggu bet kelanjutannya hehe😂

  12. aku terpesona sama luhan di cover nya bazaar, sumpah ganteng!
    ah apa mereka bakal ketemu baekhyun di jepang? dan kayaknya tebakanku bener deh, seunghyun sama yoojung punya benang merah, begitupun sama baekhyun-shiina.. aku berharap sih baekhyun gk marah besar, ini end di chapter brp ya?

  13. Sebenernya, kehadiran Yoojung tu bikin rame lo.. menurut ku. Kak, jadiin Yoojung sama Sunggyun aja… Hehehe. Konspirasi demi konspirasi dibangun sama Lusera. Sampai kapan kira2 bertahan???? Suka kak, seperti sebelumnya… like it, choa..

  14. sera kejepang sama luhaann omg! yoojung ngselin tapi bikin kocak juga sih hahaha rame ada dia sih. luhan juga lucu banget pas seunghyun pegang2 sera *abang top plis pegang aku aja bang. itu si artis itu siapa sih?? ah penasaran nungguin banget kelanjutannya hihi
    semangat semangat authornya^^

  15. aduh akhirnya sera ke jepang juga wkwkw
    hal baru yang dilakuin dengan orang baru juga hah sera beruntung yak hahaha
    penasaran selanjutnya kaya apaa 😀

  16. Yoojung bner2 sok berkuasa bnget yaa padahal dia cuma numpang sama luhan tpi tetap aja mulutnya kyak ngak pernah disekolahin…

    Luhan sama sera romantis bangt nyanyi sampe jalan berdua gtu hampir aja mereka poppo tpi ngak jadi…hahahahaha

    Kyaknya mereka udah saling suka dan megagumi satu sama lain deh tpi emang mereka aja yang egois lebih mentingin diri mereka aja…

    Assa mereka pergi kejepang!!! Akankah hubungan mereka bsa lebih baik lagi?
    Tpi yoojung ngak ikutkan???
    Mudah2an nanti waktu di jepang baekhyun sama sera ngak ketemu biar liburan sma pasangan masing2 aja #baekhyun sma shiina, luhan sma sera…

    Oke ditunggu lanjutanya yaa kakk… 😉

  17. kesel deh sama yoojung. Kayaknya yoojung sukanya sama seunghyun ya? heheheee. terus entar sera ketemu sama baekhyun gitu di jepang? Wahhh. terus luhan nanti gimana, sinna gimana, baekhyun sera nya juga gimana reaksinya nanti.

    Pertama ngeliat foto luhan yang ada dua itu juga, aku mikirnya yang putih luxien dan yang hitam luhan. luxien good boy and luhan bad boy.

  18. eonnie… aku mau kasih saran sama judulnya, judulnya kan ‘moon embrace our love’ harusnya ‘the moon embrace our love’ karna moon di situ menunjukan bahwa dia yang signifikan jadi tambah the di awalnya.. hehhe.. maaf baru comment ya eonnie.. terusin luseranya, i really like it… your story is awesome.

  19. Pas banget dah nih ff terus ada foto luhan yg buat majalah yg kayak gitu fotonya.

    Bisa kali bagi pacar 1 aja yg macam luhan gitu wjwj. Lucu sih kalau lagi nge khawatirin orang malah bikin gregetan aihhh

    Btw bisa² top sama yoojung dan shiina sama baekhyun nih haha

    Iya ih kasihan baekhyunnya udah nyiapin segalanya buat ke jepang, kalau baek sekaya luhan sih gausah dikasihani-_-

  20. Aaaa luge kecee. . Mau ajakin sera ke jepang beneran. .
    Eh top liatin sera beneran deh, dia siapa sih?
    Artis tadi siapa nya baek?
    Uhhj kasian baekkk

  21. mf ya aq bru komen d cpter ni aq aru bja hbisx. .ah mreka bkalan brphisah d ff ini gk ada pemern antagonis y. .seneng dech aq suka suma couple ni knapa tunanganx luhan gk sma bodgatx ja ya. .seru tu

  22. unnieeeeee mianhae ak bru komen di chap ini…. tp di chap 1 + 2 ak udh komen hiks :’v
    ini ak bru aja pulang liburan, aku boarding school jd wajar ak bru update skrg, dan ff buatan unnie yg ini khususnya lah yg jd prioritas utama ku. unnie aku kangen unnieee… ak cuma bsa tau tntg unnie di fb…
    please always tag aku ya unnie “Adinda Putri SA”
    ak bener2 brharap ending ff ini ‘happy’
    dan unniee, ak jd suka lagu orange nya seven oops!
    ngenang di hati, terngian-ngiang di telingan >o<
    saranghae unnie!
    ak berharap (lagi) sera sma luhan slama 5 hari nya gk diganggun hahaha/?

  23. Kalau luhan sama sera ke jepang bakal jumpa sama baek shiina dong. Wooow, ga kebayang sama lanjutannya, JEPANG.. Walaupun ntar chapter slanjutnya saya ga bakal bisa lang sung baca 😦 karna bakal balik ke pondok. ;( ttapi kalo udh balik pasti langsung searc 🙂

  24. Aaaaaa… bener bener suka deh. Awalnya aku nunggu update di wattpad. Tapi kalo di liat lagi lebih enak di skf aja. Feel nya lebih kerasa.

    Background Jepang?! Yosh!!!! Asa!!
    Fighting eonnnnn

  25. Ini ff yg aku tunggu2 kelanjutan’y, dari yg aku kira LuSera bakalan nonton JUMPing C4Rnival, mpe berharap LuSera nonton DEAR Concert.
    Ganbatte,nee!! Matteru yo

  26. AH AH AH AH AKU LAGI-LAGI LUPA MAU NYAMPEIN APA AJAAAA AAAAH!
    OHYA OHYA SPEKULASI KU SAMA KIM JUNG AH, MAMANYA SERAAA? HIYA PASTI BENER!
    AKU YAKIN!

    DAN UWAAAAAH! BENERAN SPEECHLESS VERSI BAHAGIA AKU HUHUHU KIM YOOJUNG BENERAN GAK SUKA SAMA LUHAN HUWEEEEEE DEMI APAPUN AKU SUKA SAMA STORY INI KARNA SEMUANYA BERJALAN DENGAN KESUKAAN KU! HIYAAA! GEMES JADINYA KAYA LIAT ADEK KAKAK LUHAN SAMA YOOJUNG NYA 😭😭👌🏻👌🏻

    DAH HIYAAAA!
    BAEKHYUN-SHIINA MAU KE JEPANG DENGAN NGIKUTIN SNS NYA SERA.
    LUSERA JUGA OTW JEPANG BUAT NGAPDET STATUS DEMI BAEKHYUN.

    HIYAAAAAAA AKU TAKUT LUSERA KETAUAN DAN DENGAN PERANGAIANNYA SHIINA BAKAL BAWA PIKIRAN BAEKHYUN KE YG ENGA-ENGA 😭😭😭 BUT BUT BUT GAK SE SUUDZON ITU SIH SAMA SHIINA TAPI YA TAPI TAU SENDIRI KAN GIMANA SHIINA PAS TAU SERA KE JEPANG SENDIRI.

    EEH—bentar aku lupa off caps lock saking menggebunya pengen komentar T____T
    Maapin aku ya author-nim 😥🙏🏻

    Hngg ..pokoknya ini hati aku udh dag dig dug ser dah authornim, TERUS AKU BLM NGECEK APAKAH ADA CHAPTER SELANJUTNYA KARNA AKU BLM LIAT MOON THAT EMBRACE OUR LOVE [IX] SELAMA PERJALANAN KU TADI. Tapi baru mau aku cari habis ini, AKU GAK TAU MAU GIMANA KALO BLM ADA KELANJUTANNYA HUWEEEE AKU UDH TERLALU TERBAWA EMOSI BAWANYA HUWEEEE..

    Emang deh cuman sangheera yg bisa bawa reader sama kaya nonton drama bukan baca ff lagi. Semua bayangannya terasa real!

    HIYAH.

Leave a reply to pambayun anggana raras Cancel reply