Hello School Girl [Chapter 23] ~ohnajla

ohnajla || romance, schoollife || Teen || Chaptered ||

Min Yoonji aka Agust D aka Suga BTS

BTS members

Oh Sena (OC)

other cameo

Chapter 1-15 || Chapter 16 || Chapter 17 || Chapter 18 || Chapter 19||Chapter 20 || Chapter 21 || Chapter 22 || Chapter 23

Hari demi hari dilalui dengan penuh sukacita oleh Yoonji maupun Sena, sampai akhirnya ujian semester 1 pun tinggal beberapa hari lagi. Dan sebelum itu, sudah pasti ada banyak sekali ulangan-ulangan dan penilaian-penilaian untuk rapor. Satu hal yang tidak bisa dilewati oleh para siswa, yaitu penilaian olahraga.

Penilaian olahraga terdiri dari penilaian teknik-teknik dasar sepak bola, basket, voli, bulu tangkis, tenis juga renang. Lalu ditambah dengan penilaian untuk tolak peluru, lompat tinggi, lari jarak pendek, dan senam lantai. Semua itu akan diambil nilai untuk di-input ke rapor juga akan menjadi pertimbangan kelulusan mereka.

Dan penilaian itu berlaku juga untuk Yoonji yang selama ini selalu berhasil menghindari jam olahraga.

Jangan heran kenapa Yoonji selalu absen setiap jam olahraga berlangsung.

Apalagi kalau itu renang.

Dia tidak mau mengambil konsekuensi. Identitasnya bisa-bisa terbuka. Tamat sudah kalau itu sampai terjadi.

Dia sudah bicara pada kepala sekolah soal ini tapi kepala sekolah sepertinya sedang tidak bisa berpihak padanya.

“Sudahlah, ikut saja. Bilang pada Shownu kalau kau tidak bisa berenang. Pelajaran ini benar-benar tidak bisa kau hindari. Kalau kau tidak mendapat nilai di mata pelajaran ini, kau harus mengulang lagi tahun depan. Mau menjadi Min Yoonji terus?”

Jadi mau tak mau Yoonji pun ikut jam olahraga hari itu.

Untung seragam olahraga di SMA Bangtan dilengkapi dengan jaket, jadi dia pun tidak perlu pusing-pusing memikirkan bagaimana caranya menutupi otot-otot di tangannya.

Penilaian olahraga dibagi dalam dua kelompok. Yaitu kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Yoonji terpaksa masuk ke kelompok perempuan. Dia memutar bola matanya melihat Sena yang merangkul lengannya sambil tersenyum.

Penilaian pertama adalah sepak bola. Penilaiannya dihitung dari seberapa baiknya para siswa menggiring bola dalam mode zig zag.

Ah … bagi Yoonji, itu kecil.

Dialah satu-satunya siswa dari kelompok perempuan yang melakukannya dengan baik. Nilai sempurna. Menempati posisi kedua di bawah Jeon Jungkook.

Lalu penilaian kedua, bulu tangkis, Yoonji juga memimpin dalam kelompoknya. Menjadi nomor dua lagi di bawah Jungkook.

Penilaian ketiga, voli, Jungkook menempati posisi nomor 1 untuk laki-laki, dan Yoonji menempati posisi nomor 1 untuk perempuan.

Posisi itu tidak pernah digantikan dengan siapa pun lagi, bahkan dalam cabang basket dan tenis.

Istirahat sejenak sebelum berlanjut ke penilaian yang lain, Sena pun menghampiri Yoonji sambil membawa sebotol air dingin.

“Ini hadiah untuk MVP kelompok wanita.”

Yoonji menerimanya tanpa banyak bicara dan meneguknya sampai habis setengah.

Sena pun duduk di sampingnya. Memandang Yoonji yang sedang penuh dengan keringat. “Yeppeuda….”

“Jadi sekarang bukan Min Cabe lagi?”

Gadis itu mengerucutkan bibir. Lalu memukul bahu Yoonji. “Tidak lucu.”

Tak lama kemudian Jungkook datang. Dia membawa dua handuk kecil. Satu ada di bahunya, satu lagi ada di tangannya dan sedang diulurkan tepat di depan Yoonji.

Yoonji mengerutkan dahi. “Apa ini?”

“Kau tidak lihat? Itu handuk.”

Déjà vu. Yoonji melirik gadis di sebelahnya sekilas yang sedang berdehem dan pura-pura melihat yang lain, lalu kembali menatap laki-laki di depannya. “Aku juga tahu kalau itu handuk. Tapi apa maksudnya?”

“Ambil.”

Tidak seperti apa yang diperintahnya, Jungkook tiba-tiba saja melempar handuk putih itu sampai mengenai wajah Yoonji.

Sena membungkam mulutnya yang nyaris saja tertawa keras.

Yoonji sendiri mendesis.

Sementara Jungkook sudah pergi entah kemana.

“HAHAHAHAHA!”

Yoonji menoleh sambil melotot. “Hei tertawamu. Tidak lucu.”

Tapi Sena masih saja tertawa keras, dan sekarang sambil memukul-mukul lengan Yoonji.

Pria yang terjebak dalam dandanan gadis remaja itu mendengus kesal. Saking kesalnya, ia pun memasukkan handuk itu ke mulut Sena.

“BUWAHAHAHAHA!”

Giliran dia yang tertawa bahagia.

Sena mengeluarkan handuk itu dari mulutnya dan kembali memukul-mukul Yoonji.

Mereka tidak tahu kalau tingkah mereka itu membuat iri siswa-siswi yang lain. Terlebih tiga kawan berisik Sena dan lima penggemar berat Yoonji.

“Aduh! Aduh! Pasti Yoonji kesakitan.” Hoseok seolah bisa merasakan bagaimana sakitnya Yoonji yang dipukuli dengan ganasnya oleh Sena. Dia hanya tidak tahu saja kalau pukulan itu bagi Yoonji bukanlah masalah besar.

“Sekarang kenapa Sena jadi rukun sekali dengan dia?” celetuk Jenny yang sedang menyesap bubble tea-nya.

“Aku baru menyadari kalau Yoonji punya senyum yang secantik itu.” Taehyung menopang dagunya di atas paha. Menatap lurus pada Yoonji yang masih tertawa-tawa bersama Sena.

“Padahal dulunya dia dekat-dekat saja tidak mau,” sahut Irene.

“Senyumnya mirip sekali seperti senyumnya Agust D hyung. Tidak salah aku menyukainya. Akh … my heart….” Seokjin mendekap dada kirinya yang mendadak sakit setelah bicara begitu. Senyum Yoonji bagaikan peluru yang menembus jantungnya.

Lisa memutar bola mata. “Ituuu saja yang ada di pikiran kalian. Dasar namja.”

Seokjin yang merasa, reflek menoleh. Mengerutkan dahi kesal. “Hei, ini masih jauh lebih baik ya dari kalian. Masih baik aku yang memuji daripada kalian yang iri pada mereka.”

“Jangan asal bicara ya. Siapa juga yang iri pada mereka?” sahut Lisa yang juga sama kesalnya.

“Jelas-jelas kalian bicara begitu tadi!”

“Sok tahu! Kau ini tidak tahu soal wanita, jadi diam saja!”

“Siapa bilang aku tidak tahu, huh?! Kau itu yang sok tahu! Semua wanita di dunia ini sama saja. Di mana-mana bergosip, apa-apa iri. Mau apa kau, huh? Jelas-jelas kau menggosipkan mereka.”

“Daripada laki-laki yang hanya memuji orang yang disukainya saja! Kalian itu mesum!”

Mwo?! Mesum?! Yaa! Jangan bicara sembarangan ya! Kau menantangku?!”

“Ya! Kau ini mesum! MESUM KUADRAT! Memangnya aku takut, huh? Sini kau!”

Keributan pun terjadi.

Sisi laki-laki yang sedang berusaha menahan Seokjin. Dan sisi perempuan yang sedang berusaha menahan Lisa.

Sementara Sena dan Yoonji asyik menonton.

“PRIIIIIT!!”

Keributan pun berakhir setelah terdengar bunyi peluit panjang dari Shownu seonsaengnim.

“Apa-apaan ini?! Baru ditinggal sebentar sudah membuat keributan. Sekarang semuanya keliling lapangan 20 kali.”

Ssaem! Itu tidak adil!” Jenny tiba-tiba memekik.

“Yang memulai itu Seokjin dan Lisa. Kami hanya melerai mereka,” sahut Taehyung.

“Ya, Taehyung benar, Ssaem. Kami tidak ikut-ikutan,” timpal Irene.

“Harusnya mereka berdua saja yang dapat hukumannya,” tambah Namjoon yang dapat pelototan dari Seokjin.

Shownu seonsaengnim menggeleng. Semua tindakannya selalu bersifat final. “Tidak ada tapi-tapian, sekarang juga kalian lari keliling lapangan.”

SSAEM!!

“SEKARANG!”

Akhirnya dengan tubuh lesu, 30 siswa kelas 3-1 pun mulai berlarian mengelilingi lapangan. Jungkook memimpin. Sementara Lisa dan Seokjin masih sibuk berdebat sendiri di barisan tengah. Lalu di barisan paling belakang ada Yoonji bersama Sena.

Penilaian tolak peluru, lompat tinggi dan lari jarak pendek sudah selesai. Jungkook lagi-lagi memimpin dalam cabang tolak peluru dan lari jarak pendek. Sementara lompat tinggi dimenangkan oleh Jimin. Di kelompok perempuan sendiri, Yoonji tak terkalahkan.

Dan kini tersisalah renang dan senam lantai.

Senam lantai harus berpasang-pasangan. Penilaiannya meliputi sit up, push up, dan back up untuk kelompok perempuan. Sementara yang laki-laki ditambah dengan headstand, handstand, gerakan meroda dan loncat harimau.

Pasangan bebas memilih. Dan Sena langsung menggandeng tangan Yoonji sebelum yang lain merebutnya.

“Siapkan ponsel kalian untuk menghitung waktunya. Jangan lupa dicatat berapa skor yang berhasil didapat teman kalian. Saya tidak bisa menemani kalian karena kepala sekolah meminta saya untuk datang ke kantornya setelah ini. Tidak masalah ‘kan melakukannya sendiri?”

Anak-anak kelas 3-1 serentak mengangguk.

“Ya sudah. Sekarang silahkan dimulai.”

Yoonji pun langsung menarik tangan Sena menuju spot paling ujung, jauh dari yang lain.

“Kau duluan,” suruh Yoonji setelah dia melepaskan cekalannya dari tangan Sena. Lalu satu tangannya menengadah. “Kemarikan ponselmu.”

Dengan wajah cemberut karena harus duluan, Sena pun menyerahkan ponselnya ke tangan Yoonji.

Yoonji mendengus geli melihat wallpaper di ponsel gadis itu. “Wajahmu jelek sekali, jinjja. Lihat pipimu yang besar itu … astaga. Kau itu benar-benar versi manusia dari babi.”

Yoonji mengaduh kesakitan ketika Sena menendang tulang keringnya.

“Berani bicara begitu lagi, akan kubocorkan rahasiamu.”

Yoonji berdecak. “Arasseo. Sekarang berbaring.”

Sena berbaring, sementara Yoonji duduk sambil memeluk kaki Sena yang tertekuk. Begitu stopwatch berjalan, Sena pun langsung melakukan sit up. Setiap kali dia berusaha mengangkat tubuhnya, Yoonji pasti tertawa. Terlalu sering makan-makanan tak sehat di malam harilah penyebab kenapa Sena kesulitan mengangkat tubuhnya. Perutnya terlalu besar. Pipi gadis itu sampai memerah. Dia mengambil kesempatan memukul Yoonji yang sudah dengan seenak jidat menertawainya.

“Aaa geumanhae!”

Bukannya diam, Yoonji justru langsung terbaring sambil melanjutkan tawanya.

Sena tak mengerti.

Memang apanya yang lucu?

Dia menggambar garis miring di dahinya saat yang lain menatapnya minta jawaban.

Skornya hanya 17. Terlalu sedikit untuk ukuran sit up dalam satu menit.

Sekarang giliran Yoonji yang melakukan sit up.

“Akan kutunjukkan bagaimana cara sit up yang benar, babi.”

“Terserah. Terserah kau saja! Cepat lakukan!” ketus Sena sambil memulai hitungan di stopwatch.

Hup! Hup! Hup!

Yoonji melakukannya dengan sangat baik. Sena sampai terpana tak percaya. Baru beberapa detik berlalu Yoonji sudah dapat 17 saja. Dan masih akan bertambah sampai 60 detik itu terlewati.

Tahu-tahu Seokjin sudah ada di dekat mereka, melipat kedua tangan di dada, mengamati.

Sena meliriknya sekilas. “Mencari siapa? Empatpuluh empat! Empatpuluh lima! Empat puluh enam!”

“Tidak. Aku hanya ingin melihat Yoonji-ku saja.”

Yoonji memutar bola mata.

“Kemana –limapuluh dua! Pasanganmu itu? Limapuluh tiga! Limapuluh empat!”

“Dia ke toilet. Sakit perut katanya. Woah … Yoonji-a, kau ini robot atau apa, huh? Aku saja hanya dapat limapu—”

Tenggorokkan Seokjin mendadak tercekat, Sena berhenti menghitung. Kedua-duanya membeku. Yoonji yang masih melakukan sit up itu langsung berhenti setelah Sena tak kunjung menghitung. Dia mengerutkan dahi sambil menatap mereka berdua secara bergantian.

“Hei? Ada apa huh?”

Seokjin mengangkat tangan, menunjuknya.

Ia menunjuk dirinya sendiri. “Aku? Aku kenapa?”

O-o-oppa….”

TBC

Happy Birthday Min Yoongi >< Moga makin tua :v makin mungil :v makin ngeselin :v makin bikin benci :v Aku sayang kmu >< Makasih loh ya udah hidup sampe detik ini :”) Tunggu aku lima tahun lagi mas :v 

25 responses to “Hello School Girl [Chapter 23] ~ohnajla

  1. First kah?

    Aku nungguim loh dari jam 9 heheheh…

    Omo! Omo omo omo!

    Apa itu apa? Jin lihat apa? Ketahuan kah? Yoongi ketahuan? Sena keceplosan bilang oppa lagi. Siapa aja yang lihat?
    Aishhh yoongi keasyikan sih senamnya…

    Jadi……….. ketahuan kah? Cepet besok malam kek… Huhuuuuu

  2. Apa yoonji kenapa? Wig nya lepaskah? Yaaaa cepet next yaa,ketauan kah? Soalnya sena langsung bilang oppa next ya

  3. wahh mau kebongkar yaa?? koq kaget gitu sihh??
    penasaran thorr jan lamayaa kepo niehh, – hehe

  4. yoonji ngehindarin jam olahraga karna gamau ketauan dia cowo kan? aku juga sama kalo ada jam pelajaran olahraga males banget bukan apa2 ya karena gasuka aja males gitu hhh itu kenapa seokjin? dia liat apa?? aku ga mudenggg :v

  5. Pingback: Hello School Girl [Chapter 33] ~ohnajla | SAY KOREAN FANFICTION·

  6. huaalah apa kenapa bikin tegang aja, dan aku ketawa gak jelas ini antara tegang dan ngebayangin kenapa sena sama seokjin kaget, penasaran….

Leave a reply to Sasazzi Cancel reply