OH MY ‘APPA’ by noonapark

IMG_20160307_022722

|| Ficlet : OH MY ‘APPA’ ||

|| by noonapark ||

*

*

*

*

“Ibu, datang bulan itu apa?”

Eunsoo langsung menurunkan majalah fashion dari hadapan wajahnya. Kemudian langsung menoleh kesamping, ke arah bocah laki-laki empat tahunan yang kini naik ke atas sofa berwarna peach yang Eunsoo duduki saat ini.

Setelah bocah laki-laki itu duduk di samping Eunsoo, bola matanya yang bundar menatap Eunsoo dengan tatapan polos bercampur rasa penasaran.

“Ibu.” Panggil bocah itu, sembari menggoyang pelan lengan sang Ibu yang masih menggenggam majalah diatas pangkuan. “Datang bulan itu apa? Apa Ibu akan mengambil bulan dan membawanyanya ke rumah kita, hm?”

Eunsoo berkedip pelan. “Hoo.. Hoon-ie, dari mana kau mendapatkan kata-kata seperti itu?”

Bocah laki-laki itu—Hoon—tersenyum lebar, menampakkan deretan gigi-gigi kecilnya yang putih dan rapi. “Ayah!” Seru Hoon, membuat sang Ibu mendelik menatapnya. Lalu sembari membetulkan baju tidur yang sedikit kebesaran di tubuhnya, Hoon melanjutkan dengan nada riang. “Ayah menyuruhku untuk bertanya pada Ibu, apa Ibu sudah selesai datang bulan? Jika sudah, Ayah sudah menungu di kamar.”

Eunsoo menatap putra kecilnya itu dengan tatapan tak percaya, tak habis pikir, seraya dalam hati Ia mengutuk suaminya yang dengan bodohnya telah menyuruh anak polos seperti Hoon untuk menanyakan hal-hal seperti barusan.

“Ibu.” Hoon kembali menggoyang lengan Ibunya. “Apa Ibu akan melihatkan bulannya pada Ayah? Aku juga ingin melihat bulannya. Ibu, aku boleh melihatnya, ‘kan?”

Eunsoo mengambil napas panjang seraya menatap Hoon dengan tatapan bingung bercampur sedih. Setelah Eunsoo meletakkan majalahnya di atas meja yang berada di depannya, Eunsoo mengangkat tubuh mungil Hoon, lalu mendudukkan bocah itu di atas pangkuannya dan mendekap tubuh Hoon dengan hangat.

“Hoon-ie sayang. Begini, maksud Ayah.. eum..” Eunsoo berpikir sejenak, otaknya tengah sibuk merangkai kata-kata untuk memberi penjelasan pada putra kecilnya. “Ibu.. akan mengantarmu tidur dan Ibu akan menceritakan dongeng tentang Pangeran Bulan. Hoon-ie mau mendengarnya?”

Hoon mendongak ke arah Ibunya. “Pangeran Bulan?” Tanyanya penasaran.

Eunsoo tersenyum dan mengangguk. “Hm, Pangeran Bulan. Jadi maksud Ayah, setelah Ibu selesai menceritakan dongeng tentang Pangeran Bulan padamu, Ibu harus pergi ke kamar Ayah dan tidur bersama Ayah.”

“Kalau begitu ceritakan padaku sekarang!” Pinta Hoon.

Eunsoo tersenyum menatap putranya. “Baiklah, kalau begitu kita harus pergi ke kamarmu.”

*

*

*

Park Chanyeol tengah memposisikan tubuhnya terlentang di atas tempat tidur. Dengan mengenakan celana pendek diatas lutut serta kaos rumahan berwarna putih polos, pria itu meletakkan kedua tangannya di atas perut, menahan senyuman seraya menutup matanya ketika mendengar suara pintu kamar dibuka.

Chanyeol yakin suara derap langkah yang kini mendekati tempat tidur adalah milik istrinya. Tidak lama kemudian, Chanyeol merasakan tempat tidurnya bergerak pertanda seseorang—yang Chanyeol yakini adalah istrinya—naik ke atas tempat tidur. Chanyeol masih menahan senyuman sekuat tenaga. Hatinya berbunga-bunga. Ia berharap sang istri akan membangunkannya dengan kecupan cinta, pelukan hangat atau hal-hal manis lainnya. Bukan malah pukulan bantal yang tiba-tiba mendarat tepat di wajahnya.

Setelah bunyi bubh terdengar, Chanyeol mengerang, senyumnya memudar, kelopak matanya pun terbuka menampakan sorot mata yang bingung bercampur kesal yang kini Ia tujukan pada sang istri yang duduk di samping tubuhnya.

“Ah, Eunsoo-ya! Kenapa kau memukulku?!”

Eunsoo meletakkan bantal yang Ia pegang di atas pangkuan, mendengus kesal. “Apa yang sudah kau katakan pada Hoon, huh?”

Chanyeol langsung duduk menghadap istrinya, menunjukkan wajah tanpa dosa sembari menjawab. “Memangnya apa yang sudah kukatakan pada Hoon? Aku hanya menyuruhnya untuk bertanya padamu apa kau sudah selesai datang bulan? Hanya itu. Tidak ada hal lain lagi yang kami bicarakan. Tapi.. kenapa kau tiba-tiba memukulku?”

Eunsoo menatap Chanyeol tak habis pikir. “Astaga.. Ya! Dari pada kau sibuk mengurusi masalah datang bulanku, lebih baik urus saja perutmu yang mulai membuncit itu!”

Chanyeol terbelalak.

“Dan kau menyuruh Hoon untuk menanyakan hal-hal semacam itu?” Omel Eunsoo. “Park Chanyeol, apa kau benar-benar tidak mengerti? Sudah kukatakan berapa kali padamu, jangan berbicara pada Hoon tentang hal-hal yang belum seharusnya dia tahu. Anakmu itu masih terlalu kecil Chanyeol! Tapi kau malah—“

“Tunggu! Tunggu!” Chanyeol menyela, setelah Eunsoo menghentikan bicaranya, Chanyeol melanjutkan. “Apa tadi? Buncit? Kau mengatakan perutku buncit?!” Chanyeol tak terima, Ia merebut bantal dari pangkuan Eunsoo lalu membuangnya ke sembarang arah. “Ya! Lemakku hanya sedikit bertambah bukan berarti kau bisa dengan seenaknya menyebut perutku buncit!”

Eunsoo barusaja akan berucap namun Chanyeol lebih dulu mendorong tubuhnya, membuat Eunsoo jatuh terlentang lalu pria itu segera mendindih tubuh Eunsoo seraya menahan kedua tangan Eunsoo di sisi kepala.

“Chanyeol!!” Pekik Eunsoo tertahan.

Chanyeol nyengir lebar. “Jadi bagaimana? Kau sudah selesai datang bulan ‘kan? Ayolah sayang..” Chanyeol menunjukkan wajah memelas. “Ini sudah lebih dari satu minggu! Eum.. kurasa aku kurang olahraga sehingga lemak di tubuhku menjadi tertumpuk. Hihi! Aku benar ‘kan?” Chanyeol menunjukkan senyuman penuh arti sementara Eunsoo menatapnya tak percaya.

“Ya Tuhan..”

“Memangnya kau tidak merindukanku, hm?” Bisik Chanyeol seraya mendekatkan wajahnya ke arah Eunsoo secara perlahan. “Aku sangat merindukanmu..”

Saat wajah Chanyeol semakin dekat, Eunsoo menelan samar salivanya. Jika sudah seperti ini, Eunsoo tidak tahu apa yang harus Ia lakukan. Tatapan Chanyeol yang seperti saat ini seolah mampu membuat jiwa dan raganya lumpuh seketika.

Chanyeol menutup mata saat jarak diantara wajah mereka semakin dekat. Perlahan, Eunsoo pun menutup kelopak matanya.

Saat semakin dekat….

“Ibu.”

Mata Chanyeol dan Eunsoo sama-sama terbuka. Mereka langsung menoleh ke arah pintu dan mendapati putra kecil mereka tengah berdiri diambang pintu kamar sembari memeluk guling kecil bergambar porroro.

“Apa yang sedang kalian lakukan?” Tanya Hoon polos.

“H-huh?” Sahut Eunsoo. Saat Ia memandang Chanyeol dan menyadari pria itu masih berada di atas tubuhnya, sekuat tenaga Eunsoo berusaha melepas tangannya, lalu mendorong tubuh Chanyeol membuat pria itu ambruk di sisi tubuhnya.

Chanyeol mendesis disertai ekspresi wajah yang kecewa. “Aish..”

Sementara Eunsoo segera duduk menghadap putranya. “Eum.. A-ayah dan Ibu dan tidak melakukan apa-apa. Tadi.. tadi kepala Ibu sedikit pusing. Ya, pusing. Jadi Ayah memeriksanya.” Eunsoo kemudian menoleh ke arah Chanyeol. “Iyakan, sayang?”

Chanyeol malah cemberut. Ia tengkurap, membenamkan wajahnya pada permukaan bantal lalu berteriak. “Entahlah!”

Membuat Eunsoo langsung menatapnya dengan tatapan geram.

Sementara itu, Hoon bergegas menutup pintu kembali, lalu berlari mendekati tempat tidur kedua orang tuanya dan naik ke atasnya. “Ibu, apa aku boleh tidur di sini? Aku ingin tidur bersama Ibu dan Ayah.”

Mendengar itu, Chanyeol langsung mengangkat kepala, menatap Hoon dengan tatapan sedih dan berucap. “Hoon-ie sayang.. Bukankah Ayah sudah bilang padamu? Anak laki-laki harus menjadi pemberani. Anak laki-laki harus tidur di kamar sendiri—“

“Tentu saja boleh.” Sela Eunsoo. Kemudian menangkup pipi Hoon seraya merapikan rambut tipis kecokelatan milik bocah itu. “Malam ini kita akan tidur bersama-sama, hm?”

Hoon tersenyum lebar. “Ya.”

Eunsoo kemudian menata tempat tidur mengabaikan Chanyeol yang menatapnya dengan tatapan kecewa. Ketika Eunsoo berniat menidurkan Hoon di tengah-tengah mereka, Chanyeol mencegah istrinya.

“Tunggu!”

Eunsoo menatap Chanyeol tak mengerti. Lalu Chanyeol duduk dan mencondongkan tubuhnya pada Hoon, memegang kedua pundak Hoon sembari berkata. “Karena kita adalah laki-laki, maka kita harus melindungi Ibu. Agar Ibu tidak dimakan oleh monster mengerikan di malam hari, jadi biarkan Ibu tidur di tengah-tengah kita malam ini. Setuju?”

Mendengar itu membuat Eunsoo memutar bola matanya dengan malas. Sementara itu, Hoon mengangguk menyetujui perkataan Ayahnya dan mereka melakukan high five setelah itu.

*

*

Pada akhirnya Eunsoo berada diantara Chanyeol dan Hoon. Wanita itu menghadapkan tubuhnya pada Hoon dan membiarkan Chanyeol memeluknya dari belakang.

“Ibu.” Panggil Hoon disertai mata yang mulai sayu.

Eunsoo mengelus sisi kepala Hoon dengan lembut. “Hm? Ada apa?”

Hoon mengerjap pelan. “Ibu, seksi itu apa?”

Mendengar itu, mata Chanyeol yang semula tertutup kini terbuka lebar, senyuman tipis yang sempat terukir diwajahnya bahkan turut memudar.

“Apa? Sek..si?” Tanya Eunsoo menatap Hoon tak percaya.

Hoon mengangguk. “Hm, seksi. Tadi sore, saat aku dan Ayah pergi berbelanja, ada foto yang sangat besaaar, Hyuna ahjumma. Ayah bilang, itu adalah foto Hyuna ahjumma.”

Chanyeol terbelalak, mendadak gugup. Ia segara mengangkat kepalanya untuk melihat Hoon sembari menunjukkan senyuman yang terkesan dipaksakan. “Y-ya, Hoon-ie. Sudah malam, sebaiknya cepat tidur, hm? Bukankah tadi Ayah sudah membelikanmu ice cream—Akh!” Chanyeol meringis, langsung ambruk saat tiba-tiba Eunsoo menyikut perutnya cukup kuat.

“Setelah itu?” Tanya Eunsoo pada Hoon, nada bicaranya mulai terdengar sangat serius. “Apa lagi yang Ayah katakan padamu?”

Dibelakang tubuh Eunsoo, Chanyeol menggigit bibirnya menahan cemas.

“Ayah bilang,” Hoon kembali bercerita. “Hyuna ahjumma sangat cantik, tinggi, putih, dan seksi.”

Sejenak, Eunsoo menoleh ke belakang, melirik Chanyeol dengan tatapan mematikan yang langsung dibalas Chanyeol dengan cengiran lebar yang dipaksakan.

Setelah Eunsoo menatap putranya, bocah itu kembali bercerita. “Meskipun Ayah bilang Hyuna ahjumma cantik, tinggi, putih, dan seksi, tapi Ibuku adalah yang paling cantik di dunia. Sangat sangat caantiik! Ibu juga pandai memasak. Masakan Ibu juga yang paling enak di dunia.”

Chanyeol kembali mengangkat kepala, mengangguk-angguk sembari mengacungkan jempolnya pada Hoon.

“Benarkah?” Eunsoo mendekap Hoon semakin erat. “Apa Ibu seperti itu dimatamu? Terima kasih, Hoon-ie, Ibu mencintaimu.” Eunsoo menghadiahkan kecupan hangat di pipi gembul Hoon yang membuat Chanyeol langsung menatap Hoon dengan tatapan iri.

Hoon tersenyum senang. “Oya, Ibu. Jadi, seksi itu apa? Di foto itu, Hyuna ahjumma memegang sabun. Apa itu nama sabunnya?”

Eunsoo memaksakan senyuman. “Y-ya, itu nama sabun nya. Itu pasti nama sabun nya, seksi.”

“Ah.” Hoon mengangguk mengerti.

Chanyeol memeluk pinggang Eunsoo erat-erat, mendekatkan wajahnya di belakang leher Eunsoo sembari berbisik. “Eu-Eunsoo-ya, jangan salah paham. Aku hanya melihat poster di toko. Aku tidak bermaksud untuk… tolong percaya padaku. Lagi pula itu hanya sebuah poster, mereka pasti sudah mengedit gambar aslinya sedemikian rupa sehingga terlihat seperti itu. Kau tenang saja, hm? Dimataku kau tetap wanita paling cantik dan paling seksi sedunia. Meskipun tubuhmu tidak setinggi Hyuna dan kulitmu tidak seputih Hyuna—Akh!” Chanyeol kembali meringis tertahan saat Eunsoo—lagi-lagi—menyikut perut Chanyeol, kali ini bahkan lebih kuat dari sebelumnya.

Eunsoo bahkan menyingkirkan tangan Chanyeol dari pinggangnya, lalu wanita itu semakin mendesak ke arah Hoon dan memeluk Hoon semakin erat.

“Sudah malam sayang, sebaiknya tidur, hm?”

Hoon mengangguk. “Eum.” Lalu menutup mata dan memeluk guling kecilnya semakin erat.

Setelah selesai mengelus perutnya, Chanyeol kembali mendekati Eunsoo. “Eunsoo-ya..”

“Jangan mendekat.” Kata Eunsoo pelan, namun penuh penekanan.

“Eunsoo..” Chanyeol menunjukkan wajah memelas. Menggigit bibir bawahnya, lalu mendempet ke arah Eunsoo dan kembali melingkarkan tangannya pada pinggang wanita itu. “Aku mencintaimu.”

“Ya!” Eunsoo berusaha menyingkirkan tangan Chanyeol dari pinggangnya. “Jangan menyentuhku. Lepaskan tanganmu, Park Chanyol!”

Chanyeol tahu istrinya pasti tengah marah dan kesal, terlihat jelas bagaimana Eunsoo berusaha keras menjauhkan tangan Chanyeol dari tubuhnya. Namun entah mengapa, semakin lama melihat Eunsoo seperti itu justru membuat Chanyeol semakin gemas. Chanyeol pun mempererat pelukannya, membenamkan wajahnya di belakang leher Eunsoo sembari menahan senyuman gemas.

“Chanyeol, aku sedang marah marah padamu, kau tahu?” Ucap Eunsoo sembari mencengkram tangan Chanyeol yang menempel di perutnya.

Chanyeol kemudian menjawabnya dengan gumaman. “Tidak. Aku tidak tahu.”

Eunsoo mendengus. “Chanyeol, lepaskan tanganmu.”

“Tidak mau.”

“Park Chanyeol.”

“Aku mencintaimu.”

Eunsoo mendengus pasrah. Merasa lelah, Ia juga tidak ingin tidur Hoon terganggu karena dirinya.

Lalu setelah melihat Eunsoo sudah tenang, Chanyeol mengangkat kepalanya, menilik wajah Eunsoo untuk kemudian mendaratkan kecupan hangat di pipi wanita itu. Chanyeol tersenyum gummy setelah itu. “Kau sudah tidak marah padaku?”

Eunsoo membalas tatapan Chanyeol dan menjawab. “Urusan kita belum selesai.”

“Apa?” Sepertinya Chanyeol menangkap maksud yang lain, karena tiba-tiba saja pria itu menunjukkan senyuman yang terkesan misterius. “Jadi kau ingin melanjutkannya tengah malam nanti? Atau besok pagi? Jika Hoon masih tidur di sini bagaimana kalau kita melakukannya di ruang televisi—“

“Ya!!” Pekik Eunsoo, membuat Hoon tersentak dan kembali membuka matanya. Eunsoo kemudian meminta maaf pada Hoon dan kembali menidurkan bocah itu. Setelah itu, Eunsoo kembali menatap Chanyeol.

“Kenapa, hm?” Tanya Chanyeol.

“Ah! Ck! Entahlah! Aku ingin tidur.”

Eunsoo kembali menghadapkan tubuhnya pada Hoon, mendekap Hoon semakin erat dan menutup matanya setelah itu. Chanyeol pun kembali merebahkan tubuhnya, memeluk Eunsoo semakin erat, menutup mata disertai senyuman yang terukir di bibirnya.

_

_

“Eunsoo-ya.. jangan lupa besok pagi, hm?”

“Ya, besok pagi. Aku akan membunuhmu.”

“Maksudmu, membunuhku dengan cintamu?”

“Dasar sinting.”

“Kalau begitu, kau lebih sinting karena mencintai pria sinting sepertiku.”

“Park Chanyeol!!!”

.

.

.

.

.

.

.

*fin*

Haii long time no nyapa!! (ngga pake ‘see’ karena kenyataannya kita ngga pernah saling ‘see’) ah sudahlah.

Apa kabar semuanya? Semoga baik 🙂

Anggap saja ini sebagai permintaan maaf karena aku belum bisa lanjutin resume ‘The Name I Loved’ maaf, bener-bener sibuk. Semoga bisa lanjutin kapan-kapan. Kalopun ngga dilanjutin semoga dimaafkan dan dilupakan. Thanks all.

With love—noonapark.

181 responses to “OH MY ‘APPA’ by noonapark

  1. Pingback: DAD vs MOM by noonapark | SAY KOREAN FANFICTION·

  2. Aish, aku telat baca huuaa,
    You’re back noonapark, so happy
    Park Chanyeol bner2 deh-_- Hoon itu masih kecil harap untuk tidak dicemarkan.. hadeh kalau kyk gini Eunsoo juga yg ribet hahhaha

  3. Udah lama nggak buka skf pas buka ada ff dari noonapark langsung bacaaa’^’
    seperti biasa, ffnya gapernah mengecewakn. Fighting eonn! ♡keep writing.

  4. Haaaaa udh lama bgt gak baca cerita karya author yg satu iniiii. Udah banyak yg ketinggalan ternyataaa 😦 cerita nya gapernah berubah yaa dari duluuu. Selalu kerennnn, komedi nya juga lucuu gak garingg hehehe

  5. KAKAK AKHIRNYA COMEBACK huaaa hai kakak. Bahagianya aku pas liat noonapark kembali. eh, btw anak sekecil itu diajarin apa coba ya ampun. kasian bangeet hoonie sayang…

  6. suami idaman hm, tapi jangan juga ngajar anaknya gituan :’v
    btw kangen sama ff karya noonapark. pas liat ada ff kakak comeback huhu senang banget langsung cepet” baca wkwk

  7. sahur2 baca gini, ngakak tau gak :D. astaga, chanyeol2,,, jadi orang kok byuntae amat sih? hahaha :D. hoon jga pertanyaannya aneh2 aja. datang bulan itu apa? seksi itu apa? Hahaha 😀

  8. Duh, kangen banget sama kakak. Kangen sama Chanyeol-Eunsoo. Tetep ya Chanyeol mesumnya ga ilang2 hihi 😂
    Sering2 update yang ginian dong, kak. Aku udah lama banget ga baca karya2mu. Kangen banget 😊

  9. Hahaha manissssss
    Lucu banget keluarga ini.. park chanyeol? Park chanyeol yang oon oon ganteng (?) itu bisa jadi kepala keluarga? Wkwkwkwk
    Btw aku reader baru salam kenal, tadi lagi berkelana di dunia mbah gugel eh tau tau jadi nyasar kesini deh hehe
    Gak nyesel sih main kesini, ffnya seru-seru ya, kaya yang sering di rekomendasiin blogger tetangga 😘👌

  10. Spt biasa tingkah keluarga kecil ini selalu hangat dan kocak 😁😁😁 Kl dipikir2 eunsoo itu spt mengasuh 2 bayi yaa , abisnya kelakuan chanyeol lucu dan aneh2 😂😂😂

  11. Yeol itu anak masih 4 tahunan yeol 😁😁😁 napa di kasih tau begituaannn 😂
    Ketagihan baca tulisan nya kaka deh ini..😂😂😂

  12. Astagaaa chanyeol bikin diabetes hff saban hari adanya seneng terus kali ya kalau punya suami kek chanyeol 😦

Leave a reply to Mrs Luhan Cancel reply